Senin, 01 November 2021

KONSEP PASAR DAN PEMASARAN

KONSEP PASAR DAN PEMASARAN

 

A.   DEFINISI

 Menurut Dr. Suliyanto pasar adalah jumlah seluruh permintaan barang atau jasa oleh pembeli-pembeli pontensial, sedangkan menurut stanton pasar didefenisikannya sebagai orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauannya untuk membelanjakannya . Dan pasar menurut penulis adalah tempat penawaran atau permintaan pelaku pasar untuk memperoleh atau menawarkan barang atau jasa sesuai dengan keinginannya dengan cara berbelanja atau menjual menggunakan alat tukar untuk tujuan memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier.

Menurut Stanton, Pemasaran adalah keseluruhan sistem dari kegiatan usaha yang tujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli atau konsumen dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut penulis pemasaran adalah strategi pengusaha dalam memasarkan produknya baik dalam menentukan barang dan jasa yang akan dipasarkan, menentukan harga, menentukan tempat pemasaran, maupun bagaimana cara mendistribusikan barang dan jasa tersebut untuk mendapat pembeli yang potensial.

B.   STRATEGI PEMASARAN

Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang memberikan arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu  ke waktu pada masing-masing tingkatan serta lokasinya. Strategi pemasaran secara umum terdiri dari tiga tahapan, yaitu segmentasi pasar (segmenting), penetapan pasar sasaran (targeting), dan penetapan posisi pasar (positioning).

1.   Segmentasi pasar (segmenting) merupakan kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar yang besifat homogen. Segmentasi pasar bertujuan agar perusahaan lebih mudah dalam melayani berbagai kebutuhan dan keinginan pasar. Segmentasi pasar dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:

a.    Segmentasi geografis, yaitu kegiatan membagi-bagi pasar yang didasarkan atas lokasi konsumen atau daerah penjualan. Seperti desa, kota, pantai, pegunungan dan lain-lain.

b.    Segmentasi demografis, yaitu kegiatan membagi-bagi pasar berdasarkan faktor-faktor demografis, seperti umur, jenis kelamin, suku, agama, kebangsaan, pendidikan, maupun pekerjaan.

b.    Segmentasi psikografis yaitu kegiatan membagi-bagi pasar berdasarkan faktor-faktor psikologis, seperti kepribadian, sikap, opini, dan gaya hidup.

2.   Penetapan pasar sasaran (targeting) adalah pemilahan pasar sasaran dari kumpulan pembeli dengan kebutuhan atau karakteristik serupa yang akan dilayani perusahaan. Dalam pemilihan target pasar perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :

a.      Sumber daya perusahaan Sumber daya perusahaan yang kuat memungkinkan perusahaan untuk memilih strategi pembedaan maupun dengan strategi pembedaan.

b.    Variabilitas produk Pemasaran tanpa pembedaan cocok untuk produk yang standar, seperti telur, gula pasir.

c.    Tahapan produk dalam daur hidup Produk pada tingkat kedewasaan dalam siklus hidup produk lebih cocok menggunakan strategi konsentrasi, yaitu memilih salah satu target pasar.

d.    Variabilitas pasar Jika selera pasar cenderung homogen maka strategi tanpa pembedaan akan lebih cepat.

e.    Stategi pesaing Jika pesaing menggunakan strategi tanpa pembedaan maka perusahaan akan lebih dihargai jika menggunakan strategi pembedaan.

