Teori Eakes, Burke & Hainsworth of Chronic Sorrow
(Teori Berduka
Kronis)
Chronic sorrow (Berduka
Kronis) merupakan salah satu teori keperawatan yang termasuk dalam teori middle
range keperawatan yang dikemukakan oleh Eakes, Burke dan Hainsworth.Chronic
sorrow merupakan perasaan sedih dan berduka yang memanjang, periodik dan
berulang karena kehilangan yang signifikan. Chronic sorrow menjelaskan
tentang pengalaman individu sepanjang hidupnya dalam menghadapi kehilangan, chronic
sorrow sering muncul pada pasien dalam kondisi penyakit kronik di mana hal
tersebut menjadi pemicu adanya kehilangan dan proses berduka yang memanjang.
Model Teori Berduka Kronis
Chronic Sorrow (berduka kronis) adalah suatu
kesenjanganyang sedang berlangsung sebagai akibat dari suatu kehilangan dengan
karakteristik perpasive dan permanen. Gejala berduka
dapatterjadi berulang secara periodik dan gejala ini berpotensi progresif
(Alligood, 2014).
2.
Kehilangan(Loss)
Kehilangan muncul karena adanya ketidakseimbangan/ perbedaan
antara ideal dan situasi atau pengalaman yang nyata. Sebagai contoh anak yang
sempurna dengan anak dengan kondisi kronik yang berbeda dengan ideal
3.
Peristiwa Pencetus(Triger events)
Kejadian pencetus adalah situasi, keadaan dan kondisi yang
menyebabkan perbedaan atau kehilangan berulang dan memulai atau memperburuk
perasaan berduka (Alligood, 2014).
4.
Metode Manajemen (Management method)
Metode manajemen adalah
suatu cara bagaimana individu menerima penderitaan kronis. Bisa secara internal
(strategi koping individu) atau eksternal (bantuan tenaga kesehatan atau
intervensi orang lain).Penderitaan kronis tidak akan membuat individu melemah
bila efektif dalam mengatur perasaan bisa secara internal maupun ekternal.
a.
Managemen internal sebagai tindakan, kognitif, interpersonal dan emosional.
Tindakan koping digunakan untuk semua subjek individu dengan kondisi kronis dan
pemberi perawatannya. Kognitif koping contohnya berpikir positif, membuat
sesuatu dengan sebaik-baiknya, tidak memaksakan diri bila tidak mampu
(Hainsworth, 1994 dalam Alligood, 2014). Contoh koping interpersonal adalah
pergi memeriksakan diri ke psikiater, masuk dalam suatu kelompok atau group dan
bicara atau berkomunikasi dengan orang lain (Eakes, 1993; Hainsworth, 1994,
dalam Alligood, 2014). Strategi emosional contohnya menangis atau ekspresi
emosi lainnya.
b.
Managemen eksternal adalah intervensi yang diberikan oleh tenaga kesehatan
(Eakes et al., 1998dalam Alligood, 2014). Pelayanan kesehatan yang diberikan
secara profesional dapat membantu memberikan rasa nyaman bagi mereka, caring
dan tenaga profesional yang kompeten lainnya (Alligood, 2014).
c.
Managemen Inefektif
Management inefektif merupakan hasil dari strategi yang
meningkatkan ketidaknyamanan atau mempertinggi perasaan chronic sorrow.
d.
Managemen Effective
Management efektif merupakan hasil dari strategi yang
meningkatkan kenyamanan perasaan individual.
5.
Strategi manejemen
NCRCS
menyakinkan bahwa kesedihan kronis bukan masalah jika para individu dapat
melakukan menejemen perasaan secara efektif.Strategi koping internal:
a.
Action
(tindakan), mekanisme koping action individu baik yang bersangkutan maupun
pelaku rawatnya. Contohnya metode distraksi yang umum digunakan untuk
menghadapi nyeri
b. Kognitif,
mekanisme koping ini juga sering digunakan, misalnya berpikir positif, ikhlas
menerima semua ini
c. Interpersonal,
mekanisme koping interpersonal misalnya dengan berkonsultasi dengan ahli jiwa,
bergabung dengan kelompok pendukung, melakukan curhat
d. Emosional,
mekanisme koping emosional misalnya adalah menangis dan mengekspresikan emosi.
Strategi
menejemen ini semua dianggap efektif bila para pelaku atau individu mengaku
terbantu untuk menurunkan perasaan kembali berduka (re-grief). Strategi koping eksternal,
dideskripsikan sebagai intervensi yang dilakukan oleh professional kesehatan
dengan cara meningkatkan rasa nyaman para subyek dengan bersikap empati,
memberi edukasi serta merawat dan melakukan tindakan professional kompeten
lainnya.
Asumsi Mayor: Theory of Chronic Sorrow
1.
Keperawatan
Praktek
keperawatan memiliki lingkup praktek untuk mendiagnosa adanya Chronic sorrow untuk kemudian melakukan
intervensi untuk mengatasinya. Peran utama perawat adalah bersikap empati,
memberi edukasi, serta merawat dan melakukan tindakan professional lainnya
2.
Manusia
Memiliki
persepsi ideal mengenai proses kehidupan dan kesehatan. Manusia akan
membandingkan pengalamannya dengan idealismenya pribadi dan dengan orang-orang
disekitarnya. Meskipun pengalaman individu terhadap kehilangan bersifat unik,
namun terdapat komponen-komponen yang umumnya dapat diprediksi ada terikat
pengalaman kehilangan.
3.
Kesehatan
Kesehatan
seseorang tergantung adaptasi terhadap kesenjangan yang tercipta setelah
kehilangan. Koping yang efektif menghasilkan respon normal terhadap kehilangan
4.
Lingkungan
Lingkungan
pelayanan kesehatan merupakan tempat terjadinya interaksi individu dalam
konteks social, dengan keluarga, social dan pekerjaan.
Clarity
Theory of Chronic Sorrow
Teori ini secara jelas
menggambarkan fenomena yang terjadi pada area klinik ketika terjadi kehilangan.
Konsep Mayor dan hubungan antar konsep juga diartikan secara jelas hingga
menghasilkan pemahaman yang tepat. Sebagai contoh pemahaman bahwa Chronic sorrow memberikan
kerangka berpikir dalam menghadapi dan memahami individu yang sedang mengalami
suatu kehilangan atau berduka yang memanjang. Dalam konsep chronic sorrow terdapat
antecenden atau hal-hal yang mendahului, trigger events atau
kejadian pemicu dan metode-metode manajemen baik internal maupun eksternal.
Metode-metode yang dipakai bisa direspon secara efektif atau tidak efektif yang
pada akhirnya akan mempengaruhi kenyamanan. Apabila manajemen efektif, maka
individu akan mengalami kenyamanan dalam kondisi kroniknya dan sebaliknya
apabila manajemen tidak efektif maka individu akan mengalami ketidaknyamanan.jelas bahwa manajemen
yang efektif baik internal maupun eksternal, akan menghasilkan kenyamanan dan
sebaliknya manajemen yang tidak efektif akan meningkatkan ketidaknyamanan dan
intensitas dari duka cita yang kronis.
Sebagai kelompok middle
range, wilayah teori dibatasi pada penjelasan satu fenomena yakni respon
kehilangan dan hal ini sesuai dengan pengalaman praktik klinik.Seperti yang
dinyatakan oleh Eakes, keunggulan dari middle range teori ini memberi
penjelasan secara benar bagi praktisi perawat, pelajar/mahasiswa perawat dan
pendidik sebagai bukti komunikasi yang berkelanjutan secara nasional dan
internasional (Alligood, 2014).
Satu aspek yang belum
jelas dari teori ini adalah penjelasan tentang mengapa tidak semua individu
yang mengalami kehilangan juga akan mengalami berduka kronis. Tidak ada data
yang menjelaskan tentang individu-individu
yang tidak mengalami berduka kronis ini, apakah mereka memiliki karakteristik kepribadian
yang berbeda, misalnya memiliki ketabahan, atau mereka menerima intervensi yang
berbeda saat mengalami kehilangan? Apa data yang diinginkan dari individu
terkait koping dengan kehilangan yang terus menerus.
Konsep lain yang perlu
dilakukan klarifikasi adalah progresifitas dari berduka. Meskipun dikatakan
bahwa berduka kronis berpotensi untuk berkembang, bagaimana perkembangannya dan
patologi yang berhubungan tidak jelas dipaparkan.
Perlu klarifikasi strategi
manajemen internal. Dalam hal ini belum jelas perbedaan problem oriented dengan cognitive
strategies. Demikian juga emotive-cognitive,
emotional dan strategi interpersonal belum digambarkan secara jelas. Beberapa
overlap yang nyata antara manajemen internal dan eksternal terjadi ketika kata
“interpersonal” digunakan untuk menggambarkan bantuan professional.
Teori ini memiliki
kesamaan dengan teori lainnya, yakni memandang bahwa fokus dari perawatan
adalah individu, keluarga (caregiver), kelompok (peer group), hanya kurang
memandang masyarakat yang dalam kondisi berduka kronis ini bisa dijadikan
sebagai support system (manajemen eksternal), teori ini hanya memandang profesi
kesehatan sebagai sumber manajemen eksternal untuk meningkatkan kenyamanan melalui
peran empatik, pengajaran, caring dan memberikan asuhan yang profesional.
Dalam rentang
kehidupan manusia, individu dihadapkan pada situasi kehilangan yang dapat
terjadi secara terus menerus ataupun satu kejadian. Pengalaman kehilangan
tersebut akan menimbulkan ketidakseimbangan antara yang diharapkan dengan
kenyataan. Kejadian tersebut dapat memicu timbulnya kesedihan atau dukacita
berkepanjangan/mendalam yang potensial progresif, meresap dalam diri individu,
berulang dan permanent. Individu dengan pengalaman kesedihan tersebut biasanya
akan menggunakan metode management dalam mengatasinya. Metode management dapat
berasal dari internal (koping personal) ataupun dari eksternal (dukungan orang
yang berharga maupun tim kesehatan). Jika metode managemant yang digunakan
efektif maka individu akan meningkat perasaan kenyamanannya. Tetapi jika tidak
efektif akan terjadi hal sebaliknya
Simpicity
Theory of Chronic Sorrow
Kesederhanaan teori ini
terlihat dari ruang lingkupnya yang berorietasi pada fase berduka kronis.Teori
berduka kronis (chronic sorrow) memperjelas
pemahaman hubungan antara variable dari konsep mayor yang dipaparkan.Melalui
model ini, jelas bahwa berduka kronis adalah siklus alami, menyebar dan
potensial berkembang.
Teori ini juga secara
sederhana menjelaskan subkonsep metode manajemen internal versus metode
manajemen eksternal.Selain itu teori ini secara sederhana juga menjelaskan
bahwa respon metode manajemen yang dilakukan oleh pasien dan keluarga (primary caregiver)menghasilkan respon
manajemen inefektif versus manajemen efektif.
Teori secara sederhana
menjelaskan bahwa peran perawat harus mampu menidentifikasi dan memfasilitasi
metode manajemen internal dan eksternal pasien.Perawat dan kelompok pendukung
lainnya lebih banyak berperan pada metode manajamen eksternal untuk
menghasilkan respon manajemen ang efektif untuk mencegah chronic sorrow menjadi progressif.
Dengan jumlah variabel
yang terbatas, teori ini lebih mudah dimengerti. Sebagai kelompok middle range,
teori ini berguna untuk panduan praktik dan desain penelitian selanjutnya.
Generality
Theory of Chronic Sorrow
Konsep chronic sorrow dimulai dengan studi pada
orang tua dengan anak yang mengalami gangguan fisik atau kognitif.Melalui
pembuktian secara empiris, teori diperluas untuk memasukkan berbagai pengalaman
dari kehilangan.Teori ini menerapkan secara jelas bagaimana rentang kehilangan
dan dapat diaplikasikan untuk mempengaruhi individu seperti halnya pemberi
perawatan.Sebagai tambahan, teori ini berguna untuk berbagai praktisi pelayanan
kesehatan.Dengan konsep ini keunikan yang alami dari pengalaman digambarkan
kurang luas seperti halnya pemicu. Pemicu dan strategi manajemen unik pada
setiap situasi individu dan bisa diaplikasikan pada situasi yang lebih beragam
Teori ini secara
general dapat diaplikasi pada berbagai kasus asuhan keperawatan pasien yang
berisiko mengalami chronic sorrow.Karena
secara umum kesedihan atau berduka merupakan fase fisiologis yang bisa dihadapi
oleh manusia. Teori ini dapat diaplikasikan pada semua tahapan usia kehidupan.
Accesibility
Theory of Chronic Sorrow
Karakteristik dari
middle range teori, wilayahnya yang terbatas akan lebih mudah bagi peneliti
untuk mempelajari fenomena. Dengan jumlah variabel yang terbatas, peneliti
dapat melakukan generalisasi hipotesa berhubungan dengan studi pada intervensi
keperawatan yang meningkatkan efektivitas strategi manajemen pada berduka
kronis. Hasil dari studi ini dapat menambah kekuatan dasar pada praktik
berdasarkan hasil pembuktian (evidence based practice)
Karena teori ini berasal
dari pembuktian secara empiris, maka kegunaannya jelas untuk penelitian lebih
lanjut. Definisi yang jelas dari berduka kronis membuat hal ini dapat
dipelajari pada individu dengan kehilangan yang beragam dan situasi yang
umumnya menghasilkan berduka kronis . Melalui penelitian yang lebih lanjut,
peneliti dapat memikirkan alat pengkajian untuk perawat klinik
Importance
Theory of Chronic Sorrow
Berduka atau kesedihan
merupakan proses normal yang bisa dialami seseorang karena adanya factor pencetus.
Teori ini sangat penting dalam aplikasi terutama pada kasus-kasus penyakit
kronis dan terminal.Aplikasi teori ini sangat membantu seseorang untuk
mengatasi fase kesedihan atau beruka yang dialami sehingga mencegah chronic sorrow yang berkelanjutan.
Teori ini bermanfaat dalam menganalisis
respon individu dengan pengalaman yang berbeda berkaitan dengan penyakit
kronis, tanggung jawab pemberi pelayanan, hilangnya kesempurnaan dari anak,
atau kesedihan (Alligood, 2014).
DAFTAR
PUSTAKA
Alligood, M. Raile. (2014), Nursing Theorists and
Their Work, Eight Edition, Mosby, an Imprint of Elsevier Inc.
Fawcett,
J, (2000). Levine's Conservation Model. In J. Fawcet (Ed.) Analysis and
evaluation of contemporary nursing knowledge: Nursing Models and theories.
Philadelphia: F.A. Davis.
Tomey,
A. M. & Alligood, M. R. (2010).Nursing Theorists and Their Works (7thed.).St. Louis: Mosby
Elsevier, Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar