SIMPLY SELLING
A.
DEFINISI
Simple selling adalah fondasi dari melakukan
penjualan dalam berbisnis. Jaya Setiabudi menjelaskan bahwa ia membagi ilmu
pemasaran menjadi 4 agar mudah dipahami untuk orang awam. Pertama, selling yang
berarti closing (push). Kedua, promotion yang berarti kampanye (pull). Ketiga,
positioning berarti strategi (slogan). Dan keempat branding yang mengarah pada
loyalitas.
1.
Belajar ilmu selling:
mendapatkan duit. Push strategy. Selling competition berdasarkan communication
skill.
2.
Promotion: mengkampanye produk, agar
banyak yang beli product
3.
Positioning: Strategi
(Slogan) memenangkan persaingan. Menang tanpa bersaing berarti monopoli. Harus
sesuai dengan produknya, kenyataan produk. Melihat apa yang dibutuhkan, berapa
lama, siapa yang dituju.
4.
Branding: Loyalitas,
mempertinggi value. Menaikkan dan menstabilkan harga. Apabila saat perang
harga, kita tidak kehilangan customer. contohnya pada fashion, customer selalu
follow trend.
B.
PENJUALAN
Menurut
Reeve, Warren, dan Durhac pengertian dari penjualan adalah sejumlah total yang
dikenakan kepada pelanggan untuk barang dagangan yang dijual, termasuk
penjualan tunai dan kredit. Penjualan bisa diartikan dengan proses pemenuhan
kebutuhan penjual dan pembeli baik secara tunai maupun kredit. Penjualan sudah
pasti merupakan bagian dari suatu bisnis. Baik itu penjualan barang maupun
jasa. Proses penjualan menjadi salah satu tolak ukur apakah bisnis bisa
berjalan lancar atau tidak. Jika penjualan memiliki angka yang tinggi, berarti
pelanggan banyak yang membutuhkan barang atau jasa yang dijual. Jika yang
terjadi adalah kebalikannya, berarti ada kesalahan terhadap produk atau mungkin
bisnis tidak menyasar target pasar yang tepat. Maka dari itu, penjualan juga
bisa menjadi tolak ukur untuk evaluasi bisnis. Karena dari penjualan bisa
diketahui data yang akurat tentang kondisi produk atau jasa terhadap pasar.
C.
TIPE PENJUAL
1.
ORDER
SEEKER: Dari sisi penjual: Focusnya Barang harus terjual, Lebih meminta waktu
untuk bertemu customer, sangat memaksa customer. Targetnya ‘Pokoknya harus
beli’. Hubungan antara penjual dan pembeli jangka pendek. Dari sisi customer:
Hanya membeli sekali, Tidak ingin bertemu lagi dengan penjual karena merasa
ilfeel pada penjual
2.
PROFESSIONAL: Dari sisi penjual: Fokusnya membangun relasi. Lebih mencari waktu yang
tepat untuk bertemu dengan customer. mencari cara bagaimana customer membeli.
Hubungan yang terjadi hanya jika diperlukan. Dari sisi customer: Membeli jika
hanya ditawarkan, masih mau ditemui pada saat yang tepat. Dapat
merekomendasikan penjual.
3.
CONSULTAN Dari sisi penjual: Fokusnya
adalah memuaskan pelanggan. Lebih dicari oleh customer. lebih mengutamakan
memberikan solusi. Hubungan yang terjadi ‘langgeng’ layaknya berteman. Dari
sisi customer: Memiliki rasa untuk mencari penjual. Merasa senang jika ditemui
penjual. Terjalin kepercayaan kepada penjual
D. MANFAAT DAN
TUJUAN PENJUALAN
Proses
penjualan adalah proses penting dalam semua bisnis. Alasan mengapa penjualan
adalah hal yang penting karena bisnis akan mendapatkan banyak manfaat dari
penjualan. Berikut ini adalah manfaat dari penjualan yang bisa didapat bisnis:
1.
Mendapatkan Laba Tertentu
Penjualan
bisa membantu perusahaan mendapatkan laba. Tentunya hal ini sangat bermanfaat
bagi bisnis. Laba bisa mendatangkan keuntungan yang tinggi untuk bisnis.
Sehingga bisnis bisa berkembang lebih pesat dan lancar. Dengan tingginya
laba yang didapat dari penjualan, tentunya bisnis akan mendapatkan keuntungan
dan juga biaya untuk operasional yang lain. Pengelolaan keuangan yang tepat
diperlukan agar laba dari penjualan bisa dialokasikan untuk pengembangan bisnis
dengan tepat.
2.
Mendapatkan Volume Penjualan
Volume
penjualan diperlukan bisnis untuk mencapai target penjualan yang telah
ditentukan. Target ini dibuat agar bisnis bisa terus beroperasi dengan adanya
pemasukan dana untuk setiap periode tertentu.
3.
Pertumbuhan Bisnis
Penjualan
yang tinggi akan memudahkan bisnis untuk berkembang dengan pesat. Semakin
tinggi angka penjualan berarti semakin tinggi pula laba dan keuntungan yang
didapat oleh perusahaan.
E.
FAKTOR
PENDORONG DAN PENGHAMBAT PENJUALAN
1. Faktor-Faktor Pendorong Keberhasilan
Penjualan
Keberhasilan
dalam kewirausahaan ditentukan oleh tiga faktor sebagai berikut :
a.
Kemampuan
dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapi banyak kemauan dan
orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak
akan menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan
dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang sukses. Kemauan saja tidak cukup
bila tidak dilengkapi dengan kemampuan.
b.
Tekad
yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat, tetapi
memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi
tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan pernah berhasil.
c.
Kesempatan
dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi tidak akan ada
peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan
mencari-cari atau menunggu peluang yang datang kepada kita.
David
C. Mc Clelland (1961:207) mengemukakan bahwa kewirausahaan ditentukan oleh
motif berprestasi, optimisme, sikap, nilai, dan status kewirausahaan atau
keberhasilan. Keberhasilan wirausaha ditentukan oleh perilaku kewirausahaan. Faktor
yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan terbagi menjadi faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal meliputi hak kepemilikan (property right),
kemampuan/kompetensi (ability/competency), dan insentif (incentive). Sedangkan
faktor eksternalnya meliputi lingkungan (environmental).
Peggy
Lambing dan Charles R. Kuehl (2000:63) mengemukakan tentang beberapa faktor
kunci untuk mengembangkan produk, yaitu mencakup hal-hal sebagai berikut :
a.
Lakukan
riset pasar secara memadai.
b.
Memuaskan
suatu kebutuhan.
c.
Memiliki
suatu keunggulan produk yang tinggi.
d.
Gunakanlah
harga dan kualitas yang tepat sejak pertama kali.
e.
Gunakanlah
saluran distribusi yang tepat.
2.
Faktor-Faktor
Penghambat penjualan
Menurut
Zimmerer (1996: 14-15) keberhasilan atau kegagalan berwirausaha sangat
bergantung pada kemampuan pribadi wirausahawan itu sendiri. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan wirausahawan gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu :
a.
Tidak
kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan
pengetahuan untuk mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat
perusahaan kurang berhasil.
b.
Kurang
berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha,
mengkoordinasikan, mengelola sumber daya manusia maupun mengintegrasikan
operasi perusahaan.
c.
Kurang
dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik,
faktor paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas, mengatur
pengeluaran dan pemasukan secara cermat. Kekeliruan dalam pemeliharaan aliran
kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan jalannya
perusahaan tidak lancar.
d.
Gagal
dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali
gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
e.
Lokasi
yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
f.
Kurangnya
pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan
efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan peralatan
(fasilitas) perusahaan secara tidak efesien dan tidak efektif.
g.
Sikap
yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap
usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan
sikap setengah hati, kemungkinan terjadinya gagal lebih bersih.
h.
Ketidakmampuan
dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausahawan yang kurang siap
menghadapi dan melakukan perubahan tidak akan menjadi wirausahawan yang
berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani
mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
BIAYA
A.
DEFINISI
Biaya adalah
suatu pengorbanan yang harus dilakukan untuk melaksanakan suatu proses produksi
yang dinyatakan dengan satuan uang sesuai harga pasar yang berlaku, baik yang
sudah terjadi ataupun yang akan terjadi. Namun, beberapa lainnya juga
mengatakan bahwa biaya adalah sebuah bentuk pengeluaran yang dilakukan oleh
suatu pihak, baik itu individu maupun perusahaan untuk mendapatkan manfaat
lebih dari tindakan tersebut. Secara mudah dalam proses perdagangan atau sebuah
transaksi, biaya merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan atau perorangan untuk membuat produk atau jasa. Itu semua menyangkut
hal yang memiliki nilai seperti biaya produksi, biaya perawatan dan sebagainya.
Karena itu, biaya ini akan dijadikan pertimbangan dalam menentukan harga jual
produk tersebut.
B. JENIS JENIS
BIAYA
Pada jenis
biaya ini sebenarnya terbagi menjadi 2 dimana jenis biaya berdasarkan tujuan
pengambilan keputusan dan jenis biaya berdasarkan perilaku. Sekarang kita bahas
terlebih dahulu berdasarkan tujuan pengambilan suatu keputusan yaitu:
1.
Biaya
Relevan (Relevant Cost)
Biaya relevan adalah suatu biaya yang terjadi
hanya saat suatu alternatif tindakan tertentu, namun tidak terjadi pada
alternatif tindakan lainnya. Biaya relevan akan mempengaruhi suatu pengambilan
keputusan, karenanya biaya relevan harus dipertimbangkan dalam pembuatan suatu
keputusan.
2.
Biaya Tidak
Relevan (Irrelevant Cost)
Sedangkan biaya tidak relevan merupakan suatu
biaya yang tidak berbeda diantara alternatif tindakan yang ada. Biaya tidak
relevan itu tidak akan mempengaruhi pengambilan suatu keputusan dan akan tetap
sama jumlahnya walaupun tanpa memperhatikan alternatif lainnya yang dipilih.
Karenanya, biaya tidak relevan tersebut tidak harus dipertimbangkan dalam suatu
pengambilan keputusan. Di atas adalah jenis biaya berdasarkan tujuan
pengambilan keputusannya, jenis biaya lainnya adalah jenis biaya yang
berdasarkan perilaku dimana dibagi menjadi tiga yaitu:
3.
Biaya Tetap
(Fixed Cost)
Biaya tetap merupakan suatu biaya yang jumlah
totalnya akan tetap konstan atau tidak berubah dan tidak akan dipengaruhi oleh
perubahan volume suatu aktivitas atau kegiatan. Biaya tetap per unit tersebut
berbanding terbalik dengan secara proporsional dengan suatu perubahan volume
kegiatan atau kapasitas. Semakin tinggi tingkat kegiatannya, maka akan semakin
rendah biaya tetap per unitnya. Sebaliknya semakin rendah tingkat kegiatan atau
aktivitasnya, maka akan semakin tinggi biaya tetap per unitnya.
4.
Biaya
Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya
dapat berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau
aktivitasnya. Semakin tinggi volume kegiatan atau aktivitasnya, maka secara
sebanding akan semakin tinggi juga biaya variabelnya. Sebaliknya, apabila
semakin rendah volume atau kegiatannya, maka secara sebanding akan semakin
rendah juga biaya variabelnya.
5.
Biaya Semi
Variabel (Semi Variable cost atau Mixed Cost)
Yang terakhir adalah Biaya Semi Variabel yang
merupakan suatu biaya yang memiliki elemen biaya tetap, namun memiliki biaya
variabel di dalamnya. Elemen biaya tetap ini merupakan jumlah biaya minimum
untuk dapat menyediakan jasa sedangkan pada elemen biaya variabel adalah suatu bagian dari
biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh volume kegiatan. Biaya semi
variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan pada volume kegiatan,
namun tingkat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatannya,
maka akan semakin tinggi jumlah biaya variabelnya dan sebaliknya.
C. PENGGOLONGAN
BIAYA
Ada
jenis ada juga penggolongan pada biaya. Seperti yang perlu kamu ketahui bahwa
penggolongan biaya ini ditentukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Karenanya, biaya dapat digolongkan menjadi 5 yaitu:
1.
Objek
pengeluaran
2.
Fungsi
pokok dalam perusahaan
3.
Hubungan
biaya dengan sesuatu yang dibiayai
4.
Perilaku
biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
5.
Jangka
waktu dan manfaat
BENEFIT
A.
DEFINISI
Benefit
adalah suatu manfaat, kebaikan, guna atau faedah, kepentingan, laba atau
untung, yang diperoleh oleh pihak yang berhak dari pihak lain atau dari suatu
hal. Dalam dunia kerja, arti benefit adalah suatu bentuk imbal jasa yang
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan dimana tujuannya untuk melancarkan
proses kerja. Umumnya benefit diperoleh oleh mereka yang memiliki hubungan
kepegawaian dengan sebuah organisasi atau perusahaan. Benefit yang didapatkan
oleh seseorang dari suatu organisasi bisa dalam bentuk finansial, asuransi
kesehatan, asuransi jiwa, jaminan hari tua, dan lain-lain. Benefit tersebut
dapat diterima oleh seorang karyawan, baik secara langsung maupun tidak
langsung
B.
BENTUK
BENTUK BENEFIT
Dalam dunia
kepegawaian, ada empat bentuk benefit yang biasanya diberikan oleh perusahaan
kepada para pegawai atau pihak-pihak yang terkait dengan proses usaha. Mengacu
pada arti benefit di atas, adapun beberapa bentuk benefit adalah sebagai
berikut:
1.
Upah atau
Gaji
Upah merupakan imbalan dalam bentuk uang yang
diterima oleh buruh dan biasanya diberikan secara harian. Sedangkan gaji
merupakan imbalan yang diberikan secara mingguan, bulanan atau bahkan tahunan.
2.
Insentif
Insentif berupa tambahan-tambahan yang
diperoleh dari luar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi. Umumnya pemberian
insentif dilakukan berdasarkan pada produktifitas, keuntungan-keuntungan,
penjualan, atau upaya-upaya pemangkasan biaya.
3.
Tunjangan
Setiap perusahaan biasanya memberikan
tunjangan kepada para karyawannya. Tunjangan yang diberikan diantaranya adalah
meliputi asuransi kesehatan, asuransi jiwa, program pensiun, liburan yang
ditanggung perusahaan, dan tunjangan lainnya yang terkait dengan kepegawaian.
4.
Fasilitas
Bagi pegawai tertentu, biasanya perusahaan
akan memberikan fasilitas khusus seperti mobil operasional, tempat parkir
khusus, keanggotaan klub, dan lain-lain.
C. JENIS JENIS
BENEFIT
Secara umum
komponen-komponen keseluruhan program gaji dikelompokkan menjadi tiga yaitu
benefit finansial langsung, benefit tak langsung, dan benefit non finansial.
1.
Benefit
Finansial Secara Langsung
Benefit finansial langsung berupa bayaran
pokok (gaji atau upah), bayaran insentif (pembagian laba, komisi, keuntungan
dan opsi saham), bayaran tertangguh dan bayaran prestasi.
2.
Benefit
Finansial Tidak Langsung
Benefit finansial tidak langsung dapat berupa
program-program perlindungan (asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi
tenaga kerja dan pensiun), bayaran diluar jam kerja (cuti hamil, cuti tahunan,
hari besar, liburan), dan fasilitas yang berupa kendaraan, tempat parkir dan
ruang kantor.
3.
Benefit Non
Finansial
Benefit non finansial pada umumnya berupa
pekerjaan, misalnya; tantangan, pengakuan, tanggung jawab, tugas-tugas yang
menarik, dan rasa pencapaian. Benefit ini juga berupa lingkungan kerja yang baik,
misalnya; supervisi yang kompeten, lingkungan yang nyaman, rekan kerja yang
menyenangkan, serta kebijakan-kebijakan yang sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar