TEORI
IMOGENE M. KING
A.
Latar
Belakang Pengembangan Teori Imogene M. King
Dalam menemukan teori, King secara
bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dimulai pada periode
1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” (General Concepts
of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan
literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka
Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing). Selanjutnya
pada tahun 1968-1972 King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut: Gambaran yang sistematis dari
keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan keperawatan.
Pada periode ini pula (1971) ia
mengatakan, perawat adalah individual dan professional tetapi keperawatan belum
sebagai ilmu. King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam
keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat
dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif
dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul
tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual
(Conceptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka,
dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar
terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being)
sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya.
Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan
lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan
kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual
Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic
Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal
systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi
sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll). Pada
tahun 1980-1981 mempublikasikan teori keperawatannya “sebagai suatu sistem,
konsep dan proses”.
B.
Asumsi
Imogene M. King
1.
Asumsi
Eksplisit meliputi :
a.
Fokus
sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkungannya,
dengan tujuan untuk kesehatan manusia
b.
Individu
adalah mahluk sosial, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan, control,
berorientasi pada kegiatan waktu.
c.
Proses
interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai pasien serta
perawat.
d.
Manusia
sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam
membuat keputusan yng mempengaruhi kehidupannya.
e.
Tanggung
jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada individu
tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka mengambil keputusan.
f.
Tujuan
pemberi dan penerima pelayanan kesehatan mungkin tidak sama.
2.
Asumsi
Implicit meliputi :
a.
Pasien
ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
b.
Pasien
sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau
pengambilan keputusan.
c.
Individu
mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
d.
Individu
mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
C.
Pandangan Imogene M. King Dilihat dari Perspektif
Paradigma Keperawatan
1.
Keperawatan
(Nursing)
Keperawatan merupakan perilaku yang dapat
diobservasi dan ditemukan dalam sistem perawatan kesehatan yang ada di
masyarakat. Tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu memelihara
kesehatan mereka, sehingga mereka dapat menjalani peran-peran mereka.
Keperawatan adalah suatu proses interpersonal yang meliputi tindakan/aksi,
reaksi, interaksi dan transaksi. Persepsi perawat dan pasien juga mempengaruhi
proses interpersonal.
2.
Manusia
(Person)
King
memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungan yang memungkinkan benda, energi, dan informasi dengan leluasa
mempengaruhinya. Dalam kerangka konsepnya meliputi tiga system interaksi yang
dinamis sebagai individu disebut sebagai system personal, ketika individu ini
bersatu dalam kelompok disebut system interpersonal. Sistem sosial tercipta
ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu
komunitas atau masyarakat.
3.
Kesehatan
(Health)
Kesehatan berimplikasi pada penyesuaian
berkelanjutan terhadap stres di dalam lingkungan internal dan eksternal melalui
penggunaan yang optimal dari sumber dayanya untuk mencapai potensi maksimum
untuk kegiatan sehari-hari (King, 1981, p. 5 dalam Tomey & Alligood, 2006).
4.
Lingkungan
(Environment)
King (1981 dalam Tomey & Alligood, 2006)
percaya bahwa satu pemahaman tentang tatacara manusia berhubungan dengan
lingkungan untuk memelihara kesehatan adalah hal yang essensial untuk perawat.
Sistem terbuka berimplikasi pada interaksi yang terjadi antara sistim dan
lingkungan yang mengalami perubahan secara terus menerus.
Penyesuaian-penyesuaian dalam kehidupan dan kesehatan dipengaruhi oleh satu
interaksi individu dengan lingkungan.
5.
Skema Model Teori Imogene M. King
King mengemukakan beberapa asumsi tentang dasar
kerangka konsepnya, yang meliputi asumsi tujuan keperawatan yaitu pelayanan
kesehatan individu dan kelompok dan manusia sebagai sistem terbuka yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Kerangka konseptual terdiri dari tiga sistem
yang saling berinteraksi, yaitu sistem personal (individual), sistem
interpersonal (kelompok) dan sistem sosial.
Berikut diagram sistem interaksi menurut King :
Gambar : Dynamic interacting systems(King, 1981 dalam Tomey & Alligood, 2006)
- Sistem Personal (individual)
Individu berada dalam sistem personal. Konsep yang perlu
dipahami dalam sistem personal antara lain :
a.
Gambaran
diri (body image)
Adalah Persepsi tentang
diri individu sendiri dan persepsi orang lain tentang dirinya.
b.
Pertumbuhan
dan perkembangan ( growth &
devolepment )
Perubahan yang terjadi pada
individu secara terus menerus baik secara seluler, molekuler dan
tingkatan-tingkatan aktivitas perilaku yang kondusif untuk menolong individu
bergerak ke arah kedewasaan. Pertumbuhan
dan perkembangan dapat menggambarkan suatu proses dalam kehidupan dimana
terjadi peningkatan potensinya untuk
mencapai aktualisasi diri.
c.
Persepsi
(perception)
Persepsi adalah
menyalurkan energi dari lingkungan dan mengelompokkannya melalui informasi,
penyimpanan informasi dan menyampaikannya dalam bentuk tingkah laku yang jelas.
Persepsi adalah
proses organisasi, interpretasi dan transformasi data yang diingatnya melalui
perasaan.
Persepsi: adalah representasi individu
terhadap gambaran realita, seperti kesadaran diri terhadap object, orang-orang
dan kejadian. (http://www.ignou.ac.in/edusat)
d.
Diri
sendiri (self)
Merupakan
pemikiran dan perasaan yang berkaitan
dengan personalitas seseorang yang berbeda dengan orang lain dan mempengaruhi
pandangannya terhadap siapa jati dirinya.
Diri
sendiri termasuk berbagai hal, sistim dari ide/ gagasan, sikap, nilai dan
komitmen-komitmen. Diri sendiri adalah lingkungan subjektif seseorang secara
keseluruhan. Hal ini merupakan pusat yang istimewa dari pengalaman dan
signifikansi. Diri sendiri menunjukkan dunia seseorang pada bagian dalam yang
dibedakan dari dunia luar yang terdiri
dari orang lain dan berbagai hal. Diri sendiri adalah individu seperti yang
dikenal sebagai individu, adalah ketika
kita mengatakan "aku"
(Jersild, 1952, p. 10 dalam Tomey & Alligood, 2006).
e. Ruang (space)
Ruang (space) ditandai dengan karakteristik
universal. Semua orang mempunyai beberapa konsep personal yang bergantung pada
hubungan dengan situasi, dimensi, area, jarak, waktu dan tanggapan yang
berdasar pada persepsi masing-masing individu.
Ruang ( space) dapat juga diartikan sebagai
batasan tegas dari fisik dan perilaku yang ditampakkannya.
f.
Waktu
King menggambarkan waktu
sebagai jangka waktu antar peristiwa satu dengan peristiwa yang lainnya dan
dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing individu, sehingga peristiwa yang
satu dengan yang lain akan saling berhubungan.
- Sistem Interpersonal
Sistem
interpersonal dibentuk ketika dua atau lebih individu saling
berhubungan, pembentukan oleh dua orang atau tiga orang. Interaksi perawat dan
pasien adalah satu jenis dari sistim interpersonal. Keluarga, sebagai kelompok
kecil, dapat dipertimbangkan sebagai sistem interpersonal. Dalam sistim
interpersonal diperlukan satu pemahaman tentang konsep komunikasi, interaksi,
peran, stres dan transaksi.
a.
Komunikasi
Komunikasi
didefinisikan sebagai proses pemberian informasi dari individu satu ke individu
yang lain secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi merupakan komponen
interaksi. Termasuk didalamnya perubahan tanda-tanda non verbal dan
simbol-simbol antara perawat – klien dengan lingkungan merupakan komunikasi.
b.
Interaksi
Interaksi
merupakan suatu proses persepsi dan komunikasi antara individu dengan
lingkungan dan antara individu yang satu dengan individu yang lain, diwujudkan
dengan perilaku verbal dan diarahkan untuk mencapai tujuan. Setiap individu
yang berinteraksi dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan dalam pengetahuan,
tujuan, pengalaman terdahulu dan persepsi.
c.
Peran
Peran adalah
seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari individu yang memiliki peraturan
yang menjelaskan hak dan kewajiban. Jika harapan peran berbeda dan tidak sesuai dengan yang terjadi, dapat
menimbulkan konflik. Dan hal ini berdampak pada penurunan keefektifan asuhan
keperawatan yang diberikan oleh perawat.
d.
Stres
Stres adalah
tingkatan yang dinamis dalam interaksi individu – lingkungan. Stres melibatkan
perpindahan energi dan informasi antara individu – lingkungan untuk pengaturan
dan pengendalian stressor. Peningkatan stres dalam interaksi individu dapat
mempersempit bidang persepsi dan menurunkan kerasionalan. Peningkatan stres
juga berpengaruh terhadap intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien.
e.
Transaksi
Transaksi didefinisikan sebagai maksud dari
interaksi untuk mencapai tujuan tertentu.
- Sistem Sosial
Sistem
yang saling berinteraksi secara menyeluruh yang terdiri dari kelompok
masyarakat, dikenal sebagai sistem sosial. Kegiatan keagamaan, bidang pendidikan dan
sistem pelayanan kesehatan adalah contoh-contoh dari sistem sosial. Pengaruh
perilaku terhadap pertumbuhan dan perkembangan individu yang berada dalam
keluarga ekstended di masyarakat adalah contoh lain dari pengaruh sistem
sosial. Di
dalam sistem sosial, penting untuk memahami otoritas konsep, pengambilan
keputusan, organisasi, status.
a.
Otoritas (autority )
Merupakan proses transaksi yang aktif
dalam pengalaman seseorang untuk memahami nilai yang berpengaruh, legitimasi
dan menerimanya sebagai posisi dalam organisasi berkaitan dengan otoritasnya.
b.
Pengambilan keputusan ( decision
making)
Adalah perubahan dan proses yang
disengaja melalui proses memilih sesuai dengan tujuan dengan mengidentifikasi
aktivitas yang mungkin dilakukan oleh individu atau group untuk mencapai
tujuan.
c.
organisasi ( organization )
Dibentuk oleh individu yang memiliki
peran yang diharapkan sesuai dengan posisinya. Orang tersebut akan menggunakan
berbagai sumber untuk mencapai tujuan baik personal maupun organisasi.
d.
Status
Status adalah hubungan seseorang di dalam
grupnya dengan anggota lainnya dalam satu grup atau grup yang satu dengan grup
yang lainnya.
Konsep-konsep
di dalam kerangka tersebut merupakan dimensi pengaturan dan menunjukkan
pengetahuan yang penting bagi pemahaman interaksi di antara ke tiga sistem.
Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena mereka terutama
berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkan dalam sistim
interpersonal karena menekankan pada interaksi antara dua orang atau
lebih. Konsep yang ditempatkan dalam
sistem sosial karena mereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar
berfungsi di dalam sistim yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey &
Alligood, 2006).
Bagaimanapun
King dengan jelas telah mengidentifikasi bahwa konsep-konsep yang berada di
dalam kerangka itu tidak dibatasi hanya pada salah satu sistem yang saling berinteraksi secara
dinamik tetapi juga yang berseberangan dengan ketiga sistem tersebut.
Menurut
King, sistem personal merupakan sistem terbuka dimana di dalamnya terdapat
persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari
individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu
hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan sosial yang mengandung arti
bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan sistem sosial sesuai
dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut, maka King memandang manusia sebagai indivudu yang reaktif
yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang
berorientasi terhadap waktu, tidak lepas dari masa lalu dan
sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makluk
sosial akan hidup bersama dengan orang lain yang akan berinteraksi satu dengan
yang lain.
Berdasarkan
hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu : kebutuhan
terhadap informasi kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan
kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori
yang terdiri dari kompenen yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa
konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :
1.
Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam
memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang digambarkan
melalui hubungan perawat dan klien untuk
melakukan kontrak untuk pencapaian tujuan.
2.
Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi dan
merupakan respon individu
3.
Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhi antara
perawat dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.
4.
Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan. (Murwani
Arita, S.Kep. 2009)
6.
Kekuatan dan Kelemahan Teori Imogene M.
King
Kekuatan :
Kerangka
konseptual King pada dasarnya dapat diaplikasikan dalam setiap tatanan pelayanan
keperawatan. Karena pada dasarnya dalam pemberian asuhan keperawatan, perawat
berinteraksi dengan klien dan dalam setiap interaksinya perawat berorientasi
pada sebuah tujuan sehingga tercapai kondisi klien yang sehat.
Kelemahan
:
- Teori ini cukup
spesifik tetapi batasannya kurang jelas. Misalnya bagaimana cara penetapan
tujuan, batasan mengenai kriteria keberhasilan ketercapaian suatu tujuan
- Teori ini berfokus
pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang akan dicapai sangat
bergantung pada persepsi perawat dan klien yang terlibat dalam hubungan
interpersonal dan hanya pada saat itu saja
- Fokus teori ini
kurang membahas secara mendalam bagaimana pemenuhan kebutuhan dasar
manusia
- Batasan lingkungan
sebagai sistem di luar individu kurang dalam terbahas pada teori ini.
Bagaimana lingkungan yang mendukung pencapaian hasil, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar