Teori Katharine Kolcaba
Theory of Comfort
Latar Belakang dan Sumber
Teori
Comfort theory
merupakan teori yang pertama kali dikembangkan tahun 1990 oleh Katharine
Kolcaba. Katharine Kolcaba lahir dan dididik di Cleveland, Ohio. Pada tahun
1965, ia menerima diploma di bidang keperawatan dan praktek paruh waktu selama
bertahun-tahun dalam keperawatan medikal bedah, perawatan jangka panjang, dan home
care sebelum kembali melanjutkan pendidikan. Pada tahun 1987, ia lulus RN
pada kelas MSN di Case Western Reserve University (CWRU) Frances
Payne Bolton School of nursing, dengan spesialisasi di gerontologi. Sementara
sekolah Kolcaba bekerja juga sebagai Kepala ruangan di Unit Dimensia. Dalam
konteks praktek inilah dia mulai memikirkan teori tentang kenyamanan pasien.
Kolcaba
bergabung dengan University of akron College of Nursing setelah lulus
dengan gelar master dalam keperawatan. Dia memperoleh dan mempertahankan
gerontologinya di American Nurses Association (ANA) Certification.
Dia kembali ke CWRU untuk mengejar gelar doktor di bidang keperawatan secara
paruh waktu sambil terus mengajar. Selama 10 tahun ke depan, dia menggunakan
program kerja dalam program doktor untuk mengembangkan dan mengutarakan
teorinya. Kolcaba mempublikasikan konsep analisis kenyamanan dengan suaminya
yang ahli filsafat (Kolcaba, 1991 dalam Alligood 2014), dalam diagram aspek
pada kenyamanan, kenyamanan dioperasionalkan sebagai hasil dari perawatan
(Kolcaba, 1992 dalam Alligood 2014). Setelah itu kontekstual kenyamanan
dipublikasikan dalam Middle-range Theory oleh Kolcaba pada tahun1994, dan
menguji teori dalam studi intervensi bersama Fox pada tahun1999.
Saat ini, Dr
kolcaba adalah profesor emeritus asosiasi keperawatan di University of Akron
College of Nursing, dimana dia mengajar teori ke Siswa MSN. Dia juga
mengajarkan teori kepada siswa DNP di Perguruan Tinggi Ursuline di ketinggian
Mayfield, Ohio. Tujuan dia termasuk intervensi dalam perubahan dan dokumentasi
kenyamanan untuk praktek keperawatan berdasarkan evidence base.
Kolcaba memulai
diagram teoritis praktik keperawatannya di awal studi doktoral. Ketika Kolcaba
menyajikan kerangkanya untuk perawatan demensia muncul pertanyaan, apakah
sebelumnya Kolcaba telah melakukan analisis konsep kenyamanan. Kolcaba menjawab
bahwa dia tidak melakukannya tapi itu akan menjadi langkah berikutnya.
Pertanyaan ini memulai investigasi panjangnya ke dalam konsep kenyamanan.
Langkah pertama,
analisis konsep yang dijanjikan, dimulai dengan tinjauan ekstensif dari
literatur tentang kenyamanan dari disiplin ilmu keperawatan, kedokteran,
psikologi, psikiatri, ergonomi, dan Inggris (khusus penggunaan shakespeare
tentang kenyamanan dan kamus Oxford English [OED]) . Dari OED, Kolcaba belajar
bahwa definisi asli dari kenyamanan adalah "untuk mempererat."
Definisi ini memberikan alasan yang bagus bagi perawat untuk memberikan
kenyamanan kepada pasien sehingga pasien akan lebih baik dan perawat akan
merasa lebih puas. Catatan sejarah tentang kenyamanan dalam keperawatan
sangatlah banyak. Kolcaba mengembangkan teori kenyamanan diinspirasi dari
pernyataan Nightingale yang menyatakan apa yang kita lihat atau diamati akan
hilang, tetapi apa yang dilihat itu harus dapat menyelematkan kehidupan dan
meningkatkan kesehatan serta kenyamanan hidup (Alligood, 2014).
Dari tahun
1900-1929, kenyamanan adalah tujuan utama keperawatan dan medis karena melalui
kenyamanan, pemulihan dapat dicapai (Mcllveen & Morse, 1995 dalam Alligood
2014). Perawat berkewajiban untuk mempengaruhi kenyamanan pasien. Aikens (1908)
mengusulkan bahwa cukup kecil atau tidak ada untuk mengabaikan tentang
kenyamanan pasien . Kenyamanan pasien adalah pertimbangan pertama dan terakhir
perawat. Seorang perawat yang bagus dapat membuat pasien nyaman, dan
menyediaankan kenyamanan adalah faktor penentu utama kemampuan dan karakter
perawat (Aiken, 1908). Harmer (1926) menyatakan bahwa asuhan keperawatan
memberikan suasana kenyamanan dan perawatan pribadi pasien termasuk
kebahagiaan, kenyamanan, dan kemudahan, fisik dan mental, disamping istirahat
dan tidur, gizi, kebersihan, dan eliminasi. Goodnow (1935) mengabadikan sebuah
bab dalam bukunya teknik keperawatan, kenyamanan pasien. Goodnov menulis,
"Seorang perawat adalah seorang hakim yang selalu dengan kemampuannya
dapat membuat pasiennya merasa nyaman. Kenyaman itu baik fisik dan mental, dan
tanggung jawab seorang perawat tidaklah berakhir pada perawatan fisik".
Dalam buku teks tahun 1904, 1914, dan 1919, kenyamanan emosional disebut juga
kenyamanan mental dan kebanyakkan dicapai dengan menyediakan kenyamanan fisik
dan modifikasi lingkungan pasien (Mcllveen & Morse, 1995). Dalam contoh
ini, kenyamanan adalah positif dan dicapai dengan bantuan dari perawat dan,
dalam beberapa kasus, menunjukkan peningkatan dari keadaan atau kondisi
sebelumnya. Intuisi, kenyamanan dikaitkan dengan memelihara aktivitas.
Dari asal kata, Kolcaba mengutarakan fitur
penguatannya, dari ergonomi, hubungan langsung terhadap prestasi kerja. Namun
sering maknanya implisit, tersembunyi dalam konteks, dan ambigu. Konsep
bervariasi yaitu sebagai kata kerja, kata benda, kata sifat, kata keterangan,
proses, dan hasil. Kolcaba awalnya menggunakan idea dari tiga teori keperawatan
untuk mensintesis atau mendapatkan jenis kenyamanan dalam analisis konsep
(Kolcaba & Kolcaba 1991 dalam Alligood 2014) yaitu :
1.
Relief
(Bantuan/Dorongan) adalah sintesis dari karyanya Orlando (1961), yang
mengemukakan bahwa perawat lega akan kebutuhan yang diungkapkan oleh pasien
2.
Ease
(Kemudahan) adalah sintesis dari karya Henderson (1966), yang menggambarkan 13
fungsi dasar manusia yang harus dijaga selama perawatan.
3.
Transcendence (Kelebihan)
adalah berasal dari Paterson dan Zderad (1975), yang mengusulkan bahwa
bertambahnya kesulitan pasien butuh bantuan perawat.
Empat konteks
kenyamanan, dialami oleh mereka yang menerima perawatan, berasal dari literatur
keperawatan (Kolkaca, 2003). Konteksnya adalah fisik, psychospiritual, sosial
budaya, dan lingkungan. Keempat konteks yang disandingkan dengan tiga jenis
kenyamanan, menciptakan struktur taksonomi (matrix) yang mempertimbangkan
kompleksitas kenyamanan sebagai hasil.
Struktur taxonomi dari teori kenyamanan
(Kolcaba, 2007 dalam Alligood, 2014) :
Keterangan Bagan:
Jenis Kenyamanan:
1.
Relief (bantuan):
Keadaan pasien yang memiliki kebutuhan khusus
2.
Ease (Kemudahan)
: keadaan tenang atau kepuasan
3.
Transcendence
(kelebihan) : keadaan dimana permasalahan seseorang bertambah atau sakit
Konteks di mana kenyamanan terjadi:
1.
Fisik : berkaitan
dengan sensasi tubuh
2.
Psikospiritual :
berkaitan dengan kesadaran internal diri, termasuk harga diri, konsep,
seksualitas, dan makna dalam kehidupan seseorang; hubungan seseorang dengan
tatanan yang lebih tinggi
3.
Lingkungan :
berkaitan dengan lingkungan eksternal , kondisi, dan pengaruh
4.
Sosial :
berkaitan dengan interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial
Struktur taksonomi menyediakan peta domain pada konten
kenyamanan. Ini mengantisipasi bahwa peneliti akan merancang instrumen di masa
depan seperti kuesioner yang dikembangkan dari taksonomi untuk akhir dari
kehidupan instrumen (Kolcaba, Dowd, Steiner, & Mitzel, 2004). Kolcaba
memasukkan langkah-langkah di website-nya untuk adaptasi dari kuesioner
kenyamanan oleh peneliti di masa depan.
Konsep Utama dan Definisi
Di
dalam Teori Kolcaba, mereka yang menerima tindakan kenyamanan dapat disebut
sebagai penerima (recipients),
pasien, mahasiswa, tahanan, pekerja, orang dewasa yang lebih tua, komunitas,
dan institusi. Beberapa konsep utama dalam teori ini adalah :
1. Pentingnya
perawatan Kesehatan
Kebutuhan perawatan kesehatan merupakan kebutuhan kenyamanan yang
timbul dari situasi stres pada kesehatan yang tidak bisa dipenuhi oleh sistem
pendukung tradisional penerima. Kebutuhan ini mungkin fisik, psikospiritual,
sosial budaya, atau lingkungan. Mereka menjadi jelas melalui pemantauan,
laporan verbal atau nonverbal, parameter patofisiologi, pendidikan dan
dukungan, dan konseling keuangan dan intervensi (Kolcaba,2003)
2. Intervensi
Kenyamanan
Intervensi kenyamanan adalah tindakan keperawatan
dandirancang untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik pada penerima,
termasuk fisiologis, sosial, budaya, keuangan, psikologis, agama, lingkungan
dan intervensi fisik (Kolcaba, 2001).
3. Intervensi
Variabel
Intervensi variabel adalah interaksi yang mana dapat mempengaruhi
persepsi penerima untuk kenyamanan. Mereka terdiri dari pengalaman masa lalu,
usia, sikap, keadaan emosional, sistem pendukung, prognosis, keungan,
pendidikan, latar belakang budaya, dan totalitas unsur dalam pengalaman
penerima (Kolcaba, 1994). Variabel intervesi berdampak pada perencanaan dan
keberhasilan intervensi perawatan pasien.
4. Kenyamanan
Kenyamanan adalah keadaan yang