Minggu, 18 Oktober 2020

Teori Afaf Ibrahim Meleis

 Teori Afaf Ibrahim Meleis (Transition theory)

 

Latar Belakang Teori

Afaf Ibrahim Meleis lahir di Alexandria, Mesir. (Meleis, Personal Communication, 29 Desember 2007)ia mengatakan bahwa keperawatan sudah menjadi bagian dari hidupnya sejak ia lahir. Ibunya dainggap The Florence Nightingale dari Timur tengah. Ia adalah orang pertama di Mesir yang mendapatkan gelar BSN dari Syracuse University, dan merupakan perawat pertama di Mesir yang mendapatkan delar MPH dan PhD dari Egyprin University. Meleis mengagumi dedikasi dan komitmen sang ibu kepada profesi dan menggap keperawatan sudah ada dalam darahnya. Di bawah pengaruh ibunya, Meleis menjadi tertarik terhadap keperawatan dan memilih untuk mendalami disiplin ilmu keperawatan. Namun ketika ia memilih untuk mengikuti keperawatan, orang tuanya merasa keberatan dengan keputusannya tersebut karena mereka tahu bagaimana perjuangan perawat untuk dapat berjuang mendapatkan kualitas dari care. Namun pada akhirnya mereka menyetujui apa pilihannya dan mereka meyakinkan Afaf bahwa ia dapat melakukannya.

Meleis menyelesaikan pendidikan keperawatannya di The University of Alexandria, Egypt. Ia datang ke Amerika untuk melanjutkan pendidikannya menjadi seorang perawat akademisi (Meleis, Personal Communication, 29 Desember 2007). Dari The University of California, Los Angeles, ia menerima gelar MS dalam bidang keperawatan pada tahun 1964, gelar MA dalam bidang sosiologi pada tahun 1966, dan sebuah gelar PhD dalam bidang Medical and Social Psychology pada tahun 1968.

Setelah menerima gelar Doktornya, meleis bekerja sebagai administrator dan instruktur di The University of California, Los Angeles dari tahun 1966 sampai 1968 dan sebagai asisten profesor dari tahun 1968 sampai 1971. Pada tahun 1971, ia pindah ke The University of California, San Fransisko (UCSF), dimana ia menghabiskan 34 tahun berikutnya dan mengembangkan Transitions Theory. Pada tahun 2002, nama Meleis dinominasikan dan menjadi nama sebuah sekolah keperawatan yaitu Meleis Bond Simon Dean of The School of Nursing at the University of Pennsylvania.(Alligood&Tomey 2010).

 

Konsep dan Definisi

Transition theory adalah salah satu nursing theory yang dicetuskan oleh Afaf Ibrahim Meleis, teori ini mulai dikembangkan pada tahun 1960. Transisi adalah konsep yang sering digunakan didalam teori perkembangan dan teori stress-adaptasi. Transisi mengakomodasi kelangsungan dan ketidakberlangsungan dalam proses kehidupan manusia. Transisi berasal dari bahasa latin “transpire” yang berarti “pergi menyebrang”, dalam kamus Webster, transisi berarti pergerakan dari satu keadaan, kondisi, atau tempat ke kondisi lainnya.

Meleis awalnya mendefinisikan transition sebagai transisi yang sehat atau transisi yang tidak efektif dalam kaitannya dengan peran yang tidak efektif. Meleis mendefenisikan peran yang tidak efektif sebagai kesulitan di dalam mengenal atau kinerja dari peran atau perasaan dan tujuan yang terkait dengan peran perilaku seperti yang dirasakan oleh diri sendiri atau oleh orang lain (Meleis, 2007 dalam Alligood, 2014).

Konsep umum dari Transition Theory terdiri dari:

1.    Tipe dan Pola dari Transisi,

Tipe transisi terdiri developmental, health and illness, situational, and organizational. Developmental (perkembangan) terdiri dari kelahiran, kedewasaan (adolescence), menopause, penuaan (aging), dan kematian. Health and illness (sehat dan sakit) terdiri dari proses pemulihan, hospital discharge (keluar dari rumah sakit), dan diagnosis dari penyakit kronis. Organizational transition adalah perubahan kondisi lingkungan yang berefek pada kehidupan klien, serta kinerja mereka (Schumacer &Meleis, 1994 dalam Alligood, 2014).

