Tampilkan postingan dengan label Konsep Teori Keperawatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Konsep Teori Keperawatan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 08 Oktober 2024

KONSEP TEORI KEPERAWATAN

TEORI KEPERAWATAN

 

A.  DEFENISI

Definisi dari teori menekankan adanya variasi dibeberapa aspek yang konsisten terhadap general ide teori dalam praktik keperawatan, pendidikan, administrasi atau penelitian. Berikut beberapa definisi teori keperawatan menurut pakar:

1.   Teori merupakan suatu konsep yang tersusun secara sistematik berdasarkan fenomena yang bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan atau mengontrol fenomena (Chinn& Jacobs 1987 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015).

2.   Teori merupakan suatu gagasan atau ide yang kreatif dan teliti yang tersusun dari suatu fenomena yang bersifat tentatif, bertujuan, dan sistematik (Chinn &Kramer, 2004 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015).

3.   Teori keperawatan merupakan kumpulan beberapa konsep yang didasarkan oleh beberapa aspek kenyataan yang berkaitan dengan keperawatan. Konsep ini bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan menentukan tindakan asuhan keperawatan (Meleis, 1997 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015).

4.   Teori keperawatan suatu gagasan koheren yang bersifat induktif atau deduktif, kreatif yang berfokus pada fenomena keperawatan, memberi arti, dan membantu untuk menjelaskan aspek keperawatan dan praktiknya secara spesifik dan selektif (Silvia,1997 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015).

5.   Teori merupakan suatu kelompok gambaran pengetahuan, idea, dan pengalaman yang dilakukan secara simbolik atau jelas untuk menjelaskan suatu fenomena yang terjadi (Watson, 1985 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015). Teori merupakan suatu kreasi hubungan antara konsep yang membentuk fenomena yang spesifik. Teori digunakan untuk menjelaskan sesuatu atau memprediksi, dan konsep yang ditawarkan mampu untuk dijelaskan sehingga dapat diuji melalui sebuah penelitian. Kategori teori keperawatan dibagi menjadi tiga yaitu grand theory, middle range theory, dan practice theory. Grand theory digunakan untuk memberikan acuan kerangka kerja struktural dan ide yang abstrak. Middle range theory digunakan untuk praktik keperawatan dan menjelaskan tentang fenomena yang terjadi dalam praktik keperawatan dan populasi yang lebih spesifik. Practice theory digunakan untuk mengorientasikan suatu tindakan yang nyata dengan berfokus pada praktik klinis yang terbata pada populasi tertentu dan situasi (Jackson, 2015)

Teori keperawatan merupakan suatu gagasan atau ide yang menjelaskan tentang pengalaman, hasil observasi, menggambarkan hubungan dan hasil. Teori keperawatan sangat penting bagi ilmu keperawatan karena menjadi cerminan keprofesionalan suatu disiplin ilmu. Teori keperawatan merupakan sebuah rancangan yang diciptakan untuk memantau perkembangan ilmu pengetahuan, dan menjelaskan fenomena yang terjadi di keperawatan kedalam level yang lebih spesifik. Teori keperawatan digunakan untuk mendukung praktek keperawatan, membantu dalam membuat keputusan tentang apa yang diketahui dan apa yang dibutuhkan (Lee, 2014).

 

B.   KARAKTERISTIK TEORI KEPERAWATAN

Teori keperawatan adalah serangkaian pernyataan tentang fenomena yang saling terkait yang amat berguna untuk menyebutkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan. Teori keperawatan yang berkembang dan berasal dari aspek-aspek dan berbagai dimensi kemanusiaan telah dibuktikan banyak menimbulkan dampak terhadap praktek keperawatan, dimana teori menghasilkan suatu situasi yang diharapkan. Sebaliknya, situasi yang dihasilkan oleh suatu teori dapat menolong seorang ilmuwan untuk menyusun, menguji, merevisi atau menghaluskan serta menggunakan teori keperawatan.

Kegiatan praktek keperawatan bertujuan untuk memperbaiki dan lebih meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan seorang klien. Kegiatan ini seyogyanya berlandaskan teori dan hasil riset, karena melalui hasil uji suatu hipotesa maka kegiatan dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah. Model konseptual dan teori keperawatan harus diawali dengan penjelasan karakteristik dari masingmasing model konseptual dan teori. Model konseptual termasuk asumsinya merupakan landasan untuk mengembangkan sebuah teori, dimana ditekankan tentang konsep-konsep, definisi, dan proposisi dari teori tersebut.

Bagaimana halnya dengan karakteristik dari teori keperawatan yang dipakai sampai sekarang ini? Beberapa ahli menyebutkan tentang batasan karakteristik dari ilmu keperawatan. Menurut Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik dasar teori keperawatan:

1.   Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan.

2.   Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis.

3.   Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek keperawatan.

4.   Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.

5.   Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan.

 

C.   KOMPONEN TEORI KEPERAWATAN

1.   FENOMENA

Fenomena adalah suatu fakta atau peristiwa yang dapat diamati dan merupakan aspek-aspek yang dapat dirasakan atau dialami. Dalam keperawatan, fenomena merefleksikan praktik keperawatan karena teori keperawatan berfokus pada asuhan keperawatan. Contoh fenomena keperawatan; pelayanan keperawatan, interaksi sosial, dan respons klien terhadap tekanan.

2.   KONSEP

Konsep merupakan rancangan atau ide yang sederhana atau kompleks dan berhubungan dengan objek atau kejadian yang berasal dari pengalaman nyata individu. Konsep juga membantu untuk menjelaskan fenomena. Konsep berisi formulasi tentang obyek atau kejadian yang dapat diamati atau dirasakan. Karena konsep itu abstrak, maka harus dijabarkan dalam bentuk variabel. Variabel merupakan konsep yang bisa diukur atau dianalisis. Contoh: Konsep-konsep dalam teori pencapaian tujuan King: Interaksi, Persepsi, Komunikasi, Transaksi, Peran, Stress, Tumbuh kembang, Waktu dan ruang

3.   ASUMSI

Asumsi merupakan pernyataan yang menjelaskan sifat konsep, definisi, tujuan, hubungan, dan struktur teori. Asumsi merupakan suatu kenyataan, diterima sebagai suatu kebenaran. Contoh: King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya, meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.

4.   DEFENISI

Definisi berhubungan dengan arti umum konsep. Definisi menggambarkan aktivitas penting untuk mengukur konsep, hubungan, atau variable dalam sebuah teori. Contoh King memperkenalkan suatu model konseptual yang terdiri atas tiga sistem yang saling berinteraksi. Model keperawatan menurut King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis yaitu personal, interpersonal, dan sosial.

 

D.  KOMPONEN DALAM PARADIGMA KEPERAWATAN

Dalam keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori-teori keperawatan atau paradigma keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi:

1.   Manusia

Konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif, personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.

2.   Keperawatan

Komponen keperawatan merupakan suatu komponen yang berarti bentuk layanan kesehatan profesional yang saat ini disebut sebagai seni dan ilmu yang mencakup berbagai aktivitas, konsep, dan keterampilan yang berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu lain.

Keperawatan memiliki fungsi yang unik, yaitu membantu individu, baik sehat maupun sakit. Fungsi ini ditampilkan dengan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan penyakit, dan membantu klien mendapatkan kematian yang damai. Hal ini dilakukan untuk membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.

3.   Lingkungan

Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan

4.   Kesehatan

Paradigma sehat merupakan cara pandang dan juga pola pikir yang dimiliki seseorang mengenai kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara dinamis dan lintas sektoral.

 

E.   JENIS DAN TINGKATAN TEORI

Berdasarkan generalisasi isi teori dibedakan menjadi empat tingkatan atau jenis yaitu metatheory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Metatheory merupakan teori yang berisikan kumpulan teori, untuk mengidentifikasi fenomena yang terjadi melalui konsep teori yang abstrak. Grand theorymerupakan teori yang digunakan untuk memberikan acuan kerangka kerja struktural yang abstrak, ide, prinsip utama disiplin ilmu yang bisa diidentifikasi.Middle range theory merupakan teori yang digunakan untuk praktik keperawatan dan menjelaskan tentang fenomena yang terjadi dalam praktik keperawatan dan populasi yang lebih spesifik. Teori middle range theory berisikan teori yang lebih ringkas, mudah dipahami dan digunakan untuk menganalisis situasi tertentu dengan jumlah variable yang terbatas. Practice theory digunakan untuk mengeksplorasi dan mengorientasikan suatu tindakkan yang nyata dengan berfokus pada praktik klinis yang terbatas pada populasi tertentu dan situasi ((Jackson, 2015; Lee, 2014).

1.   Philosophical Theory / Metatheory

Filosofi bersifat abstrak yang menunjukkan keyakinan dasar disiplin keperawatan dalam memandang manusia sebagai makhluk biologis dan respon manusia dalam keadaan sehat dan sakit, serta berfokus kepada respons mereka terhadap suatu situasi. Filosofi belum dapat diaplikasikan langsung dalam praktik keperawatan, sehingga perlu dijabarkan dan dibuat dalam bentuk yang lebih konkrit (less abstrak) yang dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk paradigma keperawatan. Filosofi adalah teoritis beberapa kegiatan yang menunjukkan satu atau lebih konsep-konsep metaparadigma (manusia, lingkungan, sehat, dan keperawatan) dan sebuah filosofi ilmiah. Filosofi dapat dikatakan sebagai metatheory yaitu tingkatan yang paling abstrak dari semua level teori.

Metatheory memiliki karakteristik yaitu untuk memprediksi, menjelaskan, memahami tentang fenomena keperawatan melalui proses analisa, menjelaskan alasan, dan pendapat-pendapat logis. Selain itu, metatheory memiliki karakteristik sebagai pandangan awal/asumsi dasar tentang pengembangan pengetahuan dengan memberikan panduan atau membentuk dasar dari pengembangan tersebut. Fungsi metatheory adalah ringkasan pemikiran, misi sosial suatu disiplin ilmu (Lestari et al., 2018). Teori ini juga digunakan untuk menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dengan cara :

a.    Mengidentifikasi mengenai tujuan dan macam teori yang diperlukan dalam keperawatan

b.    Mengembangkan dan menganalisa metode yang digunakan dalam teori keperawatan

c.    Menentukan kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi teori keperawatan yang ada

Metatheory adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta” yang berarti perubahan pada posisi, yakni pada level tertinggi atau “melebihi” dan merujuk pada body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran. Metatheory memberikan panduan bagaiman cara menggeneralisasi, menggunakan dan menguji teori, tapi tidak bisa diberlakukan terhadap dirinya sendiri (McKenna, 2006). Melalui studi, penalaran, dan argumentasi logis, filsafat keperawatan menetapkan makna fenomena keperawatan. Pengetahuan keperawatan menjadi berorientasi (disiplin) dengan filosofi, yang berfungsi sebagai landasan pemahaman akademik, profesional, dan teoritis (Wijaya et al., 2022).

2.   Grand Theory

Grand theory merupakan merupakan teori yang cakupannya lebih luas dan kompleks, dari pada filosofi yang terdiri dari kerangka kerja konseptual global yang mendefinisikan perspektif praktek keperawatan dan melibatkan perbedaan cara dalam melihatmfenomena keperawatan, memuat konsep yang menggabungkan teoriteori dengan cakupan lebih kecil (Alligood, 2014). Grand Nursing Theory didalamnya memuat konsep-konsep sumatif yang menggabungkan teori-teori dengan cakupan lebih kecil (Alligood, 2017).

Jika dilihat dari definisinya dapat disimpulkan bahwa grand teori merupakan turunan dari filosofi teori. Salah satu contoh yang dapat dianalisa yaitu teori dari Martha E. Rogers. Beliau menyatakan bahwa manusia merupakan suatu bentuk energy yang bergerak dan terintegrasi dengan lingkungan. Hal tersebut jika ditelaah lebih lanjut merupakan hasil penjabaran dari teori Florence Nightingale. Florence menjelaskan dalam teorinya bahwa lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan semua organisme yang dapat berpengaruh juga pada kemampuan mencegah, menekan terjadinya penyakit atau kematian. Florence yang menjelaskan bahwa lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan, oleh Martha E. Rogers diturunkan dengan menjabarkan bahwa manusia terintegrasi dengan lingkungan yang artinya manusia juga berpengaruh terhadap lingkungan (Zborowsky, 2014).

3.   Middle Range Theory

Middle Range Theory merupakan pengembangan ketiga dari suatu teori keperawatan. Middle Range Theory merupakan serangkaian konsep yang berhubungan dengan fokus pada dimensi terbatas pada realitas keperawatan dan dapat digambarkan dalam suatu model. Sehingga Middle Range Theory dapat menggambarkan sebuah fenomena, memprediksi dampak dari suatu fenomena lain, dan dapat digunakan untuk mengontrol dimensi yang terbatas dalam keperawatan. Middle Range Theory memiliki kriteria, lingkup, tingkat abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara luas.

Middle Range Theory relatif baru dalam ilmu keperawatan dan teori ini berguna untuk praktik dan penelitian keperawatan. Peran utama Middle Range Theory adalah mendefiniskan atau menghaluskan substansi ilmu dan praktik keperawatan. Hal tersebut sangat penting bagi perawat praktisioner dan perawat pendidik yang secara terus menerus membangun pengetahuan untuk disiplin keperawatan.

Middle Range Theory juga merupakan turunan dari grand theory atau teori-teorI lain diluar disiplin ilmu keperawatan. Contohnya adalah teori yang dikembangkan oleh Ramona T. Mercer, yang mengembangkan teori tentang pencapaian maternal yang merupakan interaksi antara ibu dan anaknya. Hal tersebut lebih condong kearah perilaku yang merupakan turunan atau perkembangan dari salah teori dari tokoh grand teory yaitu Dorothy E. Jhonson yang mengembangkan model system perilaku, meskipun dengan memodifikasinya dengan dengan teory dari disiplin ilmu lain seperti teori psikologi (teori perkembangan dan teori peran). Disampingitu Merecer juga mengadaptasi dari teori psikologi (teori peran & teori perkembangan) (Alligood, 2014).

4.   Practice Theory

Tingkatan teori yang paling akhir pada level teori adalah Practice Theory yang digunakan dalam proses keperawatan pada pasien. Practice Theory merupakan tingkatan teori yang tidak formal dan bersifat sementara dibandingkan dengan tingkatan teori lainnya dan sangat terbatas dalam hal waktu serta lingkup aplikasinya (Higgins & Moore, 2004). Ada beberapa karakteristik yang mencirikan Practice Theory, yaitu :

a.    Digunakan untuk intervensi keperawatan psikomotor atau aspek komunikasi seperti konseling dan edukasi

b.    Berasal dari grand atau middle theory atau berasal dari beberapa penelitian yang mendeskripsikan, menjelaskan, dan menentukan intervensi keperawatan

c.    Mengkombinasikan beberapa prinsip dan arahan untuk digunakan dalam praktik dan sering kali berperan dalam pengujian sebuah teori.

Wald dan Leonard (1964) merupakan tokoh pertama yang memperkenalkan dan mengemukakan practice theories sebagai teori yang memandu tindakan keperawatan. Mereka mengatakan bahwa teori harus berasal dari praktik, digunakan dan ditujikan didalam praktik, serta memiliki causal hypotheses. Artinya, melalui practice theory, perawat memiliki kemampuan untuk mengetahui apa yang akan terjadi atas tindakan yang dilakukan, sehingga perawat akan lebih jauh dari tindakan yang hanya mampu menjelaskan atau memprediksi fenomena. Oleh sebab itu, practice theory merupakan teori yang mengatur intervensi klinik dari praktik keperawatan (McKenna, 2006; Wijaya et al., 2022). Hal tersebut di atas selaras dengan pendapat (McEwan & Wills, 2021) yang menyatakan bahwa sumber utama practice theory berasal dari pengalaman praktik keperawatan, yang didapatkan melalui wawancara maupun melalui hasil penelitian terkait masalah keperawatan. Akan tetapi level teori ini biasanya terbatas pada populasi maupun area praktik keperawatan tertentu dan sering memakai pengetahuan dari disiplin lainnya.

F. PERKEMBANGAN TEORI KEPERAWATAN