3.   Penetapan posisi pasar (positioning) adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada dalam benak pelanggan sasarannya. Sehingga perusahaan perlu menentukan posisi pasar agar produknya bisa  dikenali oleh para konsumen. Dalam menentukan penetapan posisi pasar, pelaku pasar dapat melakukan sebagai berikut:

a.    Penetapan posisi pasar menurut atribut produk, yaitu usaha memposisikan diri menurut atribut produknya.

b.    Penetapan posisi pasar menurut manfaat, yaitu usaha memposisikan produk sebagai pemimpin dalam manfaat tertentu.

c.    Penetapan posisi pasar menurut harga atau kualitas, yaitu usaha memposisikan produk sebagai nilai dan kualitas yang terbaik.

d.    Penetapan posisi pasar menurut penggunaan/penerapan, yaitu usaha memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah pengguna/ penerapan.

e.    Penetapan posisi pasar menurut pemakai, yaitu usaha memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai.

f.     Penetapan posisi pasar menurut pesaing, yaitu usaha mempromosikan produk usaha sebagai yang lebih baik dibandingkan pesaing utamanya.

g.    Penetapan posisi pasar menurut kategori produk, yaitu usaha memposisikan produk sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk. Dalam menciptakan produk, menetapkan harga, melakukan promosi, dan lokasi/tempat memiliki strategi tersendirwarkai. Menurut Fandy Tjiptono, dalam menciptakan produk harus memperhatikan jenis barang, kemasan, merek, label, pelayanan, dan jaminan. Begitu juga dengan produk jasa, juga  harus memperhatikan kualitas dari jasa yang ditawarkan.Dalam menetapkan harga perusahaan harus memperhatikan manfaat dari barang atau jasa yang ditawarkan sehingga pelanggan/nasabah merasa puas dengan harga yang ditetapkan.

 

 

BISNIS ONLINE DAN OFFLINE

 

A.   DEFINISI

Bisnis offline adalah bisnis pada umumnya yang melaksanakan kegiatan usaha mulah dari produksi, hingga produk didistribusikan, entah itu sebagai distriburot, sebagai produsen, sebagai pengecer dan lain sebagainnya. Bisnis offline ini ada di dunia dan fisiknya dapat dilihat secara nyata. Contohnya adalah toko toko swalayan, pabrik pabrik dan lain sebagainya. Dan dalam kegiatan usaha yang dilakukannya, tidak melibatkan internet atau dunia online sebagai basisnya, baik basis produksi, basis distribusi dan lain sebagainya. Inilah yang dimaksud dengan bisnis offline. Intinya bisnis ini bisa dilihat secara nyata dan ada disuatu tempat tertentu di dunia, bukan di dunia maya.

Bisnis online berbeda dengan bisnis offline. Bisnis ini memiliki basis di dunia maya sebagai sektor pergerakan usaha yang utama. Contohnya adalah lazada sebagai toko online besar di dunia maya yang bergerak dalam sektor perdagangan atau jual beli. Sama seperti bisnis offline, pergerakan usaha di bidang bisnis online ini juga seperti itu, namun melibatkan internet atau dunia maya sebagai basisnya. Bisnis online saat ini sudah mencangkup dalam beberapa macam, mulai dari perdagangan, promosi atau periklanan dan lain sebagainnya. Itulah bisnis online atau bisnis yang berbasis dunia maya. Bisnis ini lahir di saat atau di masa zaman modern dimana sistem komputerisasi sudah semakin canggih dan lahirlah teknologi yang disebut dengan internet. Nah, internet inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya bisnis online sekaligus mempersaranai kelangsungan atau pelaksanaan dari kegiatan bisnis yang masuk ke dalam bisnis online ini. contohnya di masa lalu ada yang namanya e-bay atau amazon.com yang lahir dari teknologi internet ini sebagai sarana pemasaran secara online dan masih ada dan semakin berkembang. Secara umum, bidang bisnis online ini juga menyangkut pada bisnis offline atau bisa dikatakan hasil dari pengembangan bisnis offline ke sektor teknologi

B.   PERSAMAAN DAN PERBEDAAN OFFLINE DAN ONLINE

1.   Persamaan Bisnis Offline dan Online

Persamaan antara bisnis offline dan bisnis online terletak pada pergerakan usahanya. Baik di dunia bisnis offline dan dunia bisnis online, sama sama memiliki tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan dan penghasilan. Keduanya sama sama memiliki sktor atau uni produksi, namuan tidak bisa di lihat secara nyata atau sistem komputerisasi untuk bisnis online, contonya seperti iklan dan sebagainnya, tetapi unit produksi bisnis offline bisa dilihat fisiknya secara nyata contohnya adalah pabrik pabrik pdoruksi. Selain itu ada kesamaan lainnya yang paling dilihat yaitu sama sama memiliki tempat untuk melakukan perdagangan atau pendistribusian. Apa contohnya, jika di dunia bisnis offline kita mengenal toko toko yang menjual suatu produk hasil produksi dalam bidang bisnis, di dunia maya atau bisnis online kita juga bisa menemukannya yaitu toko online seperti lazada dan lain sebagainnya.

Ciri Bisnis Offline :

a.    Memiliki unit produksi secara nyata atau rill

b.    Memiliki toko sebagai tempat pemasaran secara nyata atau rill

c.    Tidak melibatkan internet dalam kegiatan usahanya, baik untuk produksi, distribusi dan lain sebagainya.

2.   Perbedaan Bisnis Offline dan Online

Perbedaan yang paling mendasar dari kedua bisnis ini adalah pada sektor basisnya. Yang paling dominan adalah dilihat dari keterlibatan internet dan komputerisasi dalam dunia bisnis online. Setiap kegiatan usaha yang ada di bidang bisnis online, pasti melibatkan internet, sesuai namanya yaitu online. Berbeda dengan bisnis offline atau bisnis yang dijalankan secara dunia nyata atau dapat dilihat fisiknya. Bisnis ini dilakukan secara langsung dan ril dan tidak melibatkan dunia maya sebagai salah satu aspek pelaksanaan kegiatan usahanya.

Ciri Bisnis Online

a.    melibatkan internet dalam setiap kegiatan usaha

b.    Berbasis di internet

C.    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SERTA BENTUK PEMASARANYA

1.   Bisnis Online

a.    Bentuk Pemasaran

1)   Tidak diperlukannya kehadiran fisik dari

2)   Calon pelanggan bisa mendatangi produsen secara tidak langsung dengan mengakses situs produsen atau media sosialnya.

3)   Produsen atau sales representative tidak harus melakukan perjalanan.

b.    Kelebihan

1)   Rendahnya biaya yang perlu dikeluarkan.

2)   Layanan dapat diakses secara 24 jam.

3)   Tidak memiliki batas jangkauan geografis.

c.     Kekurangan

1)   Promosi produk belum pasti kuat dikarenakan produk tidak dipresentasikan dengan menyeluruh.

2)   Demo fisik tidak dapat dilakukan.

d.    Adapun beberapa tips yang bisa Anda lakukan dalam cara mempromosikan produk secara online:

1)   Mendapatkan banyak lead(prospek) dan juga meningkatkan traffic website.

2)   Membuat akun Instagram dan juga media sosial lainnya.

3)   Mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku pada media sosial yang digunakan.

4)   Membangun strategi konten bisnis.

5)   Menggunakan SEO (Search Engine Optimization).

6)   Memahami kebutuhan dan karakter pelanggan.

7)   Memerhatikan layanan terhadap pelanggan.

8)   Memerhatikan calls-to-action.

9)   Mengembangkan landing page.

10)         Mengawasi tracking progress.

2.   Bisnis Offline

a.    Bentuk Pemasaran

1)   Pemasaran offline membutuhkan kehadiran fisik sales yang berasal dari produsen atau media fisik untuk publikasi.

2)   Sales melakukan penawaran atau mempresentasikan produk secara langsung dijual kepada calon konsumen.

3)   Perjalanan dari satu tempat ke tempat lain perlu dilakukan untuk menawarkan produk.

b.    Kelebihan

1.    Penawaran produk kuat dikarenakan representasinya dilakukan oleh sales secara langsung.

2.    Calon customer bisa melihat dan menyentuh produk.

3.    Produk dan transaksi penjualan dan pembelian dilakukan secara langsung yang berakibat pada tingginya faktor kepercayaan pelanggan.

c.    Kekurangan

1.    Biaya yang diperlukan sangat mahal

2.    Jangkauan dalam penjualan terbatas.

3.    Pengawasan penjualan bisa dilakukan secara manual dan memerlukan waktu yang banyak.

d.    Adapun beberapa tips yang bisa Anda lakukan dalam cara mempromosikan produk secara offline:

1.    Menyebarkan kartu nama.

2.    Memberikan sumbangan atau hadiah.

3.    Menjadi pembicara di sebuah acara.

4.    Melakukan komunikasi dengan media lokal.

5.    Mengirim surat.

6.    Membuat panggilan telepon.

7.    Berpartisipasi dalam pameran-pameran yang ada.

8.    Mengubah kemasan produk.

9.    Merayakan keberhasilan.

10. Menjadi sponsor pada acara komunitas.

 

 


PENJUALAN, BIAYA DAN BENEFIT

 SIMPLY SELLING

 

A.   DEFINISI

Simple selling adalah fondasi dari melakukan penjualan dalam berbisnis. Jaya Setiabudi menjelaskan bahwa ia membagi ilmu pemasaran menjadi 4 agar mudah dipahami untuk orang awam. Pertama, selling yang berarti closing (push). Kedua, promotion yang berarti kampanye (pull). Ketiga, positioning berarti strategi (slogan). Dan keempat branding yang mengarah pada loyalitas.

1.   Belajar ilmu selling: mendapatkan duit. Push strategy. Selling competition berdasarkan communication skill.

2.   Promotion: mengkampanye produk, agar banyak yang beli product

3.   Positioning: Strategi (Slogan) memenangkan persaingan. Menang tanpa bersaing berarti monopoli. Harus sesuai dengan produknya, kenyataan produk. Melihat apa yang dibutuhkan, berapa lama, siapa yang dituju.

4.   Branding: Loyalitas, mempertinggi value. Menaikkan dan menstabilkan harga. Apabila saat perang harga, kita tidak kehilangan customer. contohnya pada fashion, customer selalu follow trend.

B.   PENJUALAN

Menurut Reeve, Warren, dan Durhac pengertian dari penjualan adalah sejumlah total yang dikenakan kepada pelanggan untuk barang dagangan yang dijual, termasuk penjualan tunai dan kredit. Penjualan bisa diartikan dengan proses pemenuhan kebutuhan penjual dan pembeli baik secara tunai maupun kredit. Penjualan sudah pasti merupakan bagian dari suatu bisnis. Baik itu penjualan barang maupun jasa. Proses penjualan menjadi salah satu tolak ukur apakah bisnis bisa berjalan lancar atau tidak. Jika penjualan memiliki angka yang tinggi, berarti pelanggan banyak yang membutuhkan barang atau jasa yang dijual. Jika yang terjadi adalah kebalikannya, berarti ada kesalahan terhadap produk atau mungkin bisnis tidak menyasar target pasar yang tepat. Maka dari itu, penjualan juga bisa menjadi tolak ukur untuk evaluasi bisnis. Karena dari penjualan bisa diketahui data yang akurat tentang kondisi produk atau jasa terhadap pasar.

C.    TIPE PENJUAL

1.   ORDER SEEKER: Dari sisi penjual: Focusnya Barang harus terjual, Lebih meminta waktu untuk bertemu customer, sangat memaksa customer. Targetnya ‘Pokoknya harus beli’. Hubungan antara penjual dan pembeli jangka pendek. Dari sisi customer: Hanya membeli sekali, Tidak ingin bertemu lagi dengan penjual karena merasa ilfeel pada penjual

2.   PROFESSIONAL: Dari sisi penjual: Fokusnya membangun relasi. Lebih mencari waktu yang tepat untuk bertemu dengan customer. mencari cara bagaimana customer membeli. Hubungan yang terjadi hanya jika diperlukan. Dari sisi customer: Membeli jika hanya ditawarkan, masih mau ditemui pada saat yang tepat. Dapat merekomendasikan penjual.

3.   CONSULTAN Dari sisi penjual: Fokusnya adalah memuaskan pelanggan. Lebih dicari oleh customer. lebih mengutamakan memberikan solusi. Hubungan yang terjadi ‘langgeng’ layaknya berteman. Dari sisi customer: Memiliki rasa untuk mencari penjual. Merasa senang jika ditemui penjual. Terjalin kepercayaan kepada penjual

D.   MANFAAT DAN TUJUAN PENJUALAN

Proses penjualan adalah proses penting dalam semua bisnis. Alasan mengapa penjualan adalah hal yang penting karena bisnis akan mendapatkan banyak manfaat dari penjualan. Berikut ini adalah manfaat dari penjualan yang bisa didapat bisnis:

1.   Mendapatkan Laba Tertentu

Penjualan bisa membantu perusahaan mendapatkan laba. Tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi bisnis. Laba bisa mendatangkan keuntungan yang tinggi untuk bisnis. Sehingga bisnis bisa berkembang lebih pesat dan lancar. Dengan tingginya laba yang didapat dari penjualan, tentunya bisnis akan mendapatkan keuntungan dan juga biaya untuk operasional yang lain. Pengelolaan keuangan yang tepat diperlukan agar laba dari penjualan bisa dialokasikan untuk pengembangan bisnis dengan tepat. 

2.   Mendapatkan Volume Penjualan

Volume penjualan diperlukan bisnis untuk mencapai target penjualan yang telah ditentukan. Target ini dibuat agar bisnis bisa terus beroperasi dengan adanya pemasukan dana untuk setiap periode tertentu.

3.   Pertumbuhan Bisnis

Penjualan yang tinggi akan memudahkan bisnis untuk berkembang dengan pesat. Semakin tinggi angka penjualan berarti semakin tinggi pula laba dan keuntungan yang didapat oleh perusahaan.

E.    FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PENJUALAN

1.   Faktor-Faktor Pendorong Keberhasilan Penjualan

Keberhasilan dalam kewirausahaan ditentukan oleh tiga faktor sebagai berikut :

a.    Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan, tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang sukses. Kemauan saja tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan kemampuan.

b.    Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat, tetapi memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan pernah berhasil.

c.    Kesempatan dan peluang. Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan mencari-cari atau menunggu peluang yang datang kepada kita.

David C. Mc Clelland (1961:207) mengemukakan bahwa kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap, nilai, dan status kewirausahaan atau keberhasilan. Keberhasilan wirausaha ditentukan oleh perilaku kewirausahaan. Faktor yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi hak kepemilikan (property right), kemampuan/kompetensi (ability/competency), dan insentif (incentive). Sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan (environmental).

Peggy Lambing dan Charles R. Kuehl (2000:63) mengemukakan tentang beberapa faktor kunci untuk mengembangkan produk, yaitu mencakup hal-hal sebagai berikut :

a.    Lakukan riset pasar secara memadai.

b.    Memuaskan suatu kebutuhan.

c.    Memiliki suatu keunggulan produk yang tinggi.

d.    Gunakanlah harga dan kualitas yang tepat sejak pertama kali.

e.    Gunakanlah saluran distribusi yang tepat.

2.   Faktor-Faktor Penghambat penjualan 

Menurut Zimmerer (1996: 14-15) keberhasilan atau kegagalan berwirausaha sangat bergantung pada kemampuan pribadi wirausahawan itu sendiri. Ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausahawan gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu :

a.    Tidak kompeten dalam hal manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

b.    Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengkoordinasikan, mengelola sumber daya manusia maupun mengintegrasikan operasi perusahaan.

c.    Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan secara cermat. Kekeliruan dalam pemeliharaan aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan jalannya perusahaan tidak lancar.

d.    Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan, maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

e.    Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

f.     Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efesien dan tidak efektif.

g.    Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan terjadinya gagal lebih bersih.

h.    Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausahawan yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan tidak akan menjadi wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu. 

 

 

 

BIAYA

 

A.   DEFINISI

Biaya adalah suatu pengorbanan yang harus dilakukan untuk melaksanakan suatu proses produksi yang dinyatakan dengan satuan uang sesuai harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi ataupun yang akan terjadi. Namun, beberapa lainnya juga mengatakan bahwa biaya adalah sebuah bentuk pengeluaran yang dilakukan oleh suatu pihak, baik itu individu maupun perusahaan untuk mendapatkan manfaat lebih dari tindakan tersebut. Secara mudah dalam proses perdagangan atau sebuah transaksi, biaya merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan atau perorangan untuk membuat produk atau jasa. Itu semua menyangkut hal yang memiliki nilai seperti biaya produksi, biaya perawatan dan sebagainya. Karena itu, biaya ini akan dijadikan pertimbangan dalam menentukan harga jual produk tersebut.

B.   JENIS JENIS BIAYA

Pada jenis biaya ini sebenarnya terbagi menjadi 2 dimana jenis biaya berdasarkan tujuan pengambilan keputusan dan jenis biaya berdasarkan perilaku. Sekarang kita bahas terlebih dahulu berdasarkan tujuan pengambilan suatu keputusan yaitu:

1.   Biaya Relevan (Relevant Cost)

Biaya relevan adalah suatu biaya yang terjadi hanya saat suatu alternatif tindakan tertentu, namun tidak terjadi pada alternatif tindakan lainnya. Biaya relevan akan mempengaruhi suatu pengambilan keputusan, karenanya biaya relevan harus dipertimbangkan dalam pembuatan suatu keputusan.

2.   Biaya Tidak Relevan (Irrelevant Cost)

Sedangkan biaya tidak relevan merupakan suatu biaya yang tidak berbeda diantara alternatif tindakan yang ada. Biaya tidak relevan itu tidak akan mempengaruhi pengambilan suatu keputusan dan akan tetap sama jumlahnya walaupun tanpa memperhatikan alternatif lainnya yang dipilih. Karenanya, biaya tidak relevan tersebut tidak harus dipertimbangkan dalam suatu pengambilan keputusan. Di atas adalah jenis biaya berdasarkan tujuan pengambilan keputusannya, jenis biaya lainnya adalah jenis biaya yang berdasarkan perilaku dimana dibagi menjadi tiga yaitu: 

3.   Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap merupakan suatu biaya yang jumlah totalnya akan tetap konstan atau tidak berubah dan tidak akan dipengaruhi oleh perubahan volume suatu aktivitas atau kegiatan. Biaya tetap per unit tersebut berbanding terbalik dengan secara proporsional dengan suatu perubahan volume kegiatan atau kapasitas. Semakin tinggi tingkat kegiatannya, maka akan semakin rendah biaya tetap per unitnya. Sebaliknya semakin rendah tingkat kegiatan atau aktivitasnya, maka akan semakin tinggi biaya tetap per unitnya.

4.   Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya dapat berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitasnya. Semakin tinggi volume kegiatan atau aktivitasnya, maka secara sebanding akan semakin tinggi juga biaya variabelnya. Sebaliknya, apabila semakin rendah volume atau kegiatannya, maka secara sebanding akan semakin rendah juga biaya variabelnya.

5.   Biaya Semi Variabel (Semi Variable cost atau  Mixed Cost)

Yang terakhir adalah Biaya Semi Variabel yang merupakan suatu biaya yang memiliki elemen biaya tetap, namun memiliki biaya variabel di dalamnya. Elemen biaya tetap ini merupakan jumlah biaya minimum untuk dapat menyediakan jasa sedangkan pada elemen biaya variabel adalah suatu bagian dari biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh volume kegiatan. Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan pada volume kegiatan, namun tingkat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatannya, maka akan semakin tinggi jumlah biaya variabelnya dan sebaliknya.

C.    PENGGOLONGAN BIAYA

Ada jenis ada juga penggolongan pada biaya. Seperti yang perlu kamu ketahui bahwa penggolongan biaya ini ditentukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Karenanya, biaya dapat digolongkan menjadi 5 yaitu:

1.    Objek pengeluaran

2.    Fungsi pokok dalam perusahaan

3.    Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

4.    Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan

5.    Jangka waktu dan manfaat

 

 

BENEFIT

 

A.   DEFINISI

Benefit adalah suatu manfaat, kebaikan, guna atau faedah, kepentingan, laba atau untung, yang diperoleh oleh pihak yang berhak dari pihak lain atau dari suatu hal. Dalam dunia kerja, arti benefit adalah suatu bentuk imbal jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan dimana tujuannya untuk melancarkan proses kerja. Umumnya benefit diperoleh oleh mereka yang memiliki hubungan kepegawaian dengan sebuah organisasi atau perusahaan. Benefit yang didapatkan oleh seseorang dari suatu organisasi bisa dalam bentuk finansial, asuransi kesehatan, asuransi jiwa, jaminan hari tua, dan lain-lain. Benefit tersebut dapat diterima oleh seorang karyawan, baik secara langsung maupun tidak langsung

B.   BENTUK BENTUK BENEFIT

Dalam dunia kepegawaian, ada empat bentuk benefit yang biasanya diberikan oleh perusahaan kepada para pegawai atau pihak-pihak yang terkait dengan proses usaha. Mengacu pada arti benefit di atas, adapun beberapa bentuk benefit adalah sebagai berikut:

1.   Upah atau Gaji

Upah merupakan imbalan dalam bentuk uang yang diterima oleh buruh dan biasanya diberikan secara harian. Sedangkan gaji merupakan imbalan yang diberikan secara mingguan, bulanan atau bahkan tahunan.

2.   Insentif

Insentif berupa tambahan-tambahan yang diperoleh dari luar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi. Umumnya pemberian insentif dilakukan berdasarkan pada produktifitas, keuntungan-keuntungan, penjualan, atau upaya-upaya pemangkasan biaya.

3.   Tunjangan

Setiap perusahaan biasanya memberikan tunjangan kepada para karyawannya. Tunjangan yang diberikan diantaranya adalah meliputi asuransi kesehatan, asuransi jiwa, program pensiun, liburan yang ditanggung perusahaan, dan tunjangan lainnya yang terkait dengan kepegawaian.

4.   Fasilitas

Bagi pegawai tertentu, biasanya perusahaan akan memberikan fasilitas khusus seperti mobil operasional, tempat parkir khusus, keanggotaan klub, dan lain-lain.

C.    JENIS JENIS BENEFIT

Secara umum komponen-komponen keseluruhan program gaji dikelompokkan menjadi tiga yaitu benefit finansial langsung, benefit tak langsung, dan benefit non finansial.

1.   Benefit Finansial Secara Langsung

Benefit finansial langsung berupa bayaran pokok (gaji atau upah), bayaran insentif (pembagian laba, komisi, keuntungan dan opsi saham), bayaran tertangguh dan bayaran prestasi.

2.   Benefit Finansial Tidak Langsung

Benefit finansial tidak langsung dapat berupa program-program perlindungan (asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi tenaga kerja dan pensiun), bayaran diluar jam kerja (cuti hamil, cuti tahunan, hari besar, liburan), dan fasilitas yang berupa kendaraan, tempat parkir dan ruang kantor.

3.   Benefit Non Finansial

Benefit non finansial pada umumnya berupa pekerjaan, misalnya; tantangan, pengakuan, tanggung jawab, tugas-tugas yang menarik, dan rasa pencapaian. Benefit ini juga berupa lingkungan kerja yang baik, misalnya; supervisi yang kompeten, lingkungan yang nyaman, rekan kerja yang menyenangkan, serta kebijakan-kebijakan yang sehat.