Selasa, 08 Oktober 2024

KONSEP TEORI KEPERAWATAN

KONSEP TEORI KEPERAWATAN

 

PENDAHULUAN

Ilmu keperawatan sebagai suatu disiplin ilmu memiliki fondasi yang kuat dalam bentuk teori. Teori keperawatan berfungsi sebagai landasan untuk praktik, penelitian, serta pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan. Keberadaan teori membuat praktik keperawatan tidak sekadar rutinitas teknis, tetapi memiliki dasar ilmiah yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan.

Perkembangan teori keperawatan diawali dari tokoh-tokoh seperti Florence Nightingale yang menekankan pentingnya lingkungan dalam proses penyembuhan, hingga teori modern yang lebih kompleks seperti model caring Jean Watson atau konsep self-care Dorothea Orem. Dengan memahami definisi teori, komponen suatu teori, serta jenis dan tingkatan teori, mahasiswa maupun praktisi keperawatan dapat meningkatkan kualitas praktik keperawatan yang lebih efektif, berorientasi pada pasien, serta berbasis bukti ilmiah.

 

DEFINISI TEORI DAN TEORI KEPERAWATAN

Secara umum, teori dapat diartikan sebagai seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena secara sistematis dengan menjelaskan hubungan antarvariabel untuk tujuan menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol fenomena tersebut.¹

Teori keperawatan adalah kerangka konseptual yang dikembangkan secara khusus untuk menjelaskan, menggambarkan, memprediksi, dan mengontrol praktik keperawatan. Teori ini memberikan arahan dalam praktik keperawatan, penelitian, dan pendidikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan klinis berdasarkan kerangka ilmiah.²

Meleis menjelaskan bahwa teori keperawatan berfungsi untuk mengorganisasikan pengetahuan, memberikan panduan dalam penelitian, serta membantu pengembangan ilmu keperawatan sebagai disiplin mandiri.³ Dengan demikian, teori keperawatan tidak hanya menguraikan apa yang dilakukan perawat, tetapi juga mengapa tindakan tersebut dilakukan dan bagaimana hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

 

KOMPONEN SUATU TEORI

Sebuah teori, termasuk teori keperawatan, umumnya memiliki beberapa komponen penting, yaitu:

1.       Konsep
Konsep merupakan abstraksi dari fenomena nyata yang dirumuskan menjadi istilah. Misalnya, konsep “kesehatan”, “adaptasi”, atau “caring”.

2.       Definisi
Definisi memberikan penjelasan lebih rinci mengenai suatu konsep agar dapat dipahami secara konsisten.

3.       Asumsi
Asumsi adalah proposisi dasar yang diterima tanpa pembuktian, namun menjadi landasan berpikir teori.

4.       Proposisi
Proposisi menunjukkan hubungan antar konsep dalam suatu teori.

5.       Model
Model sering kali menyertai teori sebagai representasi visual untuk memudahkan pemahaman hubungan antar konsep.

Meleis menekankan bahwa teori yang baik harus memiliki kejelasan konsep, konsistensi logis, serta dapat diaplikasikan dalam praktik.⁴

 

KOMPONEN DALAM PARADIGMA KEPERAWATAN

Dalam keperawatan ada empat komponen yang merupakan pola dasar dari teori-teori keperawatan atau paradigma keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi:

1.       Manusia

Konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif, personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.

2.       Keperawatan

Komponen keperawatan merupakan suatu komponen yang berarti bentuk layanan kesehatan profesional yang saat ini disebut sebagai seni dan ilmu yang mencakup berbagai aktivitas, konsep, dan keterampilan yang berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu lain.

Keperawatan memiliki fungsi yang unik, yaitu membantu individu, baik sehat maupun sakit. Fungsi ini ditampilkan dengan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan penyakit, dan membantu klien mendapatkan kematian yang damai. Hal ini dilakukan untuk membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.

3.       Lingkungan

Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan

4.       Kesehatan

Paradigma sehat merupakan cara pandang dan juga pola pikir yang dimiliki seseorang mengenai kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara dinamis dan lintas sektoral.

 

JENIS DAN TINGKATAN TEORI

Jenis Teori

1.      Teori Deskriptif: menjelaskan fenomena tanpa memprediksi hubungan sebab-akibat. Misalnya, teori Nightingale tentang lingkungan.⁵

2.       Teori Eksplanatif : menjelaskan hubungan antar fenomena.

3.       Teori Prediktif : digunakan untuk memprediksi fenomena atau hasil tertentu.

4.       Teori Preskriptif : memberikan arahan tindakan praktis yang harus dilakukan.

 

Tingkatan Teori

Meleis (2018) dan McEwen & Wills (2019) membagi teori keperawatan ke dalam beberapa tingkatan:

1.       Philosophical Theory / Metatheory

Filosofi bersifat abstrak yang menunjukkan keyakinan dasar disiplin keperawatan dalam memandang manusia sebagai makhluk biologis dan respon manusia dalam keadaan sehat dan sakit, serta berfokus kepada respons mereka terhadap suatu situasi. Filosofi belum dapat diaplikasikan langsung dalam praktik keperawatan, sehingga perlu dijabarkan dan dibuat dalam bentuk yang lebih konkrit (less abstrak) yang dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk paradigma keperawatan. Filosofi adalah teoritis beberapa kegiatan yang menunjukkan satu atau lebih konsep-konsep metaparadigma (manusia, lingkungan, sehat, dan keperawatan) dan sebuah filosofi ilmiah. Filosofi dapat dikatakan sebagai metatheory yaitu tingkatan yang paling abstrak dari semua level teori.

Metatheory memiliki karakteristik yaitu untuk memprediksi, menjelaskan, memahami tentang fenomena keperawatan melalui proses analisa, menjelaskan alasan, dan pendapat-pendapat logis. Selain itu, metatheory memiliki karakteristik sebagai pandangan awal/asumsi dasar tentang pengembangan pengetahuan dengan memberikan panduan atau membentuk dasar dari pengembangan tersebut. Fungsi metatheory adalah ringkasan pemikiran, misi sosial suatu disiplin ilmu (Lestari et al., 2018).

Teori ini juga digunakan untuk menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dengan cara :

a.   Mengidentifikasi mengenai tujuan dan macam teori yang diperlukan dalam keperawatan

b.   Mengembangkan dan menganalisa metode yang digunakan dalam teori keperawatan

c.   Menentukan kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi teori keperawatan yang ada

Metatheory adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta” yang berarti perubahan pada posisi, yakni pada level tertinggi atau “melebihi” dan merujuk pada body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran. Metatheory memberikan panduan bagaiman cara menggeneralisasi, menggunakan dan menguji teori, tapi tidak bisa diberlakukan terhadap dirinya sendiri (McKenna, 2006). Melalui studi, penalaran, dan argumentasi logis, filsafat keperawatan menetapkan makna fenomena keperawatan. Pengetahuan keperawatan menjadi berorientasi (disiplin) dengan filosofi, yang berfungsi sebagai landasan pemahaman akademik, profesional, dan teoritis (Wijaya et al., 2022).

2.       Grand Theory

Grand theory merupakan merupakan teori yang cakupannya lebih luas dan kompleks, dari pada filosofi yang terdiri dari kerangka kerja konseptual global yang mendefinisikan perspektif praktek keperawatan dan melibatkan perbedaan cara dalam melihatmfenomena keperawatan, memuat konsep yang menggabungkan teoriteori dengan cakupan lebih kecil. Grand Nursing Theory didalamnya memuat konsep-konsep sumatif yang menggabungkan teori-teori dengan cakupan lebih kecil.⁵

Grand theory bersifat abstrak, luas, dan sulit diuji secara langsung, tetapi menjadi fondasi filosofis ilmu keperawatan. Contohnya:

a.   Florence Nightingale – Environmental Theory (Teori Lingkungan).⁶

b.   Hildegard Peplau – Interpersonal Relations Theory (Hubungan Interpersonal).⁷

c.    Virginia Henderson – Need Theory (Teori Kebutuhan).⁸

d.   Dorothea Orem – Self-Care Deficit Theory (Defisit Perawatan Diri).⁹

e.   Imogene King – Goal Attainment Theory (Pencapaian Tujuan).¹⁰

f.     Sister Callista Roy – Adaptation Model (Model Adaptasi).¹¹

g.   Betty Neuman – Systems Model (Model Sistem).¹²

h.   Jean Watson – Theory of Human Caring (Teori Caring).¹³

3.       Middle Range Theory

Middle Range Theory merupakan pengembangan ketiga dari suatu teori keperawatan. Middle Range Theory merupakan serangkaian konsep yang berhubungan dengan fokus pada dimensi terbatas pada realitas keperawatan dan dapat digambarkan dalam suatu model. Sehingga Middle Range Theory dapat menggambarkan sebuah fenomena, memprediksi dampak dari suatu fenomena lain, dan dapat digunakan untuk mengontrol dimensi yang terbatas dalam keperawatan. Middle Range Theory memiliki kriteria, lingkup, tingkat abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara luas.

Middle Range Theory relatif baru dalam ilmu keperawatan dan teori ini berguna untuk praktik dan penelitian keperawatan. Peran utama Middle Range Theory adalah mendefiniskan atau menghaluskan substansi ilmu dan praktik keperawatan. Hal tersebut sangat penting bagi perawat praktisioner dan perawat pendidik yang secara terus menerus membangun pengetahuan untuk disiplin keperawatan.

Middle range theory lebih spesifik dan dapat diuji secara empiris. Contohnya:

a.   Madeleine Leininger – Culture Care Theory (Asuhan Budaya).¹⁴

b.   Nola J. Pender – Health Promotion Model (Model Promosi Kesehatan).¹⁵

c.    Katharine Kolcaba – Comfort Theory (Teori Kenyamanan).¹⁶

d.   Merle Mishel – Uncertainty in Illness Theory (Teori Ketidakpastian dalam Penyakit).¹⁷

e.   Patricia Benner – From Novice to Expert (Dari Pemula ke Ahli).¹⁸

f.     Cheryl Tatano Beck – Postpartum Depression Theory (Teori Depresi Pasca Melahirkan).¹⁹

g.   Pamela Reed – Self-Transcendence Theory (Teori Transendensi Diri).²⁰

4.       Practice Theory (Teori Praktik)

Practice Theory merupakan tingkatan teori yang tidak formal dan bersifat sementara dibandingkan dengan tingkatan teori lainnya dan sangat terbatas dalam hal waktu serta lingkup aplikasinya (Higgins & Moore, 2004). Ada beberapa karakteristik yang mencirikan Practice Theory, yaitu :

a. Digunakan untuk intervensi keperawatan psikomotor atau aspek komunikasi seperti konseling dan edukasi

b. Berasal dari grand atau middle theory atau berasal dari beberapa penelitian yang mendeskripsikan, menjelaskan, dan menentukan intervensi keperawatan

c.  Mengkombinasikan beberapa prinsip dan arahan untuk digunakan dalam praktik dan sering kali berperan dalam pengujian sebuah teori.

Practice theory sangat spesifik, aplikatif, dan langsung digunakan di tatanan klinis. Contohnya:

a.   Teori Manajemen Nyeri Akut – pedoman praktik keperawatan untuk intervensi nyeri.²¹

b.   Teori Kontrol Inkontinensia Urin – panduan asuhan pada pasien dengan gangguan eliminasi urin.²²

c.    Teori Dukungan Menyusui – fokus pada intervensi perawat dalam mendukung keberhasilan laktasi.²³

d.   Teori Pencegahan Luka Tekan – panduan praktik untuk mencegah dekubitus.²⁴

e.   Teori Adaptasi Kecemasan Praoperasi – intervensi perawat untuk menurunkan kecemasan pasien sebelum operasi.²⁵

 

PERKEMBANGAN TEORI KEPERAWATAN

 KESIMPULAN

Teori merupakan kerangka konseptual yang membantu menjelaskan dan memprediksi fenomena. Dalam keperawatan, teori berfungsi sebagai pedoman praktik, penelitian, serta pendidikan. Jenis teori meliputi deskriptif, eksplanatif, prediktif, dan preskriptif. Tingkatannya terdiri atas grand theory, middle range theory, dan practice theory.

 

REFERENSI

1.       Kerlinger, F. N. (2006). Foundations of Behavioral Research. Holt, Rinehart and Winston.

2.       McEwen, M., & Wills, E. M. (2019). Theoretical Basis for Nursing (5th ed.). Wolters Kluwer Health.

3.       Meleis, A. I. (2018). Theoretical Nursing: Development and Progress (6th ed.). Wolters Kluwer.

4.       Chinn, P. L., & Kramer, M. K. (2015). Knowledge Development in Nursing: Theory and Process (9th ed.). Elsevier.

5.       Alligood, M. R. (2017). Nursing Theorists and Their Work (9th ed.). Elsevier.

6.       Nightingale, F. (1969). Notes on Nursing: What It Is and What It Is Not. Dover Publications.

7.       Peplau, H. (1991). Interpersonal Relations in Nursing. Springer.

8.       Henderson, V. (1966). The Nature of Nursing. Macmillan.

9.       Orem, D. E. (2001). Nursing: Concepts of Practice (6th ed.). Mosby.

10.    King, I. M. (1981). A Theory for Nursing: Systems, Concepts, Process. Delmar.

11.    Roy, C. (2009). The Roy Adaptation Model (3rd ed.). Pearson.

12.    Neuman, B., & Fawcett, J. (2011). The Neuman Systems Model (5th ed.). Pearson.

13.    Watson, J. (2008). Nursing: The Philosophy and Science of Caring (Rev. ed.). University Press of Colorado.

14.    Leininger, M. (2002). Culture Care Theory: A Major Contribution to Advance Transcultural Nursing Knowledge. Journal of Transcultural Nursing, 13(3).

15.    Pender, N. J., Murdaugh, C. L., & Parsons, M. A. (2015). Health Promotion in Nursing Practice (7th ed.). Pearson.

16.    Kolcaba, K. (2003). Comfort Theory and Practice. Springer.

17.    Mishel, M. H. (1990). Reconceptualization of the Uncertainty in Illness Theory. Image: The Journal of Nursing Scholarship, 22(4).

18.    Benner, P. (1984). From Novice to Expert. Addison-Wesley.

19.    Beck, C. T. (1992). Theoretical Perspectives of Postpartum Depression. Nursing Research, 41(3).

20.    Reed, P. G. (1991). Self-Transcendence and Mental Health in Old Age. Nursing Research, 40(1).