KONSEP TEORI KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
Ilmu keperawatan sebagai suatu disiplin
ilmu memiliki fondasi yang kuat dalam bentuk teori. Teori keperawatan berfungsi
sebagai landasan untuk praktik, penelitian, serta pengembangan kurikulum
pendidikan keperawatan. Keberadaan teori membuat praktik keperawatan tidak
sekadar rutinitas teknis, tetapi memiliki dasar ilmiah yang sistematis dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Perkembangan teori keperawatan diawali
dari tokoh-tokoh seperti Florence Nightingale yang menekankan pentingnya
lingkungan dalam proses penyembuhan, hingga teori modern yang lebih kompleks
seperti model caring Jean Watson atau konsep self-care Dorothea Orem. Dengan
memahami definisi teori, komponen suatu teori, serta jenis dan tingkatan teori,
mahasiswa maupun praktisi keperawatan dapat meningkatkan kualitas praktik
keperawatan yang lebih efektif, berorientasi pada pasien, serta berbasis bukti
ilmiah.
DEFINISI TEORI DAN TEORI KEPERAWATAN
Secara umum, teori dapat diartikan
sebagai seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang digunakan untuk
menjelaskan suatu fenomena secara sistematis dengan menjelaskan hubungan
antarvariabel untuk tujuan menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol fenomena
tersebut.¹
Teori keperawatan adalah kerangka
konseptual yang dikembangkan secara khusus untuk menjelaskan, menggambarkan,
memprediksi, dan mengontrol praktik keperawatan. Teori ini memberikan arahan
dalam praktik keperawatan, penelitian, dan pendidikan, sehingga perawat dapat
mengambil keputusan klinis berdasarkan kerangka ilmiah.²
Meleis menjelaskan bahwa teori
keperawatan berfungsi untuk mengorganisasikan pengetahuan, memberikan panduan
dalam penelitian, serta membantu pengembangan ilmu keperawatan sebagai disiplin
mandiri.³ Dengan demikian, teori keperawatan tidak hanya menguraikan apa yang
dilakukan perawat, tetapi juga mengapa tindakan tersebut dilakukan dan
bagaimana hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
KOMPONEN SUATU TEORI
Sebuah teori, termasuk teori
keperawatan, umumnya memiliki beberapa komponen penting, yaitu:
1.
Konsep
Konsep merupakan abstraksi dari fenomena nyata yang dirumuskan menjadi istilah.
Misalnya, konsep “kesehatan”, “adaptasi”, atau “caring”.
2.
Definisi
Definisi memberikan penjelasan lebih rinci mengenai suatu konsep agar dapat
dipahami secara konsisten.
3.
Asumsi
Asumsi adalah proposisi dasar yang diterima tanpa pembuktian, namun menjadi
landasan berpikir teori.
4.
Proposisi
Proposisi menunjukkan hubungan antar konsep dalam suatu teori.
5.
Model
Model sering kali menyertai teori sebagai representasi visual untuk memudahkan
pemahaman hubungan antar konsep.
Meleis menekankan bahwa teori yang
baik harus memiliki kejelasan konsep, konsistensi logis, serta dapat
diaplikasikan dalam praktik.⁴
KOMPONEN DALAM PARADIGMA KEPERAWATAN
Dalam keperawatan ada empat komponen
yang merupakan pola dasar dari teori-teori keperawatan atau paradigma
keperawatan. Empat komponen tersebut meliputi:
1. Manusia
Konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah
manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif, personal dan interpersonal yang
secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
2. Keperawatan
Komponen keperawatan merupakan suatu komponen yang
berarti bentuk layanan kesehatan profesional yang saat ini disebut sebagai seni
dan ilmu yang mencakup berbagai aktivitas, konsep, dan keterampilan yang
berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu lain.
Keperawatan memiliki fungsi yang unik, yaitu membantu
individu, baik sehat maupun sakit. Fungsi ini ditampilkan dengan melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan penyakit, dan membantu
klien mendapatkan kematian yang damai. Hal ini dilakukan untuk membantu pasien
mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.
3. Lingkungan
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh
terhadap perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial,
status ekonomi dan kesehatan
4. Kesehatan
Paradigma sehat merupakan cara pandang dan juga pola
pikir yang dimiliki seseorang mengenai kesehatan yang bersifat holistik,
proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang
dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara dinamis dan lintas sektoral.
JENIS DAN TINGKATAN TEORI
Jenis Teori
1. Teori Deskriptif: menjelaskan
fenomena tanpa memprediksi hubungan sebab-akibat. Misalnya, teori Nightingale
tentang lingkungan.⁵
2. Teori Eksplanatif :
menjelaskan hubungan antar fenomena.
3. Teori Prediktif : digunakan
untuk memprediksi fenomena atau hasil tertentu.
4. Teori Preskriptif :
memberikan arahan tindakan praktis yang harus dilakukan.
Tingkatan Teori
Meleis (2018) dan McEwen & Wills (2019) membagi teori
keperawatan ke dalam beberapa tingkatan:
1.
