TEORI KEPERAWATAN DOROTHEA E. OREM
(SELF
CARE DEFISIT)
Riwayat
Hidup Dorothea E. Orem
Dorothea
Elizabeth Orem lahir pada tahun 1914 di Baltimore, Maryland. Orem adalah anak
terakhir dari dua bersaudara. Dorothea E. Orem memulai
karir keperawatannya sejak terdaftar sebagai siswa di Providence di Washington
DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus Master tahun 1939 pendidikan
keperawatan. Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik di Amerika sebagai
asisten direktur.
Selama perjalanan kariernya ia telah bekerja
sebagai staf perawat, perawat tugas pribadi, pendidik, administrasi keperawatan
dan sebagai konsultan (1970). Tahun 1958-1959 sebagai konsultan di Departemen
kesehatan pada bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek
pelatihan keperawatan. Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama
kali. Tahun 1965 Orem bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk
model teori keperawatan komunitas. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi
perkembangan keperawatan, yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan
disiplin keperawatan. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa. Tahun
1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik Amerika tentang
teori keperawatan. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang
perawatan diri sendiri dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice
tahun 1971). Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi
pertama diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat. Tahun 1985
mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu : Theory self
care, theory self care deficit, theory system keperawatan.
Dorothea
E. Orem meninggal pada 22 Juni 2007 di kediamannya di Savannah, USA. Orem
meninggal pada umur 93 tahun. Dunia keperawatan telah kehilangan seorang ahli
dan dianggap sebagai orang terpenting serta memiliki wawasan yang sangat luas
di bidang keperawatan. Dalam bidang keperawatan dapat dikatakan bahwa ahli
Keperawatan dari Amerika, Dorothea E Orem, termasuk salah seorang yang
terpenting diantara orang yang mengembangkan pandangan dalam bidang
Keperawatan.
Definisi Keperawatan
Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi
keperawatan yang menekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri
sendiri. Orem menggambarkan filosofi tentang kaperawatan dengan cara seperti berikut
: Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia terhadap
tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta penatalaksanaannya secara
terus menerus dalam upaya mempertahankan kehidupan dan kesehatan, penyembuhan
dari penyakit, atau cidera, dan mengatasi hendaya yang ditimbulkannya.
Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap
manusia, baik laki-laki perempuan dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan
akan terjadi kesakitan atau kematian. Keperawatan berupaya mengatur dan
mempertahankan kebutuhan keperawatan diri secara terus menerus bagi mereka yang
secara total tidak mampu melakukannya. Dalam situasi lain, perawat membantu
klien untuk mempertahankan perawatan diri dengan melakukannya sebagian, tetapi
tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan pada orang yang membantu klien
dengan memberikan instuksi dan pengarahamn secara individual sehingga secara
bertahap klien mampu melakukannya sendiri.
Dalam pemahaman konsep keperawatan
khususnya dalam pandangan mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi
dalam konsep kebutuhan dasar yang terdiri dari:
1. Air (udara): pemelihraan dalam
pengambian udara.
2. Water (air): pemeliharaan pengambilan
air
3. Food (makanan): pemeliharaan dalam
mengkonsumsi makanan
4. Elimination (eliminasi): pemeliharaan
kebutuhan proses eliminasi
5. Rest and Activity (Istirahat dan
kegiatan): keseimbangan antara istirahat dan aktivitas.
6. Solitude and Social Interaction (kesendirian
dan interaksi sosial) : pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan
interaksi sosial
7. Hazard Prevention (pencegahan risiko):
kebutuhan akan pencegahan risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
8. Promotion of Normality
Keyakinan Dan Nilai – Nilai
Keyakinan Orem tentang empat konsep utama
keperawatan adalah :
1. Individu/Klien
Individu atau kelompok
yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan self care untuk hidup dan
sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.
2. Sehat
Kemampuan individu atau
kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang berperan untuk mempertahankan dan
meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.
3. Lingkungan
Tatanan dimana klien
tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat termasuk
didalamnya tetapi tidak spesifik.
4. Keperawatan
Pelayanan yang dengan
sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga
dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup,
integritas struktural, fungsi dan perkembangan
Berdasarkan
keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s mengembangkan konsep modelnya
hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Konsep
Utama
1. Universal
Self-Care Requisites
Tujuan
universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau kebebasan
merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan
proses dalam memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang
berintegrasi dalam lingkaran kehidupan. Dibawah ini terdapat 8 teori self care
secara umum yaitu :
a. Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara
b. Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
c. Pemeliharaan kecukupan pemasukan
cairan
d. Mempertahankankan hubungan perawatan
proses eliminasi dan eksresi
e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
g. Pencegahan resiko-resiko untuk
hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia.
h. Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok
social sesuai dengan potensinya
2. Developmental
self-care requisites
Berhubungan
dengan tingkat perkembangan individu dan lingkungan dimana
tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau
tingkat siklus kehidupan. Tiga hal yang berhubungan dengan tingkat perkembangan
perawatan diri adalah:
a. Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri
b. Terlibat dalam pengembangan diri
c. Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi kehidupan
yang mungkin mempengaruhi perkembangan manusia (Orem, 1980).
3. Health
deviation self-care requisites
Istilah perawatan diri ditujukan kepada
orang-orang yang sakit atau trauma, yang mengalami gangguan patologi, termasuk
ketidakmampuan dan penyandang cacat juga yang berada sedang dirawat dan
menjalani terapi. Adanya gangguan
kesehatan terjadi sepanjang waktu sehingga mempengaruhi pengalaman mereka dalam menghadapi kondisi
sakit sepanjang hidupnya.
Penyakit atau trauma tidak hanya pada
struktur tubuh, fisiologi dan psikologi tetapi juga konsep diri seutuhnya.
Ketika konsep diri manusia mengalami gangguan (termasuk retardasi mental atau
autisme), perkembangan individu akan memberikan dampak baik permanen maupun sementara.
Dinegara-negara yang warganya banyak mengalami gangguan kesehatan, self-care
(perawatan diri) digunakan sebagai alat dalam pengobatan dan terapi kesehatan.
Perawatan diri (self-care) adalah komponen
system tindakan perawatan diri individu yang merupakan langkah-langkah dalam
perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas dari self-care atau
system dependent-care (ketergantungan perawatan) adalah meningkatnya jumlah
penyakit yang terjadi dalam waktu-waktu tertentu.
4. Therapeutic
self-care demand
Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu program perawatan
dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien sesuai dengan tanda dan gejala
yang ditampilkan oleh pasien. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat
ketika memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien diantaranya :
a. Mengatur
dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh pasien dan
cara pemberian ke pasien
b. Meningkatkan
kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan kebutuhan dasar seperti promosi dan
pencegahan yang bisa menunjang dan mendukung pasien untuk memenuhi kebutuhan
dasar pasien sesuai dengan taraf kemandiriannya.
Beberapa pemahaman
terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar diantaranya :
a. Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan
lingkunganya yang mengarah pada gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia
b. Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang bisa dipakai
untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala sumberdaya yang ada
disekitar pasien untuk memberikan pelyenana pemenuhan kebutuhan dasar pasien
semaksimal mungkin.
5. Self Care Agency
Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat dilakukan pada perawat yang
memiliki kemampuan komprehensif, memahami konsep dasar manusia dan perkembangan
manusia baik secara holistik (Orem, 2001)
6. Agent
Pihak atau prerawat yang
bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien adalah perawat dengan
keahlian dan ketrampilan yang berkompeten dan memiliki kewenangan untuk
memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.
7. Dependent Care Agent
Dependent care agency merupakan perawat profesional yang
memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan
kebutuhan dasar pasien termasuk pasien
dalam derajat kesehatan yang masih baik atau masih mampu atau sebagain memenuhi
kebutuhan dasar pada pasien. Pemberian kebutuhan dasar tetap menekankan pada
kemandirian pasien sesuai dengan tingkat kemampuannya. Perawatan yang diberikan
bisa bersifat promoting, prevensi dan lain-lain
8. Self Care Deficit
Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan dasarnya, utamanya pada pasien yang dalam perawatan total care.
Perawatan yang dilakukan biasanya kuratif dan rehabilitatif. Pemenuhan
kebutuhan pasien hampir semunay tergantung pada pelayanan keperawatan yang
dilakukan oleh tim tenaga kesehatan utamanya perawat.
9. Nursing Agency
Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan
kemampuanya secara terus menerus untuk bisa memberikan pemenuhan kebutuhan
dasar pada pasien secara holistik sehingga mereka mampu membuktikan dirinya
bahwa mereka adalah perawat yang berkompeten untuk bisa memberika pelayanan
profesional untuk memenuhi kebutuhan dasar pasie. Beberapa ktrempilan selain
psikomotor yang juga harus dikuasai perawat adala komunikasi terapetik,
ketrampilan intrapersonal, pemberdayaan sumberdaya di sekitar lingkungan
perawat dan pasien untuk bisa memberikan pelayanan yang profesional
10. Nursing Design
Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan
asuhan keperawatan yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik adalah
perawata yang profesioanl, mampu berfikir kritis, memiliki dan menjalankan
standar kerja dll.
11. Sistem
Keperawatan
Merupakan
serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan pada satu waktu untuk
kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien untuk mengetahui dan
memenuhi komponen kebutuhan perawatan diri klien yang therapeutic dan untuk
melindungi serta mengetahui perkembangan perawatan diri klien
Asumsi
Dasar
Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan
terkait kebutuhan dasar manusia :
1. Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya
dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan
2. Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya
3. Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan
pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara profesional
Pernyataan-Pernyataan
Teoritis
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan
tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperawatan, Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self
Care, di antaranya
1.
Theory of nursing
system
Menggambarkan
kebutuhan pasien yang akan dipenuhi oleh perawat, oleh pasien itu sendiri atau
kedua–duanya. Sistem keperawatan didesain berupa sistem tindakan yang dilakukan
oleh perawat untuk melatih/meningkatkan self-agency seseorang yang mengalami
keterbatasan dalam pemenuhan self-care. Terdapat tiga tingkatan/kategori sistem
keperawatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan self-care pasien sebagai
berikut :
a. Wholly Compensatory system (Sistem Bantuan Penuh)
Merupakan suatu
tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien
dikarenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara
mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pngontrolan, dan
ambulansi serta adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada
pasien koma.
b.
Partially
Compensatory System (system bantuan sebagian)
Merupakan system
dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian. tindakan pemenuhan
kebutuhan sebagian dilakukan oleh perawat dan sebagian lagi oleh pasien
sendiri. Perawat menyediakan kebutuhan self care akibat keterbatasan pasien,
membantu pasien sesuai indikasi yang dibutuhkan. Biasanya dilakukan pada pasien
– pasien dengan keterbatasan gerak, dan lain-lain
c.
Supportif-Educative
System
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara
mandiri. Sistem ini dilakukan agara pasien mampu melakukan tindakan keperawatan
setelah dilakukan pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini dapat dilakukan
pada pasien yang memelukan informasi pada pengaturan kelahiran.
2.
Teori Self Care Deficit
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di
mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan.
Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan
self carenya secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada anak
yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya
perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan
self care, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan
diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki
metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang
lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan
lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada
orang lain.
3.
Teori Self Care
Merupakan hubungan antara therapeutic self care demands dengan
kekuatan self care agency yang tidak adekuat. Kemampuan Self Care Agency lebih kecil dibandingkan dengan therapeutic self care demands sehingga self care tidak terpenuhi. Kondisi ini
menentukan adanya kebutuhan perawat (nursing
agency) melalui sistem keperawatan.
a.
Nursing Agency
(Agen keperawatan)
Nursing agency
adalah karakteristik orang yang mampu memenuhi status perawat dalam kelompok –
kelompok sosial. Tersedianya perawatan bagi individu laki – laki, wanita, dan
anak atau kumpulan manusia seperti keluarga – keluarga, memerlukan agar perawat
memiliki kemampuan khusus yang memungkinkan mereka memberikan perawatan yang
akan menggantikan kerugian atau bantuan dalam mengatasi turunan kesehatan atau
hubungan antar perawatan mandiri – kesehatan atau perawatan dependen deficit
bagi orang lain. Kemampuan khusus yang merupakan agen keperawatan.
b.
Self
care agency (Agen perawatan diri)
Self care agency
adalah kekeuatan individu yang berhubungan dengan perkiraan dan esensial
operasi – operasi produksi untuk perawatan mandiri.
c.
Therapeutik
self care demand (Permintaan perawatan diri)
Self
care demand adalah totalitas upaya –upaya perawatan diri sendiri yang
ditampilkan untuk beberapa waktu agar menemukan syarat–syarat perawatan mandiri
dengan cara menggunakan metode–metode yang valid dan berhubungan dengan perangkat–perangkat
operasi atau penanganan.
d.
Self–care
(perawatan diri)
Self–care
adalah suatu kontribusi berkelanjutan orang dewasa bagi eksistensinya,
kesehatannya dan kesejahteraannya. Perawatan diri adalah aktivitas dimana
individu – individunya memulai dan menampilkan kepentingan mereka dalam
mempertahankan individu, kesehatan dan kesejahteraan.
e.
Self–care
deficit
Self
care deficit adalah hubungan antara self – care agency dengan self care demand
yang didalamnya self care agency tidak cukup mampu menggunakan self care
demand.
Adapun kerangka
konseptual dari teori ini secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
Penjelasan gambar:
Self care adalah kemampuan
individu untuk melakukan perawatan diri. Perawatan diri dapat mengalami
gangguan atau hambatan bila seseorang jatuh pada kondisi sakit atau kondisi
yang melelahkan seperti stres fisik dan psikologis. Self care deficit terjadi bila agen self care atau orang yang
memberikan perawatan diri baik pada diri sendiri maupun pada orang lain tidak
dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan lebih memberikan perawatan
self care therapeutic. Nursing agency menggunakan kegiatan gabungan berarti
bahwa kegiatan perawat perlu dikoordinasi, dilakukan secara serentak atau
berhubungan dengan layanan asuhan keperawatan yang akan diberikan. Seseorang
yang melakukan kegiatan ini harus mempunyai pengetahuan tentang asuhan
keperawatan yang diberikan sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang tepat
bagi klien.
Faktor Yang
Mempengaruhi Self-Care
Faktor – faktor yang
berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri (self care) basic
conditioning factor berdasarkan Orem (2001) yaitu :
1. Usia
Usia
merupakan faktor penting dalam mempengaruhi self care. Usia yang terus
bertambah cenderung memiliki hubungan keterbatasan maupun kerusakan fungsi
tubuh lansia. Sehingga memunculkan bertambahnya kebutuhan pemenuhan perawatan
diri (self care) secara efektif pada usia yang bertambah.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin memiliki andil dalam mempengaruhi
kemampuan perawatan diri. Pada laki-laki cenderung melakukan penyimpangan
kesehatan terutama dalam pengontrolan diri terkait dengan berat badan dan gaya
hidup kurang sehat seperti merokok. Wanita lebih terjaga kesehatannya karena
jarang ditemui merokok.
3. Status Perkembangan
Menurut Orem (2001) status perkembangan
meliputi tingkat fisik, seseorang, fugsional,
perkembangan kognitif dan tingkat psikososial. Individu dalam memenuhi
kebutuhan perawatan diri (self-care) juga di pengaruhi oleh tahap perkembangan.
Perawat harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien, karena
di sepanjang kehidupan akan berubah kognitif dan perilaku seseorang
(Potter & Perry, 2010).
4. Status Kesehatan
Status kesehatan sangat penting
mempengaruhi lansia dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri yang berhubungan
dengan diagnosis medis, gambaran kondisi klien serta kompliksi. Status
kesehatan menurut orem antara lain status kesehatan saat ini, status kesehatan
dahulu serta presepsi individu terkait kesehatannya.
5. Sosiokultural
System yang saling berkaitan antara lingkungan
social. Keyakinan spiritual dan fungsi keluarga.
6. Sistem Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan memiliki andil peran
dalam mempertahankan kesehatan, megobati keluhan yang dialami lansia serta
mediagnostik suatu penyakit.
7. Sistem Keluarga
Sistem keluarga memiliki peran dan hubungan
terkait memenuhi kebutuhan lansia sesuai dengan peraturan, tipe dan budaya
keluarga masing-masing.
8. Pola Hidup
Pola hidup merupakan aktivitas yang
sering silakukan individu secara berulang – ulang setiap hari.
9. Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat individu
dalam melakukan aktivitas pemenuhan kebutuhan dirinya baik lingkungan rumah
maupun yang bertempat di panti werdha.
10. Ketersediaan Sumber
Ketersediaan sumber terkait dengan
ekonomi, personal, kemampuan dan waktu dalam memdukung perawatan atau proses
penyembuhan klien.
Kerangka Kerja
Self care Requisites |
Kategori self
care Requistes |
Self care agent |
Self care
deficit |
Nursing action |
Universal |
·
Cairan ·
Makanan ·
Proseseliminasi · Istirahat
dan tidur ·
Interaksi sosial · Pencegahan
dari bahaya · Peningkatan
fungsi dan perkembangan manusia |
( ) Mandiri ( ) Parsial ( ) Total Untuk setiap
kategori self care reguisites |
Self care agency
< self care demand |
Mandiri : · Support
perawatan diri · Pengaturan
latihan dan pengembangan self care agency Parsial : Nurse action : · Menentukan
kebutuhan self care pasien · Membantu
keterbatasan self care pasien · Membantu
pasien sesuai kebutuhan Pasien action : · Mengenali
kebutuhan self care dirinya · Meregulasi
self care agency · Menerima
perawatan dan bantuan dari perawat Total
: · Memenuhi
kebutuhan terapetik self care pasien · Menkompensasi
ketidakmampuan paien dalam pemenuhan kebutuhan self care · Memberikan
support dan melindungi pasien |
Developmental |
· Mempertahankan
kondisi lingkungan · Yang
mendukung perkembangan · Pencegahan
dari kondisi yang mengancam perkembangan normal |
Mandiri Partial Total |
|
Mandiri : · Support
perawatan diri · Pengaturan
latihan dan pengembangan self care agency Parsial : Nurse action : · Menentukan
kebutuhan self care pasien · Membantu
keterbatasan self care pasien · Membantu
pasien sesuai kebutuhan Pasien action : · Mengenali
kebutuhan self care dirinya · Meregulasi
self care agency · Menerima
perawatan dan bantuan dari perawat Total
: · Memenuhi
kebutuhan terapetik self care pasien · Menkompensasi
ketidakmampuan paien dalam pemenuhan kebutuhan self care · Memberikan
support dan melindungi pasien |
Health deviation |
· Pencarian
terhadap bantuan medis · Kesadaran
terhadap potensi masalah yang muncul akibat dari pengobatan atau perawatan · Modifikasi
konsep atau gambaran diri · Penyesuaian
gaya hidup yang dapat mendukung perubahan status kesehatan. |
|
|
Mandiri : · Support
perawatan diri · Pengaturan
latihan dan pengembangan self care agency Parsial : Nurse action : · Menentukan
kebutuhan self care pasien · Membantu
keterbatasan self care pasien · Membantu
pasien sesuai kebutuhan Pasien action : · Mengenali
kebutuhan self care dirinya · Meregulasi
self care agency · Menerima
perawatan dan bantuan dari perawat Total
: · Memenuhi
kebutuhan terapetik self care pasien · Menkompensasi
ketidakmampuan paien dalam pemenuhan kebutuhan self care · Memberikan
support dan melindungi pasien |
DAFTAR PUSTAKA
George, J. B. (1995). Nursing Theorists The Base for
Proffesional Nursing Practice. Third Edition. Appletton &
Lange; California
Hidayati, Wahyu,
(2013). Metode Perawatan Pasien Gangguan Sistem Perkemihan, Aplikasi Konsep
Orema “Self Care Deficit” dan Studi Kasus. Kencana. Jakarta
Orem, D.E.,
(2001), Nursing concept of Practice, St Louis: C.V. Mosby
Company.
Tomey, A. M. (2006). Nursing Theorists and Their Work. Six Edition. Mosby
; St. Louis. Missouri.
Parissopoulos,S.Kotzabassaki (2004). Orem's
Self-Care Theory, Transactional Analysis and the Management of Elderly Rehabilitation. Diambil dari http/www. ICUSNURSWEBJ.
Tanggal 20 Nopember 2013