Selasa, 08 Oktober 2024

KONSEP TEORI KEPERAWATAN

TEORI KEPERAWATAN

 

A.  DEFENISI

Definisi dari teori menekankan adanya variasi dibeberapa aspek yang konsisten terhadap general ide teori dalam praktik keperawatan, pendidikan, administrasi atau penelitian. Berikut beberapa definisi teori keperawatan menurut pakar:

1.   Teori merupakan suatu konsep yang tersusun secara sistematik berdasarkan fenomena yang bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan atau mengontrol fenomena (Chinn& Jacobs 1987 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015).

2.   Teori merupakan suatu gagasan atau ide yang kreatif dan teliti yang tersusun dari suatu fenomena yang bersifat tentatif, bertujuan, dan sistematik (Chinn &Kramer, 2004 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015).

3.   Teori keperawatan merupakan kumpulan beberapa konsep yang didasarkan oleh beberapa aspek kenyataan yang berkaitan dengan keperawatan. Konsep ini bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan menentukan tindakan asuhan keperawatan (Meleis, 1997 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015).

4.   Teori keperawatan suatu gagasan koheren yang bersifat induktif atau deduktif, kreatif yang berfokus pada fenomena keperawatan, memberi arti, dan membantu untuk menjelaskan aspek keperawatan dan praktiknya secara spesifik dan selektif (Silvia,1997 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015).

5.   Teori merupakan suatu kelompok gambaran pengetahuan, idea, dan pengalaman yang dilakukan secara simbolik atau jelas untuk menjelaskan suatu fenomena yang terjadi (Watson, 1985 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015). Teori merupakan suatu kreasi hubungan antara konsep yang membentuk fenomena yang spesifik. Teori digunakan untuk menjelaskan sesuatu atau memprediksi, dan konsep yang ditawarkan mampu untuk dijelaskan sehingga dapat diuji melalui sebuah penelitian. Kategori teori keperawatan dibagi menjadi tiga yaitu grand theory, middle range theory, dan practice theory. Grand theory digunakan untuk memberikan acuan kerangka kerja struktural dan ide yang abstrak. Middle range theory digunakan untuk praktik keperawatan dan menjelaskan tentang fenomena yang terjadi dalam praktik keperawatan dan populasi yang lebih spesifik. Practice theory digunakan untuk mengorientasikan suatu tindakan yang nyata dengan berfokus pada praktik klinis yang terbata pada populasi tertentu dan situasi (Jackson, 2015)

Teori keperawatan merupakan suatu gagasan atau ide yang menjelaskan tentang pengalaman, hasil observasi, menggambarkan hubungan dan hasil. Teori keperawatan sangat penting bagi ilmu keperawatan karena menjadi cerminan keprofesionalan suatu disiplin ilmu. Teori keperawatan merupakan sebuah rancangan yang diciptakan untuk memantau perkembangan ilmu pengetahuan, dan menjelaskan fenomena yang terjadi di keperawatan kedalam level yang lebih spesifik. Teori keperawatan digunakan untuk mendukung praktek keperawatan, membantu dalam membuat keputusan tentang apa yang diketahui dan apa yang dibutuhkan (Lee, 2014).

 

B.   KARAKTERISTIK TEORI KEPERAWATAN

Teori keperawatan adalah serangkaian pernyataan tentang fenomena yang saling terkait yang amat berguna untuk menyebutkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan. Teori keperawatan yang berkembang dan berasal dari aspek-aspek dan berbagai dimensi kemanusiaan telah dibuktikan banyak menimbulkan dampak terhadap praktek keperawatan, dimana teori menghasilkan suatu situasi yang diharapkan. Sebaliknya, situasi yang dihasilkan oleh suatu teori dapat menolong seorang ilmuwan untuk menyusun, menguji, merevisi atau menghaluskan serta menggunakan teori keperawatan.

Kegiatan praktek keperawatan bertujuan untuk memperbaiki dan lebih meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan seorang klien. Kegiatan ini seyogyanya berlandaskan teori dan hasil riset, karena melalui hasil uji suatu hipotesa maka kegiatan dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah. Model konseptual dan teori keperawatan harus diawali dengan penjelasan karakteristik dari masingmasing model konseptual dan teori. Model konseptual termasuk asumsinya merupakan landasan untuk mengembangkan sebuah teori, dimana ditekankan tentang konsep-konsep, definisi, dan proposisi dari teori tersebut.

Bagaimana halnya dengan karakteristik dari teori keperawatan yang dipakai sampai sekarang ini? Beberapa ahli menyebutkan tentang batasan karakteristik dari ilmu keperawatan. Menurut Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik dasar teori keperawatan:

1.   Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan.

2.   Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis.

3.   Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek keperawatan.

4.   Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.

5.   Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan.

 

C.   KOMPONEN TEORI KEPERAWATAN

1.   FENOMENA

Fenomena adalah suatu fakta atau peristiwa yang dapat diamati dan merupakan aspek-aspek yang dapat dirasakan atau dialami. Dalam keperawatan, fenomena merefleksikan praktik keperawatan karena teori keperawatan berfokus pada asuhan keperawatan. Contoh fenomena keperawatan; pelayanan keperawatan, interaksi sosial, dan respons klien terhadap tekanan.

2.   KONSEP

Konsep merupakan rancangan atau ide yang sederhana atau kompleks dan berhubungan dengan objek atau kejadian yang berasal dari pengalaman nyata individu. Konsep juga membantu untuk menjelaskan fenomena. Konsep berisi formulasi tentang obyek atau kejadian yang dapat diamati atau dirasakan. Karena konsep itu abstrak, maka harus dijabarkan dalam bentuk variabel. Variabel merupakan konsep yang bisa diukur atau dianalisis. Contoh: Konsep-konsep dalam teori pencapaian tujuan King: Interaksi, Persepsi, Komunikasi, Transaksi, Peran, Stress, Tumbuh kembang, Waktu dan ruang

3.   ASUMSI

Asumsi merupakan pernyataan yang menjelaskan sifat konsep, definisi, tujuan, hubungan, dan struktur teori. Asumsi merupakan suatu kenyataan, diterima sebagai suatu kebenaran. Contoh: King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya, meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.

4.   DEFENISI

Definisi berhubungan dengan arti umum konsep. Definisi menggambarkan aktivitas penting untuk mengukur konsep, hubungan, atau variable dalam sebuah teori. Contoh King memperkenalkan suatu model konseptual yang terdiri atas tiga sistem yang saling berinteraksi. Model keperawatan menurut King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis yaitu personal, interpersonal, dan sosial.

 

D.  KOMPONEN DALAM PARADIGMA KEPERAWATAN

Dalam keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori-teori keperawatan atau paradigma keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi:

1.   Manusia

Konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif, personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.

2.   Keperawatan

Komponen keperawatan merupakan suatu komponen yang berarti bentuk layanan kesehatan profesional yang saat ini disebut sebagai seni dan ilmu yang mencakup berbagai aktivitas, konsep, dan keterampilan yang berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu lain.

Keperawatan memiliki fungsi yang unik, yaitu membantu individu, baik sehat maupun sakit. Fungsi ini ditampilkan dengan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan penyakit, dan membantu klien mendapatkan kematian yang damai. Hal ini dilakukan untuk membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.

3.   Lingkungan

Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan

4.   Kesehatan

Paradigma sehat merupakan cara pandang dan juga pola pikir yang dimiliki seseorang mengenai kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara dinamis dan lintas sektoral.

 

E.   JENIS DAN TINGKATAN TEORI

Berdasarkan generalisasi isi teori dibedakan menjadi empat tingkatan atau jenis yaitu metatheory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Metatheory merupakan teori yang berisikan kumpulan teori, untuk mengidentifikasi fenomena yang terjadi melalui konsep teori yang abstrak. Grand theorymerupakan teori yang digunakan untuk memberikan acuan kerangka kerja struktural yang abstrak, ide, prinsip utama disiplin ilmu yang bisa diidentifikasi.Middle range theory merupakan teori yang digunakan untuk praktik keperawatan dan menjelaskan tentang fenomena yang terjadi dalam praktik keperawatan dan populasi yang lebih spesifik. Teori middle range theory berisikan teori yang lebih ringkas, mudah dipahami dan digunakan untuk menganalisis situasi tertentu dengan jumlah variable yang terbatas. Practice theory digunakan untuk mengeksplorasi dan mengorientasikan suatu tindakkan yang nyata dengan berfokus pada praktik klinis yang terbatas pada populasi tertentu dan situasi ((Jackson, 2015; Lee, 2014).

1.   Philosophical Theory / Metatheory

Filosofi bersifat abstrak yang menunjukkan keyakinan dasar disiplin keperawatan dalam memandang manusia sebagai makhluk biologis dan respon manusia dalam keadaan sehat dan sakit, serta berfokus kepada respons mereka terhadap suatu situasi. Filosofi belum dapat diaplikasikan langsung dalam praktik keperawatan, sehingga perlu dijabarkan dan dibuat dalam bentuk yang lebih konkrit (less abstrak) yang dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk paradigma keperawatan. Filosofi adalah teoritis beberapa kegiatan yang menunjukkan satu atau lebih konsep-konsep metaparadigma (manusia, lingkungan, sehat, dan keperawatan) dan sebuah filosofi ilmiah. Filosofi dapat dikatakan sebagai metatheory yaitu tingkatan yang paling abstrak dari semua level teori.

Metatheory memiliki karakteristik yaitu untuk memprediksi, menjelaskan, memahami tentang fenomena keperawatan melalui proses analisa, menjelaskan alasan, dan pendapat-pendapat logis. Selain itu, metatheory memiliki karakteristik sebagai pandangan awal/asumsi dasar tentang pengembangan pengetahuan dengan memberikan panduan atau membentuk dasar dari pengembangan tersebut. Fungsi metatheory adalah ringkasan pemikiran, misi sosial suatu disiplin ilmu (Lestari et al., 2018). Teori ini juga digunakan untuk menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dengan cara :

a.    Mengidentifikasi mengenai tujuan dan macam teori yang diperlukan dalam keperawatan

b.    Mengembangkan dan menganalisa metode yang digunakan dalam teori keperawatan

c.    Menentukan kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi teori keperawatan yang ada

Metatheory adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta” yang berarti perubahan pada posisi, yakni pada level tertinggi atau “melebihi” dan merujuk pada body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran. Metatheory memberikan panduan bagaiman cara menggeneralisasi, menggunakan dan menguji teori, tapi tidak bisa diberlakukan terhadap dirinya sendiri (McKenna, 2006). Melalui studi, penalaran, dan argumentasi logis, filsafat keperawatan menetapkan makna fenomena keperawatan. Pengetahuan keperawatan menjadi berorientasi (disiplin) dengan filosofi, yang berfungsi sebagai landasan pemahaman akademik, profesional, dan teoritis (Wijaya et al., 2022).

2.   Grand Theory

Grand theory merupakan merupakan teori yang cakupannya lebih luas dan kompleks, dari pada filosofi yang terdiri dari kerangka kerja konseptual global yang mendefinisikan perspektif praktek keperawatan dan melibatkan perbedaan cara dalam melihatmfenomena keperawatan, memuat konsep yang menggabungkan teoriteori dengan cakupan lebih kecil (Alligood, 2014). Grand Nursing Theory didalamnya memuat konsep-konsep sumatif yang menggabungkan teori-teori dengan cakupan lebih kecil (Alligood, 2017).

Jika dilihat dari definisinya dapat disimpulkan bahwa grand teori merupakan turunan dari filosofi teori. Salah satu contoh yang dapat dianalisa yaitu teori dari Martha E. Rogers. Beliau menyatakan bahwa manusia merupakan suatu bentuk energy yang bergerak dan terintegrasi dengan lingkungan. Hal tersebut jika ditelaah lebih lanjut merupakan hasil penjabaran dari teori Florence Nightingale. Florence menjelaskan dalam teorinya bahwa lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan semua organisme yang dapat berpengaruh juga pada kemampuan mencegah, menekan terjadinya penyakit atau kematian. Florence yang menjelaskan bahwa lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan, oleh Martha E. Rogers diturunkan dengan menjabarkan bahwa manusia terintegrasi dengan lingkungan yang artinya manusia juga berpengaruh terhadap lingkungan (Zborowsky, 2014).

3.   Middle Range Theory

Middle Range Theory merupakan pengembangan ketiga dari suatu teori keperawatan. Middle Range Theory merupakan serangkaian konsep yang berhubungan dengan fokus pada dimensi terbatas pada realitas keperawatan dan dapat digambarkan dalam suatu model. Sehingga Middle Range Theory dapat menggambarkan sebuah fenomena, memprediksi dampak dari suatu fenomena lain, dan dapat digunakan untuk mengontrol dimensi yang terbatas dalam keperawatan. Middle Range Theory memiliki kriteria, lingkup, tingkat abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara luas.

Middle Range Theory relatif baru dalam ilmu keperawatan dan teori ini berguna untuk praktik dan penelitian keperawatan. Peran utama Middle Range Theory adalah mendefiniskan atau menghaluskan substansi ilmu dan praktik keperawatan. Hal tersebut sangat penting bagi perawat praktisioner dan perawat pendidik yang secara terus menerus membangun pengetahuan untuk disiplin keperawatan.

Middle Range Theory juga merupakan turunan dari grand theory atau teori-teorI lain diluar disiplin ilmu keperawatan. Contohnya adalah teori yang dikembangkan oleh Ramona T. Mercer, yang mengembangkan teori tentang pencapaian maternal yang merupakan interaksi antara ibu dan anaknya. Hal tersebut lebih condong kearah perilaku yang merupakan turunan atau perkembangan dari salah teori dari tokoh grand teory yaitu Dorothy E. Jhonson yang mengembangkan model system perilaku, meskipun dengan memodifikasinya dengan dengan teory dari disiplin ilmu lain seperti teori psikologi (teori perkembangan dan teori peran). Disampingitu Merecer juga mengadaptasi dari teori psikologi (teori peran & teori perkembangan) (Alligood, 2014).

4.   Practice Theory

Tingkatan teori yang paling akhir pada level teori adalah Practice Theory yang digunakan dalam proses keperawatan pada pasien. Practice Theory merupakan tingkatan teori yang tidak formal dan bersifat sementara dibandingkan dengan tingkatan teori lainnya dan sangat terbatas dalam hal waktu serta lingkup aplikasinya (Higgins & Moore, 2004). Ada beberapa karakteristik yang mencirikan Practice Theory, yaitu :

a.    Digunakan untuk intervensi keperawatan psikomotor atau aspek komunikasi seperti konseling dan edukasi

b.    Berasal dari grand atau middle theory atau berasal dari beberapa penelitian yang mendeskripsikan, menjelaskan, dan menentukan intervensi keperawatan

c.    Mengkombinasikan beberapa prinsip dan arahan untuk digunakan dalam praktik dan sering kali berperan dalam pengujian sebuah teori.

Wald dan Leonard (1964) merupakan tokoh pertama yang memperkenalkan dan mengemukakan practice theories sebagai teori yang memandu tindakan keperawatan. Mereka mengatakan bahwa teori harus berasal dari praktik, digunakan dan ditujikan didalam praktik, serta memiliki causal hypotheses. Artinya, melalui practice theory, perawat memiliki kemampuan untuk mengetahui apa yang akan terjadi atas tindakan yang dilakukan, sehingga perawat akan lebih jauh dari tindakan yang hanya mampu menjelaskan atau memprediksi fenomena. Oleh sebab itu, practice theory merupakan teori yang mengatur intervensi klinik dari praktik keperawatan (McKenna, 2006; Wijaya et al., 2022). Hal tersebut di atas selaras dengan pendapat (McEwan & Wills, 2021) yang menyatakan bahwa sumber utama practice theory berasal dari pengalaman praktik keperawatan, yang didapatkan melalui wawancara maupun melalui hasil penelitian terkait masalah keperawatan. Akan tetapi level teori ini biasanya terbatas pada populasi maupun area praktik keperawatan tertentu dan sering memakai pengetahuan dari disiplin lainnya.

F. PERKEMBANGAN TEORI KEPERAWATAN





Minggu, 24 September 2023

LINGKUP MASALAH PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN

LINGKUP MASALAH PENELITIAN ILMU KEPERAWATAN

 

Beberapa contoh lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan yaitu meliputi contoh berikut:

A.  ILMU KEPERAWATAN DASAR DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

Fokus masalah penelitian ilmu keperawatan dasar adalah

1.       Lingkup Masalah Penelitian Pengembangan Konsep dan Teori keperawatan

Masalah penelitian difokuskan pada kajian teori-teori yang sudah ada dalam upaya meyakinkan masyarakat bahwa keperawatan adalah suatu ilmu yang berbeda dari ilmu profesi kesehatan lain serta kesesuaian penerapan ilmu tersebut dalam bidang keperawatan. Konsep dan teori keperawatan yang diteliti dan dikembangkan bersumber pada

a.        Teori adaptasi dari S.C. Roy

b.       Teori kesehatan lingkungan dari Florence Nightingale

c.        Teori hubungan antarmanusia dari HE. Peplau

d.       Teori l4 kebutuhan dasar manusia dari V. Henderson dan 21 masalah kebutuban manusia dari EG. Abdellah

e.        Teori hubungan antara care, core, dan cure' dari L. Hall

f.        Teori defisit perawatan diri dariD.E. Orem

g.       Teori-model sistem perilaku dari D.E. Johnson

h.       Teori hubungan dinamis antara perawat dan keluarga

i.         Teori keperawatan klinik, suatu seni membantu dari E. Wiedenbach

j.         Teori intervensi keperawatan pada respons adaptasi dan penyakit dari M.E. Levine

k.       Teori model sistem terbuka dari I.M. King

l.         Teori prinsip homeodynamics' dari M. E. Rogers

m.     Teori konsep model untuk praktik keperawatan dari B. Neuman

n.       Teori filosofi dan ilmu dalam keperawatan dari J. Watson

o.       Teori cultural shock diversity dari M. Lininger

2.       Lingkup Masalah Penelitian Kebutuhan Dasar Manusia Lingkup masalah penelitian tentang kebutuhan dasar manusia meliputi identifikasi sebab dan upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang meliputi:

a.        Oksigenasi

b.       Nutrisi

c.        Cairan dan elektrolit

d.       Eliminasi

e.        Mobilisasi

f.        Istirahat dan tidur

g.       g Kenyamanan dan nyeri

h.       h. Keamanan dan keselamatan

a.        Psikososial -spiritual dan seksualitas.

3.       Lingkup Masalah Penelitian Pendidikan Keperawatan

a.        Perkembangan pengelolaan pendidikan keperawatan

b.       Penerapan dan pengembangan kurikulum

c.        Proses pembelajaran di kelas, laboratorium, dan klinik serta lapangan(komunitas)

d.       Sarana dan prasarana pendidikan

e.        Mahasiswa dan staf pengajar

f.        Metode pembelajaran

g.       Sistem evaluasi

4.       Lingkup Masalah Penelitian Manajemen Keperawatan

a.        Sistem pengelolaan pelayanan keperawatan

b.       Peran dan kinerja bidang keperawatan

c.        Peran dan kinerja komite keperawatan

d.       Peran dan kinerja perawat

e.        Model asuhan keperawatan profesional yang diterapkan

f.        Model sistem pencatatan dan pelaporan

g.       Administrast klien masuk rumah sakit

h.       Pengembangan nstrumen penilatan kualitas pelayanan keperawatan

i.         Pengembangan instrumen penilaian kepuasan klien

j.         Standar praktik keperawatan profesional

B.  ILMU KEPERAWATAN ANAK

Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan anak didasarkan pada filosofi keperawatan anak yang menekankan pada masalah biopsikososial anak akibat hospitalisasi dan peran keluarga dalam asuhan keperawatan anak. Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan anak meliputi:

1.       Stres akibat dampak hospitalisasi pada anak

2.       Penerapan konsep asuhan keperawatan anak dengan paradigma perawatan atraumatik

3.       Masalah deteksi dni tumbuh kembang (DDST) oleh petugas maupun orang tua.

a.        Mengkaji dan menilai tahap perkembangan pada bayi/anak menggunakan format DDST.

4.       Masalah stimulasi yang sesuai tahap tumbuh kembang bayi/anak

a.        Penilaian tumbuh kembang bayı/anak yang mengalami keterlambatan

b.       Intervensi stimulasi untuk mencapai tahap tumbuh kembang yang optimal

c.        Penyuluhan tentang cara menstimulasi bayi/analk kepada orang tua

5.       Masalah pengelolaan bermain sesuai tahap tumbuh kembang anak dan jenis penyakit pada anak yang dirawat di RS (peran petugas kesehatan/perawat dan orang tua) dalam mempercepat proses penyembuhan anak

a.        Menentukan jenis permainan sesuai tahap tumbuh kembang anak dan jenis penyakit

b.       Menyusun dan membuat rencana permainan

c.        Melaksanakan rencana permainan di setiap ruang perawatan anak

d.       Mengevaluasi tindakan bermain yang telah dilakukan pada bayi/anak

6.       Masalah pelaksanaan imunisasi

a.        Mengidentifikasi kebutuhan imunisasi sesuai kebutuhan yang berlaku

b.       Mengidentifikasi persepsi orang tua tentang imunisasi

c.        Memantau pennberian imunisasi pada bayi dan anak

d.       Memberi penyuluhan kepada orang tua tentang efek samping dan penanganan bayi/anak yang diimunisasi

e.        Memotivasi orang tua untuk memberikan imunisasi pada anaknya

7.       Masalah asuhan keperawatan pada bayi/anak dengan garngguan tumbuh kemnbang

a.        Melakukan pengkajian

b.       Menentukan diagnosis keperawatan

c.        Membuat rencana tindakan

d.       Mengevaluasi tindalkan

e.        Mampu mengkaji/mengidentifikasi tumbuh kembang bayi/anak

f.        Mampu menilai pertumbuhan bayi dan balita berdasarkan pedoman antropomnetri

g.       Mampu menerapkan konsep bermain pada klien

8.       Masalah pelaksanakan asuhan keperawatan pada klien bayi/anak yang dirawat di RS dengan gangguan sistem tubuh yang sering terjadi pada anak

a.        Gangguan sistem pernafasan (Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada tindakan) berikut ini:

1)      Pemberian posisi

2)      Membersihkan hidung

3)      Memberikan O,

4)      Resusitasi jantung paru

5)      Merawat anak dengan pemakaian ETT dan ventilator

6)      Menghisap lendir

7)      Memberikan nebulizer

8)      Drainase postural/fisioterapi dada

9)      Pengambilan AGD dan elektrolit

10)   Perawatan trakeostomi

11)   Perawatan anak dengan water sealed drainase (WSD)

b.       Gangguan sistem kardiovaskular (Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada tindakan) berikut ni:

1)      Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG)

2)      Mengukur intraventricular pressure (IVP)

3)      Mengukur tekanan vena sentral (CVP)

4)      Pemasangan infus

5)      Perawatan pra dan pascaoperasi

6)      Disease shock

c.        Gangguan sistem pencernaan (Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada tíndakan) berikut ini:

1)      Memelihara kebersihan mulut

2)      Pemasangan NGT

3)      Melakukan bilas lambung

4)      Pemberian makan lewat oral/NGT/parenteral

5)      Memberikan huknab/gliserin/barium enemalobat suppositoria

6)      Mengambil usapan rektum

7)      Mengukur lingkar albdomen

d.       Gangguan sistem hematologi dan onkologi (Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada tindakan) di bawah ini:

1)      Merawat klien untuk tindalkan transfusi

2)      Pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratoriun

3)      Mengambil darah untuk pemeriksaan gula darah

4)      Memberikan cairan melalui vena dengan jarum bersayap

5)      Menolong klien dengan perdarahan hidung dan gangguan pada sistem hematologi

6)      f Menolong klien bayi dengan perdarahan tali pusat

7)      Memberikan injeksi melalui intramuskular (IM)

8)      Memberikan injeksi melalui intravena (IV)

9)      Merawat anak yang mendapat tindakan bone marrow

10)   j: Penyuluhan kepada keluarga tentang perawatan anak yang menerima tindakan kemoterapi, radiasi

11)   Perawatan luka

e.        Gangguan sistem imunitas (Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada tindakan) di bawah ini:

1)      Melakukan uji kulit (skin test)

2)      Melakukan uji mantoux (mantoux test)

3)      Tes tuberkulin

f.        Gangguan sistem perkemihan (Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada tindakan) di bawah ini:

1)      Mengukur asupan dan keluaran

2)      Pemasangan kateter

3)      Mangambil urine untuk pemeriksaan melalui kateter

4)      Menyiapkan klien untuk tindakan pemeriksaan BNO/IVP

g.       Gangguan sistem endokrin dan metabolik (Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada tindakan) di bawah ini:

1)      Pemberian insulin

2)      Mengambil darah untuk pemeriksaan gula darah acak/post prandial

h.       Gangguan sistem persarafan (Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada tindakan) di bawah ini:

1)      Melakukan pemeriksaan neurologis

2)      Mengidentifikasi tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial

3)      Pemberian posisi untuk mengurangi peningkatan tekanan intrakranial

4)      Menyiapkan klien untuk tindakan lumbal fungsi

5)      Menyiapkan klien untuk tindakan EEG, CT scan

6)      Merawat anak dengan trepanasi

7)      Merawat anak dalam keadaan kejang

i.         Gangguan sistem persepsi sensori

1)      Melakukan perawatan hidung, mata, telinga

j.         Gangguan sistem integumen (Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada tindakan) di bawah ini:

1)      Melakukan perawatan luka

2)      Merawat bayi/anak dengan varisela

3)      Merawat bayilanak dengan morbili

4)      Merawat anak dengan infeksi jamur

k.       Masalah pelaksanakan MTBS (Manfaat, efektivitas tindakan, dan masalah-masalah lain pada tindakan) di bawah ini:

1)      Mengenal gejala awal penyakit yang mengancam kehidupan

2)      Klasifikasi penyakit

C.  ILMU KEPERAWATAN MATERNITAS

Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan maternitas difokuskan pada wanita pada pranatal, natal, pascalahir, dan gangguan reproduksi yang sering terjadi pada wanita.

1.       Lingkup masalah penelitian pada ibu hamil

a.        Pendidikan kesehatan dan tindakan pada ibu hamil

b.       Senam hamil

c.        Perawatan payudara

d.       Imunisasi tetanus pada ibu hamil

e.        Kegiatan sehari-hari

f.        Kebutuhan nutrisi dan pemeriksaan kehamilan

  1. Lingkup masalah penelitian ibu intrapartum (kala I-IV) dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (pengkajian-evaluasi):

a.        Pemenuhan kebutuhan psikososial ibu inpartum

b.       Peran perawat dalam memonitor kemajuan persalinan (partograf)

c.        Peran perawat dalam menolong persalinan normal minimal tiga orang

d.       Peran perawat pada perawatan bayi setelah lahir (menghisap lendir, perawatan tali pusat, menentukan apgar score, memandikan bayi, menimbang berat badan (BB) mengukur panjang badan (PB), lingkar kepala, serta lingkar dada bayi)

  1. Lingkup masalah penelitian keperawatan ibu pascapersalinan

a.        Perawatan vulva hygiene (W)

b.       Perawatan payudara (W)

c.        Peran perawatan pada pengelolaan perdarahan pascapersalinan

d.       Pendidikan kesehatan

1)      Senam nifas

2)      Cara menyusui yang benar

3)      Perawatan nifas sehari-hari

4)      Konseling KB dan pemberian kontrasepsi

  1. Lingkup masalah penelitian keperawatan ibu dengan gangguan kesehatan sistem reproduksi

a.        Faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan deteksi dini gangguan sistem reproduksi

b.       Peran perawat dalam pemeriksaan diagnostik (pemeriksaan pap smear)

c.        Memberikan pendidikan kesehatan

d.       Pengembangan model asuhan keperawatan pada ibu dengan gangguan sistem reproduksi

e.        Sindroma klimaktorium pada wanita menopause

f.        Dukungan sosial perawat dan keluarga pada tindakan pembedahan dan kemoterapi

D.  ILMU KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan medikal bedah difokuskan pada asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan. Topik masalah didasarkan pada gangguan sistem tubuh yang umum terjadi pada klien dewasa.

1.       Sistem kekebalan tubuh

a.        Pengaruh program latihan fisik secara teratur terhadap fungsi imunitas

b.       Pengaruh pemberian vitamin terhadap peningkatan populasi leukosit tertentu

c.        Hubungan antara berpikir positif dengan fungsi imunitas

d.       Tindakan pengurangan nyeri apakah yang paling efektif pada nyeri sendi

e.        Apakah ada perbedaan kebutuhan psikososial pada klien HIV pada berbagai stadium

f.        Keefektifan intervensi nonfarmakologi dalam mengurangi mual dan muntah pada klien kanker

2.       Sistem respirasi dan oksigenasi

a.        Pengaruh frekuensi perawatan trakeostomí terhadap rata-rata kejadían infeksi

b.       Frekuensi kejadian aspirasi pada klien kanker kepala leher

c.        Tindakan keperawatan apa yang paling efektif untuk mengurangi dispnea pada klien dengan gangguan pernapasan bawah

d.       Apakah metode pengukuran sesak dapat diterapkan pada klien kritis dan kronis

e.        Bagaimana keefektifan strategi khusus untuk mengurangí sesak seperti relaksasi, latihan, koping, strategi perawatan diri sendirí?

f.        Strategi apakah yang paling efektif untuk mengurangi sesak?

3.       Sistem kardiovaskuler

a.        Keefektifan persiapan kulít terhadap penermpatan elektroda untuk memperkecil artefak

b.       Pengaruh prosedur keperawatan tertentu terhadap disritrnía

c.        Keakuratan teknik pengukuran tekanan darah di berbagai letak

d.       Apakah ada perbedzan manifestasi penyakit koroner antara pria dan wanita

e.        Bagzimana faktor risiko penyakít arterí koroner pada klien dengan penyakit vaskular

f.        Cara yang terbaik apakah yang dapat membantu merubah kebiasaan gaya hidup

g.       klien untuk mencegah atau mengurangi risiko penyakit kardiovaskular

h.       Apakah metode terapi oksigen nasal atau masker lebih efektif untuk mempertahankan kedekuatan nilai PaO2

i.         Mengapa perdarahan lebih banyak terjadi pada wanita setelah terapi trombolitik

j.         Apakah terapi relaksasi lebih efektif daripada imajinasi terbimbing dalam pengendalian mual pada klien kemoterapi

k.       Apakah pendidikan meningkatkan ketaatan pada sejumlah klien dengan penyakit jantung

4.       Sistem persarafan

a.        Alat pengkajian neurologi apa yang paling sesuai untuk mengkaji neurologi secara cepat

b.       Intervensi keperawatan apakah yang paling baik untuk mencegah gelisah dan agitasi pada klien dengan penyakit Alzheimeri

c.        Efek frekuensi pengisapan pada klien trauma kepala terhadap peningkatan TIK

d.       Alat pengkajian apakah yang paling baik untuk deteksi dini penurunan kesadaran

e.        Kombinasi intervensi apa yang terbaik pada klien dengan nyeri akut setelah pembedahan

f.        Apakah sifat perawat menentukan intervensinya pada klien yang mengalami nyeri

g.       Intervensi keperawatan nonfarmakologi apa yang dapat membantu mengurangi nyeri dan kecemasan klien

h.       Intervensi keperawatan apa yang paling bermanfaat dalam mengurangi nyeri selama prosedur penggantian balutan

5.       Sistem perkemihan

a.        Apakah modifikasi pendidikan dan diet menghambat serangan gagal ginjal

b.       Perbedaan stresor psikologi dan stresor fisiologi pada klien hemodialisis dan dialisis peritoneal

c.        Metode koping apakah yang paling efektif atau yang lazim digunakan pada klien gagal ginjal/hemodialisis

6.       Sistem pencernaan

a.        Metode apakah yang efektif untuk mengurangi nyeri stomatitis

b.       Adakah peran pengelolaan stres dan pengobatan stomatitis

c.        Hubungan antara ketaatan diet, minum antasida, dan perubahan gaya hidup terhadap serangan tukak peptik

d.       Peran perawat dalam membantu penyesuaian klien terhadap ostomi (misalnya hubungan sosial, seksual)

e.        Pengaruh intervensi keperawatan klien hepatitis yang mengalami isolasi sosial

f.        Intervensi keperawatan apa yang paling baik untuk mengurangi gatal yang disertai ikterus

g.       Intervensi keperawatan apa yang paling baik untuk mencegah diare pada klien yang memperoleh tube feeding

7.       Sistem endokrin

a.        Keefektifan biaya pada pemberian terapi antitiroid dan pengobatan tetap iodin (1 131)

b.       Kondisi yang paling tepat untuk penyimpanan insulin

c.        Apakah penggunaan ulang spuit insulin mengontaminasi insulin dan apa efek metabolismenya

8.       Sistem sensori persepsi

a.        Adakah perbedaan mekanisme koping pada klien penurunan penglihatan akut dan kronis

b.       Apakah klien dengan penurunan penglihatan mengalami peningkatan risiko isolasi sosial selama hospitalisasi

c.        Pengetahuan klien tentang kerja obat yang memengaruhi pendengaran

9.       Sistem muskuloskeletal

Intervensi keperawatan apa yang paling sesuai pada klien dengan frustrasi dan depresi akibat imobilisasi dan hospitalisasi yang berkepanjangan

10.    Lanjut usia

a.        Teknik pengkajian spesifilk apakah yang merefleksikan status hidrasi pada klien lanjut usia

b.       Apakah pendekatan video pada penyuluhan penghitungan asupan natrium efektif pada populasi lanjut usia

E.  ILMU KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

1.       Lingkup masalah penelitian kegawatan sistem pernapasan

a.        Identifikasi tanda-tanda gawat napas

b.       Peran perawat pada tindakan terhadap klien gawat napas

c.        Pengembangan teknik fisioterapi dada

1)      Latihan napas

2)      Menepuk

3)      Melakukan vibrasi

4)      Posisi drainase

5)      Mengisap

6)      Nebulizing

2.       Lingkup masalah penelitian kegawatan sistem kardiovaskula

a.        Identifikasi indikator gawat jantung

b.       Peran perawat pada tindakan terhadap klien gawat jantung

3.       Lingkup masalah penelitian pada syok

4.       Lingkup masalah penelitian kegawatan sistem persarafan

a.        Peran perawat pada monitor peningkatan TIK

b.       Peran perawat pada tindakan gangguan sistem persarafan

5.       Lingkup masalah kegawatan pada sistem muskuloskeletal

Pengembangan model pananganan kegawatan gangguan sistem muskuloskeletal (fraktur; melakukan teknik pembidaian; melakukan teknik pembalutan; serta mengenal; menyiapkan dan melaksanakan prosedur pemasangan gips).

6.       Lingkup masalah penelitian kegawatan akibat intoksikasi

Pengembangan model tindakan asuhan keperawatan kegawatan akibat intoksikasi:

a.        Insektisida,

b.       NAPZA

c.        Makanan dan minuman,

d.       Obat-obatan,

e.        Kimia,

f.        Sengatan serangga, danolesnt

g.       Gigitan ular.

7.       Lingkup masalah penelitian kegawatan jiwa

a.        Peran perawat pada perawatan kegawatan psikiatri, seperti:

1)      Mengamuk

2)      Percobaan bunuh diri

3)      Depresi

b.       Menyiapkan, melakukan prosedur pengikatan

F.   ILMU KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan jiwa ditujukan pada seluruh komponen, meliputi klien, keluarga, dan masyarakat serta pengembangan model asuhan keperawatan kesehatan jiwa mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

1.       Lingkup masalah pada penerapan proses keperawatan

a.        Pengembangan teknik komunikasi terapeutik

b.       Pengembangan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga

c.        Pengembangan terapi modalitas keperawatan

d.       Peran perawat dalam memfasilitasi klien dan keluarga menggunakan fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan

e.        Peran perawat pada kolaborasi dalam penatalaksanaan pengobatan dengan memerhatikan prinsip (5B IW) serta mendeteksi dan menangani efek samping obat

2.       Lingkup masalah penelitian pada analisis proses interaksi (API)

a.        Penyusunan API

b.       Efektivitas penerapan API aab iestilasts

3.       Lingkup masalah penelitian pada kedaruratan psikiatri

a.        Gaduh Gelisah

1)      Masalah indikasi dan prinsip pengekangan fisik pada klien yang mengamuk

2)      Masalah pengekangan fisik yang benar

b.       Penelantaran Diri

1)  Masalah tingkat kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi pada klien yang mengalami masalah penelantaran diri

2)  Masalah pemenuhan kebutuhan dasar klien dengan penelantaran diri

c.        Bunuh Diri

1)  Masalah pelaksanaan pengkajian tingkat risiko bunuh diri pada klien menurut: (Hatton, Valente dan Rink,1977. IRS (Suicidal Intention Rating Scale)

2)  Masalah identifikasi kategori perilaku bunuh dirit ancaman bunuh diri, upaya bunuh diri, dan bunuh diri

3)  Masalah intervensi keperawatan pada klien dengan masalah risiko bunuh diri

4.       Lingkup masalah penelitian pada terapi keluarga

a.        Masalah pendidikan kesehatan pada keluarga berdasarkan kasus kelolaan (individu)

b.       Masalah pendidikan kesehatan pada keluarga (kelompok) mengenai peran keluarga dalam perawatan klien:

1)  Selama dirawat di rumah sakit

2)  Setelah klien pulang dari rumah salkitATA

3)  Selama klien cuti

4)  Masalah Penyuluhan Kesehatan Masyarakan Rumah Sakit (PKMRS) secara rutin disesuaikan dengan jadwal ruangan jiwa

5.       Lingkup masalah penelitian terapi lingkungan/manipulasi lingkungan

a.        Masalah kunjungan rumah pada klien kelolaan

b.       Masalah penyuluhan pada keluarga/masyarakat sekitar

6.       Lingkup masalah penelitian terapi modalitas

a.        Psikofarmaka

1)  Masalah penerapan asuhan prinsip 5 B IW dalam pemberian obat

2)  Masalah farmakokinetik dan farmakodinamik obat yang diberikan

3)  Masalah identifikasi dan menangani efek samping obat

b.       Terapi elektrokonvulsif (Elektroconvulsi therapy-ECT)

1)  Persiapan alat

2)  Persiapan klien dan pengaturan posisi

3)  Observasi masalah pada pasca ECT dan penanganannya

c.        Terapi okupasi

1)  Memfasilitasi dan mengoordinasikan klien dalam pelaksanaan terapi okupasi

2)  Kerja sama dengan terapis yang ada di ruangan

d.       Terapi aktivitas kelompok (TAK): merencanakan TAK, melaksanakan TAK, dan melaporkan hasil TAK

G. ILMU KEPERAWATAN KOMUNITAS

Lingkup masalah penelitian keperawatan komunitas adalah pengkajian tentang kondisi kesehatan dari suatu masyarakat, yang meliputi: pemeliharaan kesehatan di masyarakat, peran serta masyarakat dalam kesehatan, peningkatan kesehatan lingkungan, pendekatan multisektoral, dan pengembangan penggunaan teknologi tepat guna untuk masyarakat.

1.       Pengkajian tentang pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan kesehatannya melalui upaya pokok puskesmas yang ada di Indonesia.

2.       Pengkajian tentang pelayanan kesehatan di dalam dan luar gedung puskesmas.

3.       Identifikasi masalah kesehatan prioritas di wilayah kerja puskesmas.

4.       Menyusun rencana strategi untuk menghentikan kendala terhadap pencapaian

5.       program keschatan di puskesmas.

6.       Pendekatan peran serta masyarakat secara aktif.

7.       Masalah penerapan proses keperawatan di komunitas (pengkajian, diagnosis, perencanaan, dan evaluasi).

8.       ldentifikasi dan pemberdayaan sumber-sumber yang ada di masyarakat dalam konteks asuhan keperawatan komunitas.

9.       Penerapan model asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) kepada kelompok khusus yang ditemui di wilayah kerja asuhan keperawatan komunitas.

H. ILMU KEPERAWATAN KELUARGA

1.       Komunikasi terapeutik setiap berhubungan dengan keluarga.

2.       Identifikasi keluarga yang perlu mendapat asuhan keperawatan.

3.       Identifikasi kemampuan, kelemahan, kesempatan, dan bahaya yang dimiliki oleh keluarga binaannya.

4.       Penerapan proses keperawatan (pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi).

5.       Menyusun media dan strategi pendidikan kesehatan yang tepat bagi keluarga binaannya sesuai dengan masalah kesehatan.

6.       Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga binaannya sesuai dengan masalah kesehatan.

7.       & Mendayagunakan kemampuan keluarga sebagai upaya promotif dan preventif.

8.       Melakukan evaluasi terhadap hasil asuhan keperawatan keluarga yang telah dilakukan.

I.    ILMU KEPERAWATAN GERONTIK

1.       Identifikasi masalah-masalah kesehatan lansia di keluarga, komunitas, dan institusi layanan (depresi, ketergantungan, gangguan fisik, demensia, dl).

2.       Pengembangan model asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) kepada lansia sebagai individu yang tinggal dalam keluarga; panti/institusi pelayanan kesehatan.

3.       C. Pemanfaatan sumber-sumber yang ada di masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia.