TEORI KEPERAWATAN
A. DEFENISI
Definisi dari teori menekankan
adanya variasi dibeberapa aspek yang konsisten terhadap general ide teori dalam
praktik keperawatan, pendidikan, administrasi atau penelitian. Berikut beberapa
definisi teori keperawatan menurut pakar:
1.
Teori
merupakan suatu konsep yang tersusun secara sistematik berdasarkan fenomena
yang bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan atau
mengontrol fenomena (Chinn& Jacobs 1987 dalam Smith, M. C. & Parker,
2015).
2.
Teori
merupakan suatu gagasan atau ide yang kreatif dan teliti yang tersusun dari
suatu fenomena yang bersifat tentatif, bertujuan, dan sistematik (Chinn
&Kramer, 2004 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015).
3.
Teori
keperawatan merupakan kumpulan beberapa konsep yang didasarkan oleh beberapa
aspek kenyataan yang berkaitan dengan keperawatan. Konsep ini bertujuan untuk
menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan menentukan tindakan asuhan
keperawatan (Meleis, 1997 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015).
4.
Teori
keperawatan suatu gagasan koheren yang bersifat induktif atau deduktif, kreatif
yang berfokus pada fenomena keperawatan, memberi arti, dan membantu untuk
menjelaskan aspek keperawatan dan praktiknya secara spesifik dan selektif
(Silvia,1997 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015).
5.
Teori
merupakan suatu kelompok gambaran pengetahuan, idea, dan pengalaman yang
dilakukan secara simbolik atau jelas untuk menjelaskan suatu fenomena yang
terjadi (Watson, 1985 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015). Teori merupakan
suatu kreasi hubungan antara konsep yang membentuk fenomena yang spesifik.
Teori digunakan untuk menjelaskan sesuatu atau memprediksi, dan konsep yang
ditawarkan mampu untuk dijelaskan sehingga dapat diuji melalui sebuah
penelitian. Kategori teori keperawatan dibagi menjadi tiga yaitu grand theory,
middle range theory, dan practice theory. Grand theory digunakan untuk
memberikan acuan kerangka kerja struktural dan ide yang abstrak. Middle range
theory digunakan untuk praktik keperawatan dan menjelaskan tentang fenomena
yang terjadi dalam praktik keperawatan dan populasi yang lebih spesifik.
Practice theory digunakan untuk mengorientasikan suatu tindakan yang nyata
dengan berfokus pada praktik klinis yang terbata pada populasi tertentu dan
situasi (Jackson, 2015)
Teori keperawatan merupakan suatu
gagasan atau ide yang menjelaskan tentang pengalaman, hasil observasi,
menggambarkan hubungan dan hasil. Teori keperawatan sangat penting bagi ilmu
keperawatan karena menjadi cerminan keprofesionalan suatu disiplin ilmu. Teori
keperawatan merupakan sebuah rancangan yang diciptakan untuk memantau
perkembangan ilmu pengetahuan, dan menjelaskan fenomena yang terjadi di
keperawatan kedalam level yang lebih spesifik. Teori keperawatan digunakan
untuk mendukung praktek keperawatan, membantu dalam membuat keputusan tentang
apa yang diketahui dan apa yang dibutuhkan (Lee, 2014).
B. KARAKTERISTIK
TEORI KEPERAWATAN
Teori
keperawatan adalah serangkaian pernyataan tentang fenomena yang saling terkait
yang amat berguna untuk menyebutkan, menjelaskan, memprediksi, dan
mengendalikan. Teori keperawatan yang berkembang dan berasal dari aspek-aspek
dan berbagai dimensi kemanusiaan telah dibuktikan banyak menimbulkan dampak
terhadap praktek keperawatan, dimana teori menghasilkan suatu situasi yang diharapkan.
Sebaliknya, situasi yang dihasilkan oleh suatu teori dapat menolong seorang
ilmuwan untuk menyusun, menguji, merevisi atau menghaluskan serta menggunakan
teori keperawatan.
Kegiatan
praktek keperawatan bertujuan untuk memperbaiki dan lebih meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan seorang klien. Kegiatan ini seyogyanya berlandaskan
teori dan hasil riset, karena melalui hasil uji suatu hipotesa maka kegiatan
dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah. Model konseptual dan teori
keperawatan harus diawali dengan penjelasan karakteristik dari masingmasing model
konseptual dan teori. Model konseptual termasuk asumsinya merupakan landasan
untuk mengembangkan sebuah teori, dimana ditekankan tentang konsep-konsep,
definisi, dan proposisi dari teori tersebut.
Bagaimana
halnya dengan karakteristik dari teori keperawatan yang dipakai sampai sekarang
ini? Beberapa ahli menyebutkan tentang batasan karakteristik dari ilmu
keperawatan. Menurut Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan
terdapat lima karakteristik dasar teori keperawatan:
1.
Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan
sebagai hubungan yang spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan
antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan.
2.
Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori
keperawatan digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan
dengan menggunakan cara berpikir yang logis.
3.
Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya
teori keperawatan dapat digunakan pada masalah sederhana maupun masalah
kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek keperawatan.
4.
Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of
knowledge keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.
5.
Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam
memperbaiki kualitas praktek keperawatan.
C. KOMPONEN
TEORI KEPERAWATAN
1. FENOMENA
Fenomena adalah suatu fakta atau peristiwa
yang dapat diamati dan merupakan aspek-aspek yang dapat dirasakan atau dialami.
Dalam keperawatan, fenomena merefleksikan praktik keperawatan karena teori keperawatan
berfokus pada asuhan keperawatan. Contoh fenomena keperawatan; pelayanan keperawatan,
interaksi sosial, dan respons klien terhadap tekanan.
2. KONSEP
Konsep merupakan rancangan atau ide
yang sederhana atau kompleks dan berhubungan dengan objek atau kejadian yang
berasal dari pengalaman nyata individu. Konsep juga membantu untuk menjelaskan
fenomena. Konsep berisi formulasi tentang obyek atau kejadian yang dapat diamati
atau dirasakan. Karena konsep itu abstrak, maka harus dijabarkan dalam bentuk
variabel. Variabel merupakan konsep yang bisa diukur atau dianalisis. Contoh: Konsep-konsep
dalam teori pencapaian tujuan King: Interaksi, Persepsi, Komunikasi, Transaksi,
Peran, Stress, Tumbuh kembang, Waktu dan ruang
3. ASUMSI
Asumsi merupakan pernyataan yang
menjelaskan sifat konsep, definisi, tujuan, hubungan, dan struktur teori. Asumsi
merupakan suatu kenyataan, diterima sebagai suatu kebenaran. Contoh: King mempunyai
asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human
Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan
lingkungannya, meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan,
orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.
4. DEFENISI
Definisi berhubungan dengan arti umum
konsep. Definisi menggambarkan aktivitas penting untuk mengukur konsep,
hubungan, atau variable dalam sebuah teori. Contoh King memperkenalkan suatu model
konseptual yang terdiri atas tiga sistem yang saling berinteraksi. Model
keperawatan menurut King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis yaitu personal,
interpersonal, dan sosial.
D. KOMPONEN
DALAM PARADIGMA KEPERAWATAN
Dalam
keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori-teori
keperawatan atau paradigma keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi:
1.
Manusia
Konsep
manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka,
sistem adaptif, personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan
holistik atau utuh.
2.
Keperawatan
Komponen keperawatan
merupakan suatu komponen yang berarti bentuk layanan kesehatan profesional yang
saat ini disebut sebagai seni dan ilmu yang mencakup berbagai aktivitas,
konsep, dan keterampilan yang berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu lain.
Keperawatan
memiliki fungsi yang unik, yaitu membantu individu, baik sehat maupun sakit.
Fungsi ini ditampilkan dengan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
kesehatan, penyembuhan penyakit, dan membantu klien mendapatkan kematian yang
damai. Hal ini dilakukan untuk membantu pasien mendapatkan kembali
kemandiriannya secepat mungkin.
3.
Lingkungan
Lingkungan
adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan
mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan
4.
Kesehatan
Paradigma
sehat merupakan cara pandang dan juga pola pikir yang dimiliki seseorang
mengenai kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat
masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang
secara dinamis dan lintas sektoral.
E. JENIS
DAN TINGKATAN TEORI
Berdasarkan generalisasi isi teori
dibedakan menjadi empat tingkatan atau jenis yaitu metatheory, grand theory,
middle range theory, dan practice theory. Metatheory merupakan teori yang
berisikan kumpulan teori, untuk mengidentifikasi fenomena yang terjadi melalui
konsep teori yang abstrak. Grand theorymerupakan teori yang digunakan untuk
memberikan acuan kerangka kerja struktural yang abstrak, ide, prinsip utama
disiplin ilmu yang bisa diidentifikasi.Middle range theory merupakan teori yang
digunakan untuk praktik keperawatan dan menjelaskan tentang fenomena yang
terjadi dalam praktik keperawatan dan populasi yang lebih spesifik. Teori
middle range theory berisikan teori yang lebih ringkas, mudah dipahami dan
digunakan untuk menganalisis situasi tertentu dengan jumlah variable yang
terbatas. Practice theory digunakan untuk mengeksplorasi dan mengorientasikan
suatu tindakkan yang nyata dengan berfokus pada praktik klinis yang terbatas
pada populasi tertentu dan situasi ((Jackson, 2015; Lee, 2014).
1.
Philosophical
Theory / Metatheory
Filosofi bersifat abstrak yang
menunjukkan keyakinan dasar disiplin keperawatan dalam memandang manusia
sebagai makhluk biologis dan respon manusia dalam keadaan sehat dan sakit,
serta berfokus kepada respons mereka terhadap suatu situasi. Filosofi belum
dapat diaplikasikan langsung dalam praktik keperawatan, sehingga perlu
dijabarkan dan dibuat dalam bentuk yang lebih konkrit (less abstrak) yang
dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk paradigma keperawatan. Filosofi adalah
teoritis beberapa kegiatan yang menunjukkan satu atau lebih konsep-konsep
metaparadigma (manusia, lingkungan, sehat, dan keperawatan) dan sebuah filosofi
ilmiah. Filosofi dapat dikatakan sebagai metatheory yaitu tingkatan yang paling
abstrak dari semua level teori.
Metatheory memiliki karakteristik
yaitu untuk memprediksi, menjelaskan, memahami tentang fenomena keperawatan
melalui proses analisa, menjelaskan alasan, dan pendapat-pendapat logis. Selain
itu, metatheory memiliki karakteristik sebagai pandangan awal/asumsi dasar
tentang pengembangan pengetahuan dengan memberikan panduan atau membentuk dasar
dari pengembangan tersebut. Fungsi metatheory adalah ringkasan pemikiran, misi
sosial suatu disiplin ilmu (Lestari et al., 2018). Teori ini juga digunakan
untuk menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dengan
cara :
a.
Mengidentifikasi
mengenai tujuan dan macam teori yang diperlukan dalam keperawatan
b.
Mengembangkan
dan menganalisa metode yang digunakan dalam teori keperawatan
c.
Menentukan
kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi teori keperawatan yang ada
Metatheory adalah teori dengan
level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta” yang berarti perubahan pada
posisi, yakni pada level tertinggi atau “melebihi” dan merujuk pada body of
knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran. Metatheory memberikan panduan
bagaiman cara menggeneralisasi, menggunakan dan menguji teori, tapi tidak bisa
diberlakukan terhadap dirinya sendiri (McKenna, 2006). Melalui studi,
penalaran, dan argumentasi logis, filsafat keperawatan menetapkan makna
fenomena keperawatan. Pengetahuan keperawatan menjadi berorientasi (disiplin)
dengan filosofi, yang berfungsi sebagai landasan pemahaman akademik,
profesional, dan teoritis (Wijaya et al., 2022).
2.
Grand
Theory
Grand theory merupakan merupakan
teori yang cakupannya lebih luas dan kompleks, dari pada filosofi yang terdiri
dari kerangka kerja konseptual global yang mendefinisikan perspektif praktek keperawatan
dan melibatkan perbedaan cara dalam melihatmfenomena keperawatan, memuat konsep
yang menggabungkan teoriteori dengan cakupan lebih kecil (Alligood, 2014).
Grand Nursing Theory didalamnya memuat konsep-konsep sumatif yang menggabungkan
teori-teori dengan cakupan lebih kecil (Alligood, 2017).
Jika dilihat dari definisinya dapat
disimpulkan bahwa grand teori merupakan turunan dari filosofi teori. Salah satu
contoh yang dapat dianalisa yaitu teori dari Martha E. Rogers. Beliau
menyatakan bahwa manusia merupakan suatu bentuk energy yang bergerak dan
terintegrasi dengan lingkungan. Hal tersebut jika ditelaah lebih lanjut
merupakan hasil penjabaran dari teori Florence Nightingale. Florence
menjelaskan dalam teorinya bahwa lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan
semua organisme yang dapat berpengaruh juga pada kemampuan mencegah, menekan
terjadinya penyakit atau kematian. Florence yang menjelaskan bahwa lingkungan
berpengaruh terhadap kehidupan, oleh Martha E. Rogers diturunkan dengan
menjabarkan bahwa manusia terintegrasi dengan lingkungan yang artinya manusia
juga berpengaruh terhadap lingkungan (Zborowsky, 2014).
3.
Middle
Range Theory
Middle Range Theory merupakan
pengembangan ketiga dari suatu teori keperawatan. Middle Range Theory merupakan
serangkaian konsep yang berhubungan dengan fokus pada dimensi terbatas pada
realitas keperawatan dan dapat digambarkan dalam suatu model. Sehingga Middle
Range Theory dapat menggambarkan sebuah fenomena, memprediksi dampak dari suatu
fenomena lain, dan dapat digunakan untuk mengontrol dimensi yang terbatas dalam
keperawatan. Middle Range Theory memiliki kriteria, lingkup, tingkat abstraksi,
dan kestabilan penerimaan secara luas.
Middle Range Theory relatif baru
dalam ilmu keperawatan dan teori ini berguna untuk praktik dan penelitian
keperawatan. Peran utama Middle Range Theory adalah mendefiniskan atau
menghaluskan substansi ilmu dan praktik keperawatan. Hal tersebut sangat penting
bagi perawat praktisioner dan perawat pendidik yang secara terus menerus
membangun pengetahuan untuk disiplin keperawatan.
Middle Range Theory juga merupakan
turunan dari grand theory atau teori-teorI lain diluar disiplin ilmu
keperawatan. Contohnya adalah teori yang dikembangkan oleh Ramona T. Mercer,
yang mengembangkan teori tentang pencapaian maternal yang merupakan interaksi
antara ibu dan anaknya. Hal tersebut lebih condong kearah perilaku yang
merupakan turunan atau perkembangan dari salah teori dari tokoh grand teory
yaitu Dorothy E. Jhonson yang mengembangkan model system perilaku, meskipun
dengan memodifikasinya dengan dengan teory dari disiplin ilmu lain seperti
teori psikologi (teori perkembangan dan teori peran). Disampingitu Merecer juga
mengadaptasi dari teori psikologi (teori peran & teori perkembangan) (Alligood,
2014).
4.
Practice
Theory
Tingkatan teori yang paling akhir
pada level teori adalah Practice Theory yang digunakan dalam proses keperawatan
pada pasien. Practice Theory merupakan tingkatan teori yang tidak formal dan
bersifat sementara dibandingkan dengan tingkatan teori lainnya dan sangat
terbatas dalam hal waktu serta lingkup aplikasinya (Higgins & Moore, 2004).
Ada beberapa karakteristik yang mencirikan Practice Theory, yaitu :
a.
Digunakan
untuk intervensi keperawatan psikomotor atau aspek komunikasi seperti konseling
dan edukasi
b.
Berasal
dari grand atau middle theory atau berasal dari beberapa penelitian yang
mendeskripsikan, menjelaskan, dan menentukan intervensi keperawatan
c.
Mengkombinasikan
beberapa prinsip dan arahan untuk digunakan dalam praktik dan sering kali
berperan dalam pengujian sebuah teori.
Wald dan Leonard (1964) merupakan tokoh pertama yang memperkenalkan dan mengemukakan practice theories sebagai teori yang memandu tindakan keperawatan. Mereka mengatakan bahwa teori harus berasal dari praktik, digunakan dan ditujikan didalam praktik, serta memiliki causal hypotheses. Artinya, melalui practice theory, perawat memiliki kemampuan untuk mengetahui apa yang akan terjadi atas tindakan yang dilakukan, sehingga perawat akan lebih jauh dari tindakan yang hanya mampu menjelaskan atau memprediksi fenomena. Oleh sebab itu, practice theory merupakan teori yang mengatur intervensi klinik dari praktik keperawatan (McKenna, 2006; Wijaya et al., 2022). Hal tersebut di atas selaras dengan pendapat (McEwan & Wills, 2021) yang menyatakan bahwa sumber utama practice theory berasal dari pengalaman praktik keperawatan, yang didapatkan melalui wawancara maupun melalui hasil penelitian terkait masalah keperawatan. Akan tetapi level teori ini biasanya terbatas pada populasi maupun area praktik keperawatan tertentu dan sering memakai pengetahuan dari disiplin lainnya.
F. PERKEMBANGAN TEORI KEPERAWATAN