Senin, 04 Oktober 2021

Teori Sistem Model Betty Neuman

 

TEORI SISTEM MODEL BETTY NEUMAN

 

A.      Biografi Betty Neuman

Betty Neuman lahir di Ohio tahun 1924, beliau anak ke dua dari tiga bersaudara dan merupakan anak perempuan satu-satunya. Ketika berumur 11 tahun bapaknya meninggal, setelah 6 tahun menderita CHF dan dirawat. Pujian bapaknya terhadap perawat mempengaruhi pandangan Neuman tentang perawat dan komitmennya menjadi perawat terbaik yang selalu dekat dengan pasien. Pekerjaan ibunya sebagai bidan didesa juga sangat mempengaruhi secara signifikan. Setelah lulus SMA Neuman tidak dapat melanjutkan pendidikan keperawatan. Beliau bekerja sebagai tehnisi di sebuah perusahaan pesawat terbang dan sebagai juru masak di Ohio dalam rangka menabung untuk pendidikannya dan membantu ibu serta adiknya.

Adanya program wajib militer di keperawatan mempercepat masuknya Neuman kesekolah keperawatan. Neuman lulus program diploma Rumah Sakit Rakyat (sekarang RSUP Akron Ohio) tahun 1947. Neuman menerima gelar BS pada keperawatan kesehatan masyarakat tahun 1957 dan MS kesehatan Masyarakat serta konsultan keperawatan jiwa tahun 1966 dari universitas California LA. Tahun 1985 Neuman menyelesaikan PHD dalam bidang Clinical Psychology dari universitas Pasific Western. Beliau mempraktekkan bed side nursing sebagai staf kepala dan Private Duty Nurse di berbagai Rumah Sakit. Pekerjaannya di komunitas termasuk di sekolah-sekolah, perawatan di perusahaan dan sebagai kepala perawatan di klinik obstetric suaminya dan konseling intervensi krisis di keperawatan jiwa di komunitas. Tahun 1967, enam bulan setelah mendapat gelar MS dia menjadi kepala fakultas dari program dimana beliau lulus dan memulai konstribusinya sebagai guru, dosen, penulis dan konsultan dalam berbagai disiplin ilmu kesehatan.

Tahun 1973, Neuman dan keluarga kembali ke Ohio, sejak itu beliau sebagai konsultan kesehatan jiwa, menyediakan program pendidikan berkelanjutan dan melanjutkan perkembangan dari modelnya, dia yang pertama kali mendapatkan California Licensed Clinical Fellows of the American Association of Marriage dan Family Therapy dan tetap melakukan praktek konseling. Model Neuman aslinya berkembang tahun 1970 ketika itu ada permintaan lulusan Universitas of California LA untuk pembukaan kursus yang memberikan wawasan tentang aspek fisiologi, psikologi, sosiokultural dan aspek pengembangan dari kehidupan manusia (Neuman 1995). Model ini dikembangkan untuk menyediakan struktur yang terintegrasi dari aspek-aspek diatas secara holistic.Setelah dua tahun di evaluasi model tersebut dipublikasikan dalam tiga edisi (1982, 1989, 1995).

B.       Perkembangan Sistem Model Betty Neuman

Model system Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang manusia sebagai mahluk holistic (memandang manusia secara keseluruhan), meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan adanya respon-respon system terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun eksternal.

Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi terhadap stress. klien dipandang sebagai suatu system terbuka yang memiliki siklus input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif system ini, maka klien dapat meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan.

Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas system secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi dan sebagai system terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai factor, baik didalam maupun diluar system. Neuman menyebut gangguan – gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak negative atau positif. Reaksi terhadap stressor bias potensial atau actual melalui respond an gejala yang dapat diidentifikasi.

C.       Konsep utama dan definisi teori Model Betty Neuman

Betty Neuman menyajikan aspek – aspek model sistemnya dalam suatu diagram lingkaran konsentris, seperti ditunjukan pada skema Model Sistem Neuman berikut ini :


Skema Model Sistem Betty Neuman

. Dalam teorinya  menurut Neuman, yang termasuk dalam konsep mayor adalah :

1.    Manusia

Menurut Neuman manusia dipandang sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi dengan kekuatan lingkungan baik internal maupun eksternal. Manusia selalu berubah, bergerak menuju keadaan dinamis stabilitas system atau kearah penyakit dari berbagai derajat.

2.    Lingkungan

Lingkungan adalah arena penting yang erat hubungannya dengan system dan fungsinya. Lingkungan dapat dilihat sebagai factor-faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh system.

a.       Lingkungan internal

Lingkungan internal ada dalam system klien. Semua kekuatan dan pengaruh interaktif yang hanya di dalam batas-batas system klien membentuk lingkungan ini.

b.      Lingkungan eksternal

Lingkungan eksternal ada diluar system klien

3.    Kesehatan

Kesehatan didefinisikan sebagai kondisi atau tingkat stabilitas system dan dipandang sebagai satu kesatuan dari kesehatan untuk penyakit. Ketika kebutuhan system terpenuhi, maka kesehatan yang optimal akan tercapai. Sebaliknya ketika kebutuhan tidak terpenuhi (merasa tidak puas), maka kemungkinan penyakit ada.Dan ketika energy yang diperlukan untuk mendukung kehidupan tidak tersedia, maka kematian akan terjadi.

4.    Keperawatan

Perhatian utama keperawatan adalah untuk menentukan tindakan yang tepat dalam situasi stress terkait dengan kemungkinan reaksi dari klien atau system terhadap stressor. Intervensi keperawatan ditujukan untuk membantu system beradaptasi atau menyesuaikan diri, memulihkan dan mempertahankan tingkat stabilitas diantara variable system dan stress lingkungan dengan focus pada konservasi energy.

5.    Sistem Terbuka

Sebuah system dimana ada aliran kontinyu input dan proses, output dan umpan balik. ini adalah system kompleksitas teratur, dimana semua elemen turut berinteraksi.

6.    Struktur dasar dan sumber daya energy

Struktur dasar atau inti pusat adalah factor-faktor dasar untuk bertahan hidup. Faktor – factor ini meliputi variable system, genetic, kekuatan dan kelemahan system.

7.    Variabel klien

Neuman memandang klien dan individu secara holistic dan mempertimbangkan variable secara simultan dan komprehensif. variable klien meliputi :

a.       Variabel fisiologis; mengacu pada struktur dan fungsi tubuh

b.      Variabel psikologis; mengacu pada proses mental dan hubungan

c.       Variabel social budaya; mengacu pada fungsi system yang berhubungan dengan harapan social dan budaya

d.      Variabel perkembangan; mengacu pada proses-proses yang terkait dengan perkembangan umur

e.       Variabel spitual; mengacu pada pengaruh keyakinan spiritual

8.    Garis pertahanan fleksibel

Garis pertahanan fleksibel merupakan garis putus-putus yang mengelilingi dan melindungi garis pertahan normal terhadap invasi oleh stress.

9.    Garis pertahanan normal

Garis pertahana normal merupakan garis yang menunjukan tingkat adaptasi kesehatan klien yang bergerak dari waktu ke waktu. Garis ini dianggap sebagai standar untuk menetukan adanya penyimpangan kesehatan.

10.    Garis resistensi

Garis resistensi merupakan factor perlindungan yang diaktifkan bila stress telah menembus garis pertahanan normal yang menyebabkan reaksi simptomatologi.

Selain itu Neuman menjelaskan bahwa selain konsep mayor terdapat subkonsep, yang terdiri dari :

1.      Stressor

Stressor adalah setiap fenomena yang mungkin menembus kedua garis fleksibel dan garis pertahan normal, yang menghasilkan sesuatu yang positif atau negative. Stressor ini meliputi :

a.       Stressor intrapersonal

Strssor intrapersonal adalah stress yang terjadi dalam batas system klien (lingkungan internal)

b.      Stressor interpersonal

Stress interpersonal berasal diluar batas system klien

c.       Stressor ekstrapersonal

Stress ekstrapersonal juga terjadi diluar batas – batas system tetapi pada jarak yang lebih besar dari stress interpersonal. Contohnya adalah kebijakan social.

2.      Stabilitas

Sebuah keadaan keseimbangan atau harmoni yang membutuhkan pertukaran energy yang sesuai dengan stress yang dihadapi dan sebagai upaya untuk mempertahankan, mencapai tingkat kesehatan yang optimal, sehingga dapat menjaga integritas system.

3.      Tingkat reaksi

Tingkat reaksi adalah jumlah ketidakstabilan system akibat invasi stressor dari garis pertahanan normal

4.      Input / output

Input/output merupakan materi, energy, dan informasi yang dipertukarkan antara klien dan lingkungan yang memasuki dan meninggalkan system pada setiap titik waktu.

5.      Rekonstitusi

Rekonstitusi adalah kembalinya pemeliharaan stabilitas system, setelah pengobatan reaksi stressor, yang menghasilkan tingkat yang lebih tinggi atau rendah dari kesehatan.

6.      Pencegahan sebagai intervensi

Pencegahan sebagai intervensi merupakan bentuk yang menentukan intervensi / tindakan keperawatan yang disepakati antara klien dan perawat. Hal ini meliputi :

a.       Pencegahan primer

Pencegahan primer dilakukan sebelum system bereaksi terhadap stressor, yang mencakup promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. pencegahan primer berfokus pada penguatan garis pertahanan fleksibel melalui pencegahan stress dan mengurangi factor resiko. Intervensi ini terjadi ketika resiko atau bahaya diidentifikasi tapi belum terjadi reaksi. Strategi yang mungkin digunakan meliputi : imunisasi, pendidkan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup

b.      Pencegahan sekunder

Penegahan sekunder terjadi setelah system bereaksi terhadap stressor yang ditandai dengan adanya gejala yang muncul pada klien. Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan lini internal perlawanan sehingga melindungi struktur dasar. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil, maka stressor menginvasi struktur dasar. Jika factor – factor yang ada dalam struktur dasar tidak mendukung klien, maka kematian akan terjadi.

c.       Pemcegahan tersier

Pencegahan tersier terjadi setelah system/klien telah diobati. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kesehatan atau melindungi system pemulihan klien dengan mendukung kekuatan yang ada pad klien dan terus melestarikan energy. Pencegahan tersier dapat dimulai pada setiap titik setelah stabilitas system telah mulai dibangun kembali (pemulihan telah dimulai kembali). Pencegahan tersier cenderung mengarah ke pencegahan primer.

D.      Asumsi Model Sistem Betty Neuman

Asumsi Model Sistem Betty Neuman menjelaskan bahwa :

1.    Setiap klien adalah unik, gabungan dari factor dan karakteristik dalam kisaran tertentu dari respon

2.    Banyak stress yang dikenal, diketahui, dan bersifat universal. masing-masing berbeda dalam potensinya untuk mengganngu tingkat kestabilan klien yang ditunjukan pada garis garis pertahanan normal. Keterkaitan variable tertentu pada setiap titik waktu dapat mempengaruhi sejauh mana klien dilindungi oleh garis pertahanan fleksibel terhadap kemungkinan reaksi terhadap stress.

3.    Setiap system / klien terus bergerak secara dinamis pada kisaran garis pertahanan normal sebagai respon terhadap stress, dimana garis pertahanan normal ini dapat dijadikan standar untuk mengukur terjadinya penyimpangan kesehatan

4.    Ketika garis pertahanan fleksibel tidak lagi mampu melindungi system / klien terhadap stressor lingkungan, maka stressor tersebut dapat menembus garis pertahanan fleksibel dan menginvasi garis pertahanan normal.

5.    Klien, baik dalam keadaan sakit atau sehat, adalah gabungan dinamis dari berbagai variable. Wellness ada pada sebuah rangkaian energy yang tersedia untuk mendukung system dalam keadaan stabilitas system yang optimal

6.    Garis resistensi berfungsi untuk menstabilkan dan menyusun kembali klien ke dalam keadaan sehat

7.    Pencegahan primer berkaitan dengan pengetahuan umum yang diterapkan dalam penilaian klien dan intervensi, dalam mengidentifikasi adanya masalah atau factor resiko terkait stress lingkungan untuk mencegah reaksi.

8.    Pencegahan sekunder berhubungan dengan sympomatologi menyusul reaksi terhadap stress. Intervensi keperawatan disusun sesuai prioritas, pengobatan dilakukan untuk mengurangi efek bahaya/penyakit.

9.    Pencegahan tersier berhubungan dengan proses adjustive yang terjadi saat proses pemulihan dimulai. Faktor pemeliharaan memindahkan kembali klien secara melingkar kearah pencegahan primer

 

Teori Imogene M. King

TEORI IMOGENE M. KING

 

A.    Latar Belakang Pengembangan Teori Imogene M. King

Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” (General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 1968-1972 King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut: Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan keperawatan.

Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll). Pada tahun 1980-1981 mempublikasikan teori keperawatannya “sebagai suatu sistem, konsep dan proses”.

B.     Asumsi Imogene M. King

1.   Asumsi Eksplisit meliputi :

a.            Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkungannya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia

b.           Individu adalah mahluk sosial, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan, control, berorientasi pada kegiatan waktu.

c.            Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai pasien serta perawat.

d.           Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yng mempengaruhi kehidupannya.

e.            Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka mengambil keputusan.

f.            Tujuan pemberi dan penerima pelayanan kesehatan mungkin tidak sama.

2.   Asumsi Implicit meliputi :

a.            Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.

b.           Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau pengambilan keputusan.

c.            Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.

d.           Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.

C.    Pandangan Imogene M. King Dilihat dari Perspektif Paradigma Keperawatan

1.      Keperawatan (Nursing)

Keperawatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi dan ditemukan dalam sistem perawatan kesehatan yang ada di masyarakat. Tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu memelihara kesehatan mereka, sehingga mereka dapat menjalani peran-peran mereka. Keperawatan adalah suatu proses interpersonal yang meliputi tindakan/aksi, reaksi, interaksi dan transaksi. Persepsi perawat dan pasien juga mempengaruhi proses interpersonal.

2.      Manusia (Person)

King memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga system interaksi yang dinamis sebagai individu disebut sebagai system personal, ketika individu ini bersatu dalam kelompok disebut system interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu komunitas atau masyarakat.

3.      Kesehatan (Health)

Kesehatan berimplikasi pada penyesuaian berkelanjutan terhadap stres di dalam lingkungan internal dan eksternal melalui penggunaan yang optimal dari sumber dayanya untuk mencapai potensi maksimum untuk kegiatan sehari-hari (King, 1981, p. 5 dalam Tomey & Alligood, 2006).

4.      Lingkungan (Environment)

King (1981 dalam Tomey & Alligood, 2006) percaya bahwa satu pemahaman tentang tatacara manusia berhubungan dengan lingkungan untuk memelihara kesehatan adalah hal yang essensial untuk perawat. Sistem terbuka berimplikasi pada interaksi yang terjadi antara sistim dan lingkungan yang mengalami perubahan secara terus menerus. Penyesuaian-penyesuaian dalam kehidupan dan kesehatan dipengaruhi oleh satu interaksi individu dengan lingkungan.

5.      Skema Model Teori Imogene M. King

King mengemukakan beberapa asumsi tentang dasar kerangka konsepnya, yang meliputi asumsi tujuan keperawatan yaitu pelayanan kesehatan individu dan kelompok dan manusia sebagai sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungannya. Kerangka konseptual terdiri dari tiga sistem yang saling berinteraksi, yaitu sistem personal (individual), sistem interpersonal (kelompok) dan sistem sosial.  Berikut diagram sistem interaksi menurut King :

 


Gambar : Dynamic interacting systems(King, 1981 dalam Tomey & Alligood, 2006)

  1. Sistem Personal (individual)

Individu berada dalam sistem personal. Konsep yang perlu dipahami dalam sistem personal antara lain :

a.       Gambaran diri (body image)

Adalah Persepsi tentang diri individu sendiri dan persepsi orang lain tentang dirinya.

b.      Pertumbuhan dan perkembangan ( growth & devolepment )

Perubahan yang terjadi pada individu secara terus menerus baik secara seluler, molekuler dan tingkatan-tingkatan aktivitas perilaku yang kondusif untuk menolong individu bergerak ke arah kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan dapat menggambarkan suatu proses dalam kehidupan dimana terjadi peningkatan  potensinya untuk mencapai  aktualisasi diri.

c.       Persepsi (perception)

Persepsi adalah menyalurkan energi dari lingkungan dan mengelompokkannya melalui informasi, penyimpanan informasi dan menyampaikannya dalam bentuk tingkah laku yang jelas.

Persepsi adalah proses organisasi, interpretasi dan transformasi data yang diingatnya melalui perasaan.

Persepsi: adalah representasi individu terhadap gambaran realita, seperti kesadaran diri terhadap object, orang-orang dan kejadian. (http://www.ignou.ac.in/edusat)

d.      Diri sendiri (self)

Merupakan pemikiran dan  perasaan yang berkaitan dengan personalitas seseorang yang berbeda dengan orang lain dan mempengaruhi pandangannya terhadap siapa jati dirinya.

Diri sendiri termasuk berbagai hal, sistim dari ide/ gagasan, sikap, nilai dan komitmen-komitmen. Diri sendiri adalah lingkungan subjektif seseorang secara keseluruhan. Hal ini merupakan pusat yang istimewa dari pengalaman dan signifikansi. Diri sendiri menunjukkan dunia seseorang pada bagian dalam yang dibedakan dari dunia  luar yang terdiri dari orang lain dan berbagai hal. Diri sendiri adalah individu seperti yang dikenal sebagai individu, adalah  ketika kita mengatakan  "aku" (Jersild, 1952, p. 10 dalam Tomey & Alligood, 2006).

e.       Ruang (space)

Ruang (space) ditandai dengan karakteristik universal. Semua orang mempunyai beberapa konsep personal yang bergantung pada hubungan dengan situasi, dimensi, area, jarak, waktu dan tanggapan yang berdasar pada persepsi masing-masing individu.

Ruang ( space) dapat juga diartikan sebagai batasan tegas dari fisik dan perilaku yang ditampakkannya.

f.       Waktu

King menggambarkan waktu sebagai jangka waktu antar peristiwa satu dengan peristiwa yang lainnya dan dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing individu, sehingga peristiwa yang satu dengan yang lain akan saling berhubungan.

  1. Sistem Interpersonal

Sistem  interpersonal dibentuk ketika dua atau lebih individu saling berhubungan, pembentukan oleh dua orang atau tiga orang. Interaksi perawat dan pasien adalah satu jenis dari sistim interpersonal. Keluarga, sebagai kelompok kecil, dapat dipertimbangkan sebagai sistem interpersonal. Dalam sistim interpersonal diperlukan satu pemahaman tentang konsep komunikasi, interaksi, peran, stres dan transaksi.

a.       Komunikasi

Komunikasi didefinisikan sebagai proses pemberian informasi dari individu satu ke individu yang lain secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi merupakan komponen interaksi. Termasuk didalamnya perubahan tanda-tanda non verbal dan simbol-simbol antara perawat – klien dengan lingkungan merupakan komunikasi.

b.      Interaksi

Interaksi merupakan suatu proses persepsi dan komunikasi antara individu dengan lingkungan dan antara individu yang satu dengan individu yang lain, diwujudkan dengan perilaku verbal dan diarahkan untuk mencapai tujuan. Setiap individu yang berinteraksi dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan dalam pengetahuan, tujuan, pengalaman terdahulu dan persepsi.

c.       Peran

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari individu yang memiliki peraturan yang menjelaskan hak dan kewajiban. Jika harapan peran berbeda dan tidak sesuai dengan yang terjadi, dapat menimbulkan konflik. Dan hal ini berdampak pada penurunan keefektifan asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat.

d.      Stres

Stres adalah tingkatan yang dinamis dalam interaksi individu – lingkungan. Stres melibatkan perpindahan energi dan informasi antara individu – lingkungan untuk pengaturan dan pengendalian stressor. Peningkatan stres dalam interaksi individu dapat mempersempit bidang persepsi dan menurunkan kerasionalan. Peningkatan stres juga berpengaruh terhadap intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien.

e.       Transaksi

Transaksi didefinisikan sebagai maksud dari interaksi untuk mencapai tujuan tertentu.

  1. Sistem Sosial

Sistem yang saling berinteraksi secara menyeluruh yang terdiri dari kelompok masyarakat, dikenal sebagai sistem sosial. Kegiatan keagamaan, bidang pendidikan dan sistem pelayanan kesehatan adalah contoh-contoh dari sistem sosial. Pengaruh perilaku terhadap pertumbuhan dan perkembangan individu yang berada dalam keluarga ekstended di masyarakat adalah contoh lain dari pengaruh sistem sosial. Di dalam sistem sosial, penting untuk memahami otoritas konsep, pengambilan keputusan, organisasi, status.

a.       Otoritas (autority )

Merupakan proses transaksi yang aktif dalam pengalaman seseorang untuk memahami nilai yang berpengaruh, legitimasi dan menerimanya sebagai posisi dalam organisasi berkaitan dengan otoritasnya.

b.      Pengambilan keputusan ( decision making)

Adalah perubahan dan proses yang disengaja melalui proses memilih sesuai dengan tujuan dengan mengidentifikasi aktivitas yang mungkin dilakukan oleh individu atau group untuk mencapai tujuan.

c.       organisasi ( organization )

Dibentuk oleh individu yang memiliki peran yang diharapkan sesuai dengan posisinya. Orang tersebut akan menggunakan berbagai sumber untuk mencapai tujuan baik personal maupun organisasi.

d.      Status

Status adalah hubungan seseorang di dalam grupnya dengan anggota lainnya dalam satu grup atau grup yang satu dengan grup yang lainnya.

Konsep-konsep di dalam kerangka tersebut merupakan dimensi pengaturan dan menunjukkan pengetahuan yang penting bagi pemahaman interaksi di antara ke tiga sistem. Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena mereka terutama berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkan dalam sistim interpersonal karena menekankan pada interaksi antara dua orang atau lebih.  Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial karena mereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalam sistim yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey & Alligood, 2006).

Bagaimanapun King dengan jelas telah mengidentifikasi bahwa konsep-konsep yang berada di dalam kerangka itu tidak dibatasi hanya pada salah satu  sistem yang saling berinteraksi secara dinamik tetapi juga yang berseberangan dengan ketiga  sistem tersebut.

Menurut King, sistem personal merupakan sistem terbuka dimana di dalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan sosial yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan sistem sosial sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut, maka King memandang manusia sebagai indivudu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu, tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makluk sosial akan hidup bersama dengan orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.

Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu : kebutuhan terhadap informasi kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit.  Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari kompenen yang dapat digambarkan sebagai berikut :


Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :

1.    Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang digambarkan melalui hubungan  perawat dan klien untuk melakukan kontrak untuk pencapaian tujuan.

2.    Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi dan merupakan respon individu

3.    Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara perawat dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.

4.    Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan. (Murwani Arita, S.Kep. 2009)

6.      Kekuatan dan Kelemahan Teori Imogene M. King

Kekuatan :

Kerangka konseptual King pada dasarnya dapat diaplikasikan dalam setiap tatanan pelayanan keperawatan. Karena pada dasarnya dalam pemberian asuhan keperawatan, perawat berinteraksi dengan klien dan dalam setiap interaksinya perawat berorientasi pada sebuah tujuan sehingga tercapai kondisi klien yang sehat.

Kelemahan :

  1. Teori ini cukup spesifik tetapi batasannya kurang jelas. Misalnya bagaimana cara penetapan tujuan, batasan mengenai kriteria keberhasilan ketercapaian suatu tujuan
  2. Teori ini berfokus pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang akan dicapai sangat bergantung pada persepsi perawat dan klien yang terlibat dalam hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu saja
  3. Fokus teori ini kurang membahas secara mendalam bagaimana pemenuhan kebutuhan dasar manusia
  4. Batasan lingkungan sebagai sistem di luar individu kurang dalam terbahas pada teori ini. Bagaimana lingkungan yang mendukung pencapaian hasil, dan sebagainya.