TEORI IDA JEAN ORLANDO NURSING PROCESS DISCIPLINE
(DISIPLIN PROSES KEPERAWATAN)
Dalam teorinya Orlando mengemukanan tentang
beberapa konsep utama, diantaranya adalah konsep disiplin proses keperawatan (
nursing process discipline) yang juga dikenal dengan sebutan proses disiplin
atau proses keperawatan. Disiplin proses keperawatan meliputi komunikasi perawat
kepada pasiennya yang sifatnya segera, mengidentifikasi permasalahan klien yang disampaikan kepada perawat, menanyakan
untuk validasi atau perbaikan. (Tomey, 2006: 434).
Orlando juga menggambarkan mengenai disiplin
nursing proses sebagai interaksi total
(total interactive) yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara
perawat dan pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat
terhadap perilaku tersebut dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi
kebutuhan pasien untuk membantunya serta
untuk melakukan tindakan yang tepat
(George, 1995 ;162)
Konsep Utama Dalam Teori Proses Keperawatan Orlando
Teori keperawatan Orlando menekankan ada hubungan timbal balik antara pasien dan perawat, apa yang mereka katakan dan kerjakan akan saling mempengaruhi. Dan sebagai orang pertama yang mengidentifikasi dan menekankan elemen-elemen pada proses keperawatan dan hal-hal kritis penting dari partisipasi pasien dalam proses keperawatan. Proses aktual interaksi perawat-pasien sama halnya dengan interaksi antara dua orang . Ketika perawat menggunakan proses ini untuk mengkomunikasikan reaksinya dalam merawat pasien, Orlando menyebutnya sebagai ”nursing procces discipline”. Itu merupakan alat yang dapat perawat gunakan untuk melaksanakan fungsinya dalam merawat pasien.
Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu fungsi perawat profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal
atau kesegaraan, disiplin proses keperawatan serta kemajuan.
1.
Fungsi dari keperawatan yang
profesional
Tanggung jawab perawat yaitu membantu apapun yang
pasien butuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (misalnya kenyamanan fisik
dan rasa aman ketika dalam mendapatkan pengobatan atau dalam pemantauan.
Perawat harus mengetahui kebutuhan
pasien untuk membantu memenuhinya. Perawat harus mengetahui benar peran profesionalnya, aktivitas perawat profesional yaitu tindakan yang dilakukan
perawat secara bebas dan bertanggung jawab guna mencapai tujuan dalam membantu pasien. Ada beberapa
aktivitas spontan dan rutin yang bukan aktivitas profesional perawat yang dapat
dilakukan oleh perawat, sebaiknya hal ini dikurangi agar perawat lebih terfokus
pada aktivitas-aktivitas yang benar-benar
menjadi kewenangannya.
2.
Mengenal perilaku pasien
Mengenal perilaku pasien yaitu dengan mengobservasi apa
yang dikatakan pasien maupun perilaku nonverbal yang ditunjukkan pasien.
3.
Reaksi segera
Reaksi segera meliputi persepsi, ide dan perasaan
perawat dan pasien. Reaksi segera adalah respon segera atau respon internal
dari perawat dan persepsi individu pasien , berfikir dan merasakan.
4.
Disiplin proses keperawatan
Menurut George
(1995 hlm 162) mengartikan disiplin proses keperawatan sebagai interaksi total (totally interactive) yang
dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan pasien dalam
hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku tersebut
dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membantunya serta untuk melakukan tindakan yang tepat.
5.
Kemajuan / peningkatan
Peningkatan berari tumbuh lebih, pasien menjadi
lebih berguna dan produktif.
Disiplin Proses Keperawatan Dalam Teori Proses Keperawatan
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa disiplin proses keperawatan
dalam nursing procces theory dikenal
dengan sebutan proses disiplin atau proses keperawatan. Disiplin
proses keperawatan meliputi komunikasi perawat kepada pasiennya yang sifatnya
segera, mengidentifikasi permasalahan
klien yang disampaikan kepada perawat, menanyakan
untuk validasi atau perbaikan. (Tomey, 2006 hlm 434). Disiplin proses
keperawatan didasarkan pada ” proses bagaimana
seseorang bertindak”. Tujuan dari proses disiplin ketika digunakan antara
perawat dan pasien adalah untuk membantu
pemenuhan kebutuhan pasien. Peningkatan perilaku pasien merupakan indikasi dari
pemenuhan kebutuhan sebagai hasil yang diharapkan.
1.