Philosophical Theory / Metatheory
Filosofi bersifat
abstrak yang menunjukkan keyakinan dasar disiplin keperawatan dalam memandang
manusia sebagai makhluk biologis dan respon manusia dalam keadaan sehat dan
sakit, serta berfokus kepada respons mereka terhadap suatu situasi. Filosofi
belum dapat diaplikasikan langsung dalam praktik keperawatan, sehingga perlu
dijabarkan dan dibuat dalam bentuk yang lebih konkrit (less abstrak) yang
dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk paradigma keperawatan. Filosofi adalah
teoritis beberapa kegiatan yang menunjukkan satu atau lebih konsep-konsep
metaparadigma (manusia, lingkungan, sehat, dan keperawatan) dan sebuah filosofi
ilmiah. Filosofi dapat dikatakan sebagai metatheory yaitu tingkatan yang paling
abstrak dari semua level teori.
Metatheory memiliki
karakteristik yaitu untuk memprediksi, menjelaskan, memahami tentang fenomena
keperawatan melalui proses analisa, menjelaskan alasan, dan pendapat-pendapat
logis. Selain itu, metatheory memiliki karakteristik sebagai pandangan awal/asumsi
dasar tentang pengembangan pengetahuan dengan memberikan panduan atau membentuk
dasar dari pengembangan tersebut. Fungsi metatheory adalah ringkasan pemikiran,
misi sosial suatu disiplin ilmu (Lestari et al., 2018).
Teori ini juga
digunakan untuk menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu
pengetahuan dengan cara :
a.
Mengidentifikasi mengenai tujuan dan macam teori yang
diperlukan dalam keperawatan
b.
Mengembangkan dan menganalisa metode yang digunakan
dalam teori keperawatan
c.
Menentukan kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi
teori keperawatan yang ada
Metatheory adalah
teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta” yang berarti
perubahan pada posisi, yakni pada level tertinggi atau “melebihi” dan merujuk
pada body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran. Metatheory
memberikan panduan bagaiman cara menggeneralisasi, menggunakan dan menguji
teori, tapi tidak bisa diberlakukan terhadap dirinya sendiri (McKenna, 2006).
Melalui studi, penalaran, dan argumentasi logis, filsafat keperawatan
menetapkan makna fenomena keperawatan. Pengetahuan keperawatan menjadi
berorientasi (disiplin) dengan filosofi, yang berfungsi sebagai landasan
pemahaman akademik, profesional, dan teoritis (Wijaya et al., 2022).
2.
Grand Theory
Grand
theory merupakan merupakan teori yang cakupannya lebih luas dan kompleks, dari
pada filosofi yang terdiri dari kerangka kerja konseptual global yang
mendefinisikan perspektif praktek keperawatan dan melibatkan perbedaan cara
dalam melihatmfenomena keperawatan, memuat konsep yang menggabungkan teoriteori
dengan cakupan lebih kecil. Grand Nursing Theory didalamnya memuat
konsep-konsep sumatif yang menggabungkan teori-teori dengan cakupan lebih kecil.⁵
Grand theory bersifat abstrak, luas, dan sulit diuji
secara langsung, tetapi menjadi fondasi filosofis ilmu keperawatan. Contohnya:
a.
Florence Nightingale – Environmental Theory (Teori
Lingkungan).⁶
b.
Hildegard Peplau – Interpersonal Relations Theory
(Hubungan Interpersonal).⁷
c.
Virginia Henderson – Need Theory (Teori
Kebutuhan).⁸
d.
Dorothea Orem – Self-Care Deficit Theory (Defisit
Perawatan Diri).⁹
e.
Imogene King – Goal Attainment Theory (Pencapaian
Tujuan).¹⁰
f.
Sister Callista Roy – Adaptation Model (Model
Adaptasi).¹¹
g.
Betty Neuman – Systems Model (Model Sistem).¹²
h.
Jean Watson – Theory of Human Caring (Teori
Caring).¹³
3.
Middle Range Theory
Middle Range Theory merupakan pengembangan ketiga dari
suatu teori keperawatan. Middle Range Theory merupakan serangkaian konsep yang
berhubungan dengan fokus pada dimensi terbatas pada realitas keperawatan dan
dapat digambarkan dalam suatu model. Sehingga Middle Range Theory dapat
menggambarkan sebuah fenomena, memprediksi dampak dari suatu fenomena lain, dan
dapat digunakan untuk mengontrol dimensi yang terbatas dalam keperawatan.
Middle Range Theory memiliki kriteria, lingkup, tingkat abstraksi, dan kestabilan
penerimaan secara luas.
Middle Range Theory relatif baru dalam ilmu
keperawatan dan teori ini berguna untuk praktik dan penelitian keperawatan.
Peran utama Middle Range Theory adalah mendefiniskan atau menghaluskan
substansi ilmu dan praktik keperawatan. Hal tersebut sangat penting bagi
perawat praktisioner dan perawat pendidik yang secara terus menerus membangun
pengetahuan untuk disiplin keperawatan.
Middle range theory lebih spesifik dan dapat diuji secara
empiris. Contohnya:
a.
Madeleine Leininger – Culture Care Theory (Asuhan
Budaya).¹⁴
b.
Nola J. Pender – Health Promotion Model (Model
Promosi Kesehatan).¹⁵
c.
Katharine Kolcaba – Comfort Theory (Teori
Kenyamanan).¹⁶
d.
Merle Mishel – Uncertainty in Illness Theory
(Teori Ketidakpastian dalam Penyakit).¹⁷
e.
Patricia Benner – From Novice to Expert (Dari
Pemula ke Ahli).¹⁸
f.
Cheryl Tatano Beck – Postpartum Depression Theory
(Teori Depresi Pasca Melahirkan).¹⁹
g.
Pamela Reed – Self-Transcendence Theory (Teori
Transendensi Diri).²⁰
4.
Practice Theory (Teori Praktik)
Practice Theory merupakan tingkatan teori yang tidak
formal dan bersifat sementara dibandingkan dengan tingkatan teori lainnya dan
sangat terbatas dalam hal waktu serta lingkup aplikasinya (Higgins & Moore,
2004). Ada beberapa karakteristik yang mencirikan Practice Theory, yaitu :
a. Digunakan untuk intervensi keperawatan psikomotor atau
aspek komunikasi seperti konseling dan edukasi
b. Berasal dari grand atau middle theory atau berasal
dari beberapa penelitian yang mendeskripsikan, menjelaskan, dan menentukan
intervensi keperawatan
c. Mengkombinasikan beberapa prinsip dan arahan untuk
digunakan dalam praktik dan sering kali berperan dalam pengujian sebuah teori.
Practice theory sangat spesifik, aplikatif, dan langsung
digunakan di tatanan klinis. Contohnya:
a.
Teori Manajemen Nyeri Akut – pedoman praktik keperawatan
untuk intervensi nyeri.²¹
b.
Teori Kontrol Inkontinensia Urin – panduan asuhan pada
pasien dengan gangguan eliminasi urin.²²
c.
Teori Dukungan Menyusui – fokus pada intervensi perawat
dalam mendukung keberhasilan laktasi.²³
d.
Teori Pencegahan Luka Tekan – panduan praktik untuk
mencegah dekubitus.²⁴
e.
Teori Adaptasi Kecemasan Praoperasi – intervensi perawat
untuk menurunkan kecemasan pasien sebelum operasi.²⁵
PERKEMBANGAN TEORI
KEPERAWATAN
KESIMPULAN
Teori
merupakan kerangka konseptual yang membantu menjelaskan dan memprediksi
fenomena. Dalam keperawatan, teori berfungsi sebagai pedoman praktik,
penelitian, serta pendidikan. Jenis teori meliputi deskriptif, eksplanatif,
prediktif, dan preskriptif. Tingkatannya terdiri atas grand theory, middle
range theory, dan practice theory.
REFERENSI
1. Kerlinger, F. N. (2006).
Foundations of Behavioral Research. Holt, Rinehart and Winston.
2. McEwen, M., & Wills, E.
M. (2019). Theoretical Basis for Nursing (5th ed.). Wolters Kluwer Health.
3. Meleis, A. I. (2018).
Theoretical Nursing: Development and Progress (6th ed.). Wolters Kluwer.
4. Chinn, P. L., & Kramer,
M. K. (2015). Knowledge Development in Nursing: Theory and Process (9th ed.).
Elsevier.
5. Alligood, M. R. (2017).
Nursing Theorists and Their Work (9th ed.). Elsevier.
6. Nightingale, F. (1969). Notes
on Nursing: What It Is and What It Is Not. Dover Publications.
7. Peplau, H. (1991).
Interpersonal Relations in Nursing. Springer.
8. Henderson, V. (1966). The
Nature of Nursing. Macmillan.
9. Orem, D. E. (2001). Nursing:
Concepts of Practice (6th ed.). Mosby.
10. King, I. M. (1981). A Theory
for Nursing: Systems, Concepts, Process. Delmar.
11. Roy, C. (2009). The Roy
Adaptation Model (3rd ed.). Pearson.
12. Neuman, B., & Fawcett, J.
(2011). The Neuman Systems Model (5th ed.). Pearson.
13. Watson, J. (2008). Nursing:
The Philosophy and Science of Caring (Rev. ed.). University Press of Colorado.
14. Leininger, M. (2002). Culture
Care Theory: A Major Contribution to Advance Transcultural Nursing Knowledge.
Journal of Transcultural Nursing, 13(3).
15. Pender, N. J., Murdaugh, C.
L., & Parsons, M. A. (2015). Health Promotion in Nursing Practice (7th ed.).
Pearson.
16. Kolcaba, K. (2003). Comfort
Theory and Practice. Springer.
17. Mishel, M. H. (1990).
Reconceptualization of the Uncertainty in Illness Theory. Image: The Journal of
Nursing Scholarship, 22(4).
18. Benner, P. (1984). From
Novice to Expert. Addison-Wesley.
19. Beck, C. T. (1992).
Theoretical Perspectives of Postpartum Depression. Nursing Research, 41(3).
20. Reed, P. G. (1991).
Self-Transcendence and Mental Health in Old Age. Nursing Research, 40(1).