Pola transisi terdiri dari multiple dan kompleks. Kebanyakan orang memiliki pengalaman yang multiple (banyak) dan simultan (berkelanjutan) dibandingkan dengan hanya satu pengalaman transisi, dimana tidak mudah untuk mengenalinya dari konteks kehidupan sehari-hari. Dalam setiap studinya meleis mencatat dimana dasar dari teori pengembangan meliputi seseorang yang memiliki minimum dua tipe transisi, dimana tidak adanya hubungan langsung antara dua tipe transisi, sehingga mereka mempertimbangkan jika terjadi transisi yang berurutan dan simultan serta adanya overlaping dari transisi, maka esensi dari hubungan antara kejadian yang terpisah adalah permulaan dari transisi seseorang.

2.    Properties of Transition Experiences (Sifat dari pengalaman transisi), sifat dari pengalaman transisi terdiri dari lima subkonsep yaitu:

a.    Kesadaran (Awarness) didefinisikan sebagai persepsi, pengetahuan dan pengenalan terhadap pengalaman transisi. Level dari kesadaraan sering tercermin dari tingkatan kesesuaian antara apa yang diketahui tentang proses dan respon serta harapan dasar apa yang ditetapkan tentang respon dan persepsi individu yang mengalami transisi yang sama. Individu yang tidak sadar akan perubahan berarti tidak memulai proses transisinya.

b.    Ikatan ( Engagement), merupakan sifat lainnya yang dicetuskan oleh Meleis, engagement adalah tingkatan yang mana melibatkan demonstrasi atau pertunjukkan seseorang yang tidak dapat dipisahkan dari proses transisi. Level pertimbangan awareness mempengaruhi level dari engagement, tidak akan ada engagement tanpa adanya awarness.

c.    Berubah dan Perbedaan (Changes and difference)

Changes adalah pengalaman seseorang tentang identitas, peran, hubungan, kebiasaan, dan perilakunya yang kemungkinan membawa keinginan untuk bergerak atau arahan langsung proses internal dan proses eksternal. Meleis, dkk menyatakan semua transisi berhubungan dengan perubahan, walaupun perubahan belum tentu merupakan suatu transisi. Mereka juga menyatakan untuk memahami transisi secara komplit sangat penting untuk menyingkap dan menjelaskan arti dan pengaruh dan cakupan dari perubahan seperti alam, kesementaraan, kekejaman, personal, keluarga, norma sosial dan harapan.

Difference, Meleis, dkk mempercayai perbedaan kesempatan atau tantangan bisa ditunjukkan oleh karena ketidakpuasan atau harapan yang tidak lazim, perasaan yang tidak sama, atau memandang sesuatu dengan cara yang berbeda, dan meleis meyampaikan perawat harus mengenali tingkat kemyamanan dan penguasaan klien dalam mengalami perubahan dan perbedaan.

d.   Rentang waktu (Time Span)

Semua transisi bersifat mengalir dan bergerak setiap saat. Karakter transisi sebagai time span dengan indentifikasi titik akhir. Berawal dari antisipasi, persepsi atau demonstrasi perubahan, bergerak melalui periode yang tidak stabil, kebingungan, stress berat sampai menuju fase akhir dengan adanya permulaan baru atau periode yang stabil. Meleis, dkk mencatat bahwa akanbermasalah atautidak layak, dan bahkan mungkinmerugikan, untuk membatasirentang waktubeberapa pengalamantransisi.

e.    Titik kritis dan peristiwa (Critical Point and Event), didefinisikan  sebagai “penanda yang terdiri dari kelahiran, k

f.     Kematian, menopause, atau diagnosis penyakit. Meleis juga mengakui bahwa penanda peristiwa spesifik tidak semuanya jelas bagi beberapa transisi, walaupun transisi biasanya memiliki critical point dan events.Critical point and event biasanya berhubungan dengan kesadaran tinggi pada perubahan atau ketidaksamaan atau lebih exertive engagement pada proses transisi

3.    Transition Condition ( Facilitators and inhibitor ), adalah keadaan yang mempengaruhi cara orang bergerak melalui transisi dan menfasilitasi atau menghambat kemajuan untuk mencapai transisi yang sehat. Kondisi transisi terdiri dari personal, komonitas, atau faktor social yang bisa mempercepat atau menghalangi proses dan outcome dari transisi yang sehat.

a.    Kondisi personal, terdiri meaning (arti), didefinisikan sebagai beberapa keadaan atau pencetus yang mempercepat atau memperlambat suatu transisi. Dari beberapa penelitian, setiap orang memiliki arti tersendiri terhadap setiap peristiwa yang dialaminya bisa arti positif, negative, ataupun tidak memiliki arti sama sekali.Kepercayaan Kultural (cultural believe), merupakan suatu stigma yang berhubungan dengan pengalaman transisi. Stigma akan mempengaruhi pengalaman transisi.

b.    Persiapan dan pengetahuan, antisipasi dari persiapan dalam menfasilitasi pengalaman transisi, dimana apabila terjadi gangguan pada persiapan maka akan menghambat transisi. Pengetahuan berhubungan dengan proses persiapan, dimana seseorang harus memiliki pengetahuan tentang harapan selama transisi dan bagaimana strategi untuk mewujudkan dan me-managenya.

c.    Status Sosial dan Ekonomi

d.   Kondisi Komunitas atau kondisi sosial

4.    Pola Respon (Pattern of Response ( process indicator and outcome)) adalah karakter dari respon kesehatan, karena transisi terus berubah sepanjang waktu.

Mengidentifikasi indicator proses klien yang bergerak baik ke arah kesehatan atau terhadap kerentanan dan resiko, memungkinkan perawat untuk melakukan pengkajian awal dan intervensi untuk menfasilitasi outcome yang sehat. Indicator proses ini terdiri dari:

a.    Feeling Connected

Didefinisikan sebagai kebutuhan untuk terhubung satu sama lain, hubungan dan kontak personal, adalah sumber informasi utama tentang pelayanan kesehatan dan sumber dayanya. Merasa terhubung dengan tenaga kesehatan yang professional yang mampu menjawab pertanyaan dan klien merasa nyaman untuk berhubungan merupakan indicator lain dari pengalaman positif transisi

b.    Interacting

Melalui proses interaksi, transisi dan perkembangan perilaku dapat diketahui,dipahami, dan diklarifikasi.

c.    Location and being situated

Waktu, ruang, dan hubungan biasanya menjadi hal penting dalam transisi.

d.    Developing confidence and coping

Outcome Indikator, digunakan untuk mengecek apakah proses transisi sehat atau tidak. Ada dua indicator penting yang digunakan yaitu penguasaan terhadap skill baru (Mastery of new skills) dan pencairan identitas (fluid integrative identities), penguasaan terhadap kemampuan dan pencairan identitas baru dibutuhkan dalam transisi untuk mengatur situasi baru atau lingkungan baru. Penguasaan dan memiliki rasa baru dalam identitas merefleksikan outcome yang sehat dari sebuah proses transisi

5.    Nursing Therapeutics

Schumacher dan Meleis (1994), nursing therapeutics sebagai tiga alat ukur yang dapat diaplikasikan secara luas untuk intervensi terapeutik selama masa transisi. Pertama, mereka mengusulkan kesiapan pengkajian sebagai nursing therapeutic. Pengkajian memerlukan usaha secara interdisiplin dan berdasarkan pengertian penuh tentang klien. Kedua, adalah persiapan untuk proses transisi, pendidikan merupakan modal utama dalam persiapan proses transisi.Ketiga, peran pelengkap (supplementation role), namun dalam middle-range theory of transition, peran pelengkap tidak dikembangkan dalam nursing therapeutic.

 

Cakupan Teori

Transition Theory merupakan salah satu nursing theory yang merupakan bagian dari middle-range theory, dikarenakan Transition theory adalah middle range theory maka, teori ini dikembangkan berdasarkan riset yang menggunakan Transition Framework. Transition theory dapat diaplikasikan dalam praktek dengan berbagai tipe grup, yang terdiri dari populasi geriatric, popoulasi psikiatri, populasi maternal, wanita yang menopause, pasien Alzheimer, family caregiver, wanita imigran, dan orang yang memiliki penyakit kronis. Transition theory menyediakan arahan untuk praktik keperawatan dengan berbagai tipe transisi oleh penyediaan perspektif yang komprehensif pada konsep nature dan tipe transisi, kondisi transisi, dan indikator proses serta outcome.

 

Hubungan Antar-Konsep

Hubungan antar kosep dalam Transition dapat digambarkan sebagai berikut


Asumsi Teori

Asumsi dari teori ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.    Nursing

a.    Perawat adalah pemberi pelayanan pelayanan utama pada klien dan keluarganya yang berada dalam proses transisi

b.    Transisi mengakibatkan perubahan serta merupakan hasil dari perubahan

2.    Person

a.    Transisi melibatkan pergerakan dari proses dan berubah dalam pola fundamental kehidupan, dimana merupakan manifestasi dari semua individu

b.    Transisi menyebabkan perubahan dalam identitas, peran, hubungan, kebiasaan, dan pola perilaku.

c.    Kehidupan sehari-hari dari klien, linkungan dan interaksi terbentuk oleh alam, kondisi, arti, dan proses pengalaman transisi klien

3.    Health

a.    Proses transisi adalah bersifat kompleks dan multidimensional. Transisi memiliki pola yang multiple dan kompleks.

b.    Semua transisi berkarakteristik mengalir dan berubah sepanjang waktu

c.    Perubahan dan perbedaan tidak dapat ditukar walaupun merka bersinonim dengan transisi

4.    Environment

Kerentanan berhubungan dengan pengalaman transisi, interaksi, dan kondisi lingkungan yang mengekspose individual terhadap potensi kerusakan, problematic atau perpanjangan pemulihan kesehatan atau kegagalan koping yang sehat.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Aligood, M. R. (2010). Nursing Theory: Utilization & Application (4th Ed). Missouri: Elsevier.

Aligood, M. R. (2014). Nursing Theorists: and Their Work  (8th Ed). Missouri: Elsevier.

Fawcett, Jacqueline.(2005). Contemporary Nursing Knowledge: Analysis and Evaluation of Nursing Models and Theories (2th Ed). Philadephia: Davis Company

Meleis, Afaf I. (2010). Transition Theory: Middle Range and Situation-Spesific Theories in Nursing Research And Practice. New York: Springer Publishing Company

 

 

Pengembangan Teori Keperawatan

Pengembangan Empiris Teori/Model Konseptual Keperawatan


Defenisi 

Teori adalah salah satu pandangan yang sistematis terhadap suatu gejala atau fenomena yang ada dengan menentukan hubungan spesifik terhadap konsep yang digunakan untuk menjelaskan, menganalisa dan membayangkan suatu kejadian. 

Teori keperawatan adalah suatu pandangan atau pedoman yang diterapkan dalam keperawatan baik untuk pendidikan maupun prakteknya. 


Metaparadigma Keperawatan

Paradigma keperawatan adalah suatu pandangan global yang dianut oleh mayoritas kelompok ilmiah (Keperawatan) atau hubungan berbagai teori yang membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara teori tersebut guna mengembangkan model konseptual keperawatan dan teori-teori keperawatan.(Delaune & Patricia, 2002)

Metaparadigma merupakan pandangan secara total dalam suatu disiplin ilmu dan secara umum masih bersifat inkomprehensif. Metaparadigma juga dapat dikatakan sebagai suatu konsensus yang paling luas dalam disiplin ilmu sehinggga pada akhirnya membutuhkan penerimaan oleh berbagai kalangan disiplin ilmu.

Meteparadigma keperawatan adalah tingkat pertama kekhususan dan perawatan perspektif sedangkan paradigma keperawatan memandang segala sesuatu yang terjadi dalam keperawatan/fenomena dalam keperawatan.

 

Filosofikal Teori

Perkembangan metaparadigma disertai dengan perubahan dalam pernnyatan nilai-nilai dan keyakinan, yang dikenal sebagai filosofi keperawatan. Filosofi mengandung penyataan nilai dan keyakinan yang dianut oleh anggota disiplin. Filosofi merupakan teori yang menunjukkan satu atau beberapa konsep metaparadigma (manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan). Filosofi merupakan pernyataan yang luas dari nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang mengemukakan ide umum tentang apakah keperawatan itu, apakah fokus dari keperawatan dan bagaimana profesi keperawatan menunjukkan kewajiban moral untuk masyarakat. (Parker, 2005).

Teori ini masih bersifat abstrak, terbuka dan masih dapat dikembangkan, namun  sudah menggunakan analisis, alasan, argumen logis, disebut juga teori keperawatan pra modern.

 

Model Konseptual Keperawatan

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap dengan apa yang terjadi pada suatu saat dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.

Model konseptual memberikan perspektif atau kerangka kerja sebagai pola pikir kritis dan acuan dalam membuat keputusan bagi perawat. (Tomey and Alligood,2010). Sebagai kerangka konsep kerja yang mengarahkan suatu pandangan keperawatan dalam tindakan yang akan dilakukan dalam memberikan asuhan, menjadikan perawat peka terhadap apa yang terjadi dalam memberikan asuhan keperawatan . Model keperawatan  menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yaitu :

1.Orang yang menerima asuhan keperawatan

2.Lingkungan (masyarakat)

3.Kesehatan (sehat/sakit, kesehatan dan penyakit)

4.Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi) (http;//currentnursing/2011/development-nursing-theories)

Berdasarkan uraian di atas, model konseptual keperawatan, merupakan konsep, yang menjelaskan kespesifikan hubungan antara komponen tersebut, membentuk persfektif yang terstruktur agar mampu memandang fenomena dalam disiplin ilmu keperawatan.

 

Teori Keperawatan

Teori  keperawatan menurut stevens (1984) adalah usaha menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan (dikutip dari Taylor c, dkk/1989). Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.

Komponen teori  keperawatan terdiri dari ;

1.  Konsep, merupakan bagian dari teori, demi kepentingan dalam pengelompokan berbagai macam fenomena. Konsep dapat bersifat abstrak  dan konkrit. Konsep yang abstrak tidak bergantung pada waktu atau tempat tertentu sedangkan konsep konkrit menghubungkan sebuah fakta waktu atau tempat.

2. Definisi yaitu penjelasan atau gambaran teori , konsep ataupun komponen-komponen yang menyusun teori tersebut. Pernyataan di dalam teori tersebut dapat diklasifikasikan sebagai defenisi yang berhubungan dengan konsep tertentu. Dimana defenisi memberikan penjelasan tentang konsep,hubungan pernyataan yang menegaskan hubungan antara dua bagian atau lebih konsep atau variable. (Alligood dan Tomey, 2010)

3.  Proposisi didefinisikan sebagai pernyataan dua konsep atau lebih yang menegaskan sebuah teori dengan mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksikan. Pernyataan proposisi dapat bersifat relasional maupun nonrelasional. Pernyataan relasional dapat berupa korelasi atau kausal. Pernyataan nonrelational meliputi deskripsi tentang sifat dan dimensi konsep mengenai suatu istilah. (Meleis dalam Peterson and Bredow,2004).

4. Asumsi merupakan pernyataan yang menjelaskan tentang konsep-konsep atau menggabungkan konsep-konsep.

 

Perbedaan Model Konseptual dan Teori Keperawatan

Model Konseptual Keperawatan

Teori Keperawatan

Bersifat abstrak dan teoritis

Bersifat konkrit dan aplikatif

Berupa konsep umum tentang fenomena

Aplikasi yang lebih spesifik untuk memberikan solusi dalam praktik keperawatan dan merupakan bagian dari konseptual keperawatan

Untuk memberikan petunjuk bagi perawat untuk mendapatkan sebuah informasi dalam menerapkan ilmu keperawatan

Sebuah petunjuk yang mendasar seseorang untuk mengaplikasikan model dari konsep keperawatan

Kerangka pikir yang memberikan pandangan komprehensif tentang praktik keperawatan yang memberikan bimbingan untuk mengambil keputusan pada saat praktek keperawatan

Aplikasi dari beberapa model  konseptual keperawatan yangmempunyai tujuan dan hasil spesifik

Hubungan antara teori masih bersifat umum

Hubungan atara teori yang ada didalamnya lebih spesifik

 

Tingkatan pengembangan teori

Teori model keperawatan berdasarkan tingkat perkembangan teori dapat dibedakan menjadi 4 tingkatan, yaitu meta theory, grand nursing theory, middle range theory, practice theory. Penjelasan tentang pengembangan teori keperawatan dapat dilihat pada bagan berikut :



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Komponen dan Level abstrak Pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan

 

Tingkatan teori tersebut mulai dari teori yang paling abstrak menuju teori yang lebih konkrit. Tingkatan teori ini dijabarkan sebagai berikut:

1.    Metatheory

Merupakan “the theory of theory”, metatheory adalah awal terbentuknya teori. Mengidentifikasi fenomena secara spesifik melalui konsep yang masih abstrak, menggunakan alasan, logika dan analisa.  Berkontribusi pada ilmu keperawatan dengan memberikan arahan pada disiplin ilmu, memberi petunjuk bagi perkembangan teori.

Memberikan arahan bagi tingkat disiplin ilmu selanjutnya dan aplikasi praktis. Fungsi metatheory adalah ringkasan pemikiran, misi social suatu disiplin ilmu (Fawcett,1992,1996; 2005).

2.    Grand theory

Grand theory terdiri dari model konseptual yang mendefinisikan perspektif yang luas untuk praktik keperawatan, cara melihat fenomena keperawatan dari perspektif keperawatan yang berbeda. Grand theory menjelaskan secara lengkap  konsep-konsep dan prinsip-prinsip disiplin.

Grand theory keperawatan menegaskan fokus global dengan board perspective dari praktik keperawatan dan pandangan keperawatan yang berbeda terhadap fenomena keperawatan. Grand theory tidak memberikan petunjuk praktis untuk intervensi keperawatan tetapi menyediakan struktur bentuk dan  dukungan  yang luas  serta ide-ide abstrak tentang keperawatan (Fawcett, 2005).

3.    Middle Range Theory

Middle Range Theory hanya menganalisis situasi tertentu dengan jumlah variable terbatas, lebih spesifik dan lebih fokus dari grand theory namun sedikit lebih luas di banding Micro Theory/Practice Theory.

Middle Range Theory memiliki kriteria, lingkup, tingkat abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara luas. Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktek, cukup umum pada campuran populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, middle grand theory dapat diuji dalam pemikiran empiris. (Peterson and Bredow, 2004)

4.    Practice Theory

Nursing practice theory merupakan lingkup teori  dan abstrak yang lebih sempit dan berkembang untuk digunakan dalam situasi keperawatan yang lebih spesifik. Teori praktek menyedikan kerangka kerja untuk intervensi keperawatan dan memprediksi outcomes dan dampak  praktek keperawatan.  Pada saat yang sama, prosedur, situasi dan pernyataan-pernyataan tentang praktek teori keperawatan. Idealnya praktek keperawatan harus saling berhubungan dengan konsep-konsep middle range teori, atau merupakan kesimpulan dari teori-teori middle range teori. Gambaran teori praktek lebih spesifik dibanding middle range teori. Teori praktek merupakan teori yang sering digunakan dalam praktek keperawatan. Teori praktek dilatarbelakangi oleh metateori yang dilakukan dalam praktek keperawatan atau teori praktek merupakan aplikasi pelaksanaan/ praktek metateori. Contoh : teori Dkkhof & james 1968 yang menyatakan perawat adalah sebuah profesi, teori tersebut tidak hanya tertulis tapi harus dilakukan atau dipraktikan. (Alligoodand Tomey , 2010).

Practice Theory sendiri memilki kompleksitas paling sedikit dan paling spesifik yang menggambarkan hubungan teori keperawatan berdasarkan hasil observasi, teori keperawatan mempunyai struktur yang tidak diketahui, tetapi semua strukturnya disusun mempunyai arti dan barasal dari orang-orang yang pandai. (Peterson and Bredow, 2004)

 

Perbedaan Metaparadigm, Phylosophical Theory, Grand Theory, Middle Range Theory, Dan Practice Theory

No

Tingkatan

Deskripsi

Karakteristik

Fungsi

1

Metaparadigma

Pandangan bersifat global, netral filosofi dan umumnya stabil.

Cakupan : sangat luas

 

a. Komponen yang paling abstrak dalam struktur kontemporeri keperawatan.

b. Konsep dan proposisi bersifat global dan tidak menyediakan arahan pasti pada penelitian dan praktik. (Parker, 2005)

c.  Berfokus  pada isu-isu umum dari subjek didiplin ilmu.

d. Terdiri dari 4 konsep yakni, manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.

(Fawcett, 2005)

a.Mengidentifikasi domain yang berbeda dari disiplin lain.

b.Memberikan arahan bagi perkembangan ilmu pengetahuan (keperawatan).

(Fawcett, 2005)

2

Philosophical Theory

Teori masih bersifat abstrak, terbuka dan masih dapat dikembangkan. Menggunakan analisis, alasan, argumen logis,.

Cakupan : sangat luas, belum dapat diaplikasikan

a.     Menunjukkan satu atau  beberapa konsep paradigma.

b. Mengandung  penyataan nilai dan keyakinan yang mengarahkan profesi keperawatan memenuhi kewajiban moral pada masyarakat.

c. Bersifat abstrak dan global

(Parker, 2005)

 

a. Berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dengan memberikan arahan untuk perkembangan berikutnya.

b. memberikan arahan dan keyakinan tentang keperawatan, hal-hal yang harus dilakukan, hubungan dan lingkungan dalam keperawatan.

c. Memberikan panduan praktis dalam mengklarifiksi dan  menghadapi isu-isu keperawatan.

(Parker, 2005)

3

Grand Theory

Konstruksi sistematik pada keperawatan dasar, misi keperawatan, dan tujuan keperawatan.

Cakupan : luas dan kompleks

a.    Merupakan konsep struktur yang luas yang memberikan pandangan yang holistic tentang keperawatan.

b.Menggabungkan teori yg lebih kecil (berupa teoritis, abstraksi yg umum) karena belum ada pemisahan pernyataan teorinya (Peterson and Bredow, 2004)

 

a.    Menyediakan struktur bentuk dan  dukungan  yang luas  serta ide-ide abstrak tentang keperawatan

b.    Memberikan kerangka tentang bagaimana mengobservasi dan menginterpretasikan fenomena.

4

Middle Range Theory

Teori dengan abstrak pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas, dan dapat diuji secara langsung. (Parker, 2005)

Cakupan : tidak terlalu luas, spesifik

a.  Focus lebih sempit dibanding grand teori

b. Sedikit lebih luas disbanding praktik teori

c. Lebih spesifik tetapi kurang formal

(Parker, 2005)

a.    Berguna untuk praktek dan penelitian keperawatan

b.Berperan mengidentifikasi atau menghaluskan substansi ilmu dan praktek keperawatan

c.Dapat diuji secara empiris

5

Practice/ Micro Theory

Memiliki kompleksisitas paling sedikit dan paling spesifik (Parker, 2005)

Cakupan : terbatas (lebih spesifik)

a.    Menggambarkan hubungan teori keperawatan berdasarkan hasil observasi

b.    Teori  ini memberikan dampak langsung terhadap praktik keperawatan

c.    Merupakan hasil dan kesimpulan yang masih berkaitan dengan middle range theory.

d.     Lebih jelas dan sederhana

(Parker, 2005)

a.   Menyediakan kerangka kerja dalam intervensi keperawatan, prediksi hasil, dan berdampak pada praktik keperawatan.

b.Mendeskripsikan pertanyaan, praktik, dan prosedur  secara lebih konkrit yang dapat diaplikasikan.

c.Merangsang perkembangan praktik keperawatan.

 

Sejarah Perkembangan Teori: Kejadian yang Signifikan

Date

Theorist

Theory/Publications

1859

Florence Nightingale

Notes on Nursing: What It Is and What It Is Not

1952

Hildegard Peplau

Interpersonal Relations in Nursing

1964

 

Basic Principles of Patient Counseling

1992

 

Interpersonal relations: A theoretical framework for application in nursing practice (in Nursing Science Quarterly)

1955

Virginia Henderson (with B. Harmer)

Textbook for the Principles and Practice of Nursing

1966

 

The Nature of Nursing: A Definition and Its Implication for Practice, Research and Education

1991

 

The Nature of Nursing: Reflections after 20 Years

1960, 1968, 1973

Faye Abdelleh (with Beland, Martin, and Matheney)

Patient-Centered Approaches to Care

1961, 1990

Ida Jean Orlando (Pelletier)

The Dynamic Nurse-Patient Relationship

1964

Ernestine Wiedenbach

Clinical Nursing: A Helping Art

1966, 1971

Joyce Travelbee

Interpersonal Aspects of Nursing

1969, 1973

Myra Levine

Introduction to Clinical Nursing

1989

 

The four conservation principles: Twenty years later

1991

 

The conservation principles: A model for health

1970

Martha Rogers An

Introduction to the Theoretical Basis of Nursing

1980

 

Nursing: A science of unitary man

1989

 

Nursing: A science of unitary human beings

1971

Imogene King

Toward a Theory of Nursing: General Concepts of Human Behavior

1981

 

A theory for nursing: Systems, concepts and process

1989

 

King’s general systems framework and theory

1971, 1980, 1988, 1991

Dorothea Orem

Nursing Concepts of Practice

1976

Dorothy Johnson

Behavioral Systems and Nursing

1980

 

The behavioral systems model for nursing

1976, 1984

Callista Roy

Introduction to Nursing: An Adaptation Model

1980

 

The Roy Adaptation Model

1987

 

Theory Construction in Nursing: An Adaptation Model

1991

 

The Roy Adaptation Model: The Definitive Statement

1976

Josephine Paterson & 

Loretta Zderad

Humanistic Nursing

1978

Madeline Leininger

Transcultural Nursing, Concepts, Theories and Practice

1980

 

Caring: A Central Focus of Nursing

1988

 

Leininger’s Theory of Nursing: Culture Care Diversity and Universality

1979

Jean Watson

Nursing: The Philosophy and Science of Caring

1985

 

Nursing: Human Science and Human Care

1988

 

New dimensions of human caring theory

1989

 

Watson’s philosophy and theory of human caring in nursing

1979

Margaret Newman

Theory Development in Nursing

1983

 

Newman’s health theory

1986

 

Health as Expanding Consciousness

1980

Betty Neuman

The Betty Neuman health care systems model: A total person approach to patient problems

1982, 1989

 

The Neuman Systems Model

1981, 1989

Rosemarie Parse

Man-Living-Health: A Theory of Nursing

1983

Joyce Fitzpatrick

Fitzpatrick’s rhythm model: Analysis for nursing science

1984

Patricia Benner

From Novice to Expert: Excellence and Power in Clinical Nursing Practice

1989

 

The Primacy of Caring: Stress and Coping in Health and Illness

 








































DAFTAR PUSTAKA

Aligood, Martha R & Tomey, Marriner A, . (2010). Nursing Theories Utilization and Application 3rd ed. St.Louis : Mosby Inc, USA

Aligood, Martha R & Tomey, Marriner A,. (2010). Nursing Theorists and Their Work 7th ed. St.Louis : Mosby Inc, USA

Bhatwaite.(2003). Selection of a Conceptual Model for Guiding Research.html.the internet journal of advanced nursing theory vol 6 no 1 http://currentnursing/2011/development-nursing-theorist , diunduh tanggal 11 oktober 2011.

Chinn & Kramer. (1995). Fundamental Of Nursing. Loussiana :Delmar a division of Thomson Larning. Inc,USA

Delaune, MN & Ladner,P K .(2002).Fundamental of Nursing 2nd ed. USA : Delmardivision of Thomson Larning. Inc,USA

Fawcett, Jacqueline. (2005). Contemporary Nursing Knowledge; Analisys and Evaluation of Nursing Models and Theories. Philadelphia : Davis Company, USA.

Meleis, Afaf  Ibrahim. (2007). Theoritical Nursing; Developmentb and Progress. Philadelphia : Lippincott Williams& Wilkins, USA

Parker, Marilyn E.(2005). Nursing Theories and Nursing Practice. Philadelphia ; Davis Company. USA

Peterson, Sandra J and Bredow, Timothy S.(2004). Middle Range Theory application to Nursing Research. Philadelphia : Lippincott Williams& Wilkins, USA.