Perilaku Pasien
Disiplin proses keperawatan dilaksanakan
sesuai dengan perilaku pasien . seluruh
perilaku pasien yang tidak sesuai dengan permasalahan dapat dianggap sebagai
ekpresi yang membutuhkan pertolongan, ini sangat berarti pada pasien tertentu
dalam kondisi gawat harus dipahami. Orlando menekankan hal ini pada prinsip
pertamanya ” dengan diketahuinya perilaku pasien , atau tidak diketahuinya yang
seharusnya ada hal tersebut menunjukan pasien membutuhkan suatu bantuan”.
Perilaku pasien dapat verbal dan
non verbal. Inkonsistensi antara dua perilaku ini dapat dijadikan faktor kesiapan perawat dalam memenuhi kebutuhan
pasien. Perilaku verbal yang menunjukan perlunya pertolongan seperti keluhan,
permintaan, pertanyaan, kebutuhan dan lain sebagainya. Sedangkan perilaku
nonverbal misalnya heart rate, edema, aktivitas motorik: senyum, berjalan,
menghindar kontak mata dan lain sebagainya. Walaupun seluruh perilaku pasien
dapat menjadi indikasi perlunya bantuan tetapi jika hal itu tidak
dikomunikasikan dapat menimbulkan masalah dalam interaksi perawat-pasien. Tidak
efektifnya perilaku pasien merupakan indikasi dalam memelihara hubungan
perawat-pasien, ketidakakuratan dalam mengidentifikasi kebutuhan pasien yang
diperlukan perawat, atau reaksi negatif pasien terhadap tindakan perawat.
Penyelesaian masalah tidak efektifnya perilaku pasien layak diprioritaskan.
Reaksi dan tindakan perawat harus dirancang
untuk menyelesaikan perilaku seperti halnya memenuhi kebutuhan yang
emergenci
2.
Reaksi Perawat
Perilaku pasien menjadi stimulus
bagi perawat , reaksi ini terdiri dari 3 bagian yaitu pertama
perawat merasakan melalui indranya, kedua
yaitu perawat berfikir secara otomatis, dan ketiga
adanya hasil pemikiran sebagai suatu yang dirasakan. Contoh perawat melihat
pasien merintih, perawat berfikir bahwa pasien mengalami nyeri kemudian
memberikan perhatian, persepsi, berfikir, dan merasakan terjadi secara otomatis
dan hampir simultan. Oleh karena itu perawat harus belajar mengidentifikasi
setiap bagian dari reaksinya. Hal ini akan membantu dalam menganalisis reaksi
yang menentukan mengapa ia berespon demikian. Perawat
harus dapat menggunakan reaksinya untuk tujuan membantu pasien.
Displin proses keperawatan menentukan
bagaimana perawat membagi reaksinya dengan pasien. Orlando menawarkan prinsip
untuk menjelaskan penggunaan dalam hal berbagi “ beberapa observasi
dilakukan dan dieksporasi dengan pasien adalah
penting untuk memastikan dan memenuhi kebutuhannya atau mengenal yang tidak
dapat dipenuhi oleh pasien pada waktu itu “.
Orlando (1972) menyampaikan 3 kriteria untuk
memastikan keberhasilan perawat dalam mengeksplor dan bereaksi dengan pasien,
yaitu ;
a.
Perawat harus segera menemui
pasien dan konsisten terhadap perilaku verbal dan nonverbalnya kepada
pasien
b. Perawat harus dapat
mengkomunikasikannya dengan jelas
terhadap apa yang akan diekspresikannya
c.
Perawat harus menanyakan kembali
kepada pasien langsung untuk perbaikan atau klarifikasi.
3.
Tindakan Perawat
Setelah memvalidasi dan
memperbaiki reaksi perawat terhadap perilaku pasien, perawat dapat melengkapi proses
disiplin dengan tindakan keperawatan, Orlando menyatakan bahwa apa yang
dikatakan dan dilakukan oleh perawat dengan atau untuk kebaikan pasien adalah
merupakan suatu tidakan profesional perawatan. Perawat harus menentukan
tindakan yang sesuai untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien. Prinsip yang
menjadi petunjuk tindakan menurut Orlando yaitu perawat harus mengawali dengan
mengekplorasi untuk memastikan bagaimana mempengaruhi pasien melalui tindakan
atau kata-katanya.
Perawat dapat bertindak dengan
dua cara yaitu : tindakan otomatis dan tindakan terencana. Hanya tindakan
terencana yang memenuhi fungsi
profesional perawat. Sedangkan tindakan otomatis dilakukan bila kebutuhan
pasien yang mendesak, misalnya tindakan pemberian obat atas intruksi medis.
Dibawah ini merupakan kriteria tindakan keperawatan yang direncanakan:
a. Tindakan merupakan hasil dari
indetifikasi kebutuhan pasien dengan memvalidasi reaksi perawat terhadap
perilaku pasien.
b. Perawat menjelaskan maksud
tindakan kepada pasien dan sesuai untuk memenuhi kebituhan pasien.
c.
Perawat memvalidasi efektifitas
tindakan, segera setelah dilakukan secara lengkap
d. Perawat membebaskan stimulasi yang tidak berhubungan
dengan kebutuhan pasien ketika melakukan tindakan.
Tindakan otomatis tidak akan
memenuhi kriteria tersebut. Beberapa contoh tindakan otomatis tindakan
rutinitas, melaksanakan instruksi dokter, tindakan perlindungan kesehatan
secara umum. Semua itu tidak membutuhkan validasi reaksi perawat
4.
Fungsi profesional
Tindakan yang tidak profesional
dapat menghambat perawat dalam
menyelesaikan fungsi profesionalnya, dan dapat menyebabkan tidak adekuatnya
perawatan pasien. Perawat harus tetap menyadari bahwa aktivias termasuk
profesional jika aktivitas tersebut direncanakan untuk mencapai tujuan
pemenuhan kebutuhan pasien.
Disiplin proses keperawatan
adalah serangkaian tindakan dengan suatu perilaku pasien yang membutuhkan
bantuan. Perawat harus bereaksi terhadap perilaku pasien dengan mempersepsikan, berfikir dan
merasakan. Perawat membagi aspek reaksinya dengan pasien, meyakinkan bahwa
tindakan verbal dan nonverbalnya adalah konsisten dengan reaksinya, dan
mengidentifikasi reaksi sebagai dirinya sendiri, perawat mengunjungi pasien
untuk memvalidasi reaksinya dan perawat membantu pasien dengan menggunakan proses yang sama agar komunikasi
lebih efektif . Selanjutnya tindakan yang sesuai untuk menyelesaikan kebutuhan
adalah saling menguntungkan antara pasien dan perawat. Setelah perawat bertindak
, perawat segera katakan kepada pasien jika tindakannya berhasil . Secara keseluruhan
interaksi , perawat meyakinkan bahwa perawat bebas terhadap stimulasi tambahan
yang bertentangan dengan reaksinya terhadap pasien.
Paradigma Keperawatan Teori
Proses Keperawatan Orlando
Asumsi Orlando terhadap paradigma keperawatan hampir seluruhnya terkandung dalam teorinya. Sama
dengan teori-teori keperawatan pendahulunya asumsinya tidak spesifik, namun
demikian Schmieding (1993) mendapatkan dari tulisan Orlando mengenai empat area yang ditekuninya :
1.
Perawat
Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi
autonomi yang didefinisikan sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi
profesional yaitu membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang
bersifat segera. Itu merupakan tanggung jawab perawat untuk mengetahui
kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang disiplin
proses keperawatan mengandung elemen dasar, yaitu perilaku pasien, reaksi perawat dan tindakan perawatan yang
dirancang untuk kebaikan pasien
2.
Manusia
Manusia bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-kadang
dalam situasi tertentu manusia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan
pertolongan, dan akan mengalami distress jika mereka tidak dapat melakukannya.
Hal ini dijadikan dasar pernyataan bahwa perawat profesional harus berhubungan
dengan seseorang yang tidak dapat menolong dirinya dalam memenuhi kebutuhannya.
2.
Sehat
Orlando tidak medefinisikan tentang sehat, tetapi
berasumsi bahwa bebas dari ketidaknyamanan fisik dan mental dan merasa adekuat
dan sejahtera berkontribusi terhadap sehat. Perasaan adekuat dan sejahtera
dalam memenuhi kebutuhannya berkontribusi terhadap sehat.
3.
Lingkungan
Orlando berasumsi bahwa lingkungan merupakan situasi
keperawatan yang terjadi ketika perawat dan pasien berinteraksi, dan keduanya
mempersepsikan, berfikit, dan merasakan dan bertindak dalam situasi yang
bersifat segera. Pasien dapat mengalami distress terhadap lingkungan
therapeutik dalam mencapai tujuannya, perawat perlu mengobservasi perilaku
pasien untuk mengetahui tanda-tanda distress.
DAFTAR PUSTAKA
Tomey Ann Marriner, Alligood M.R.(2006). Nursing Theorists and Their work. 6
Ed. USA : Mosby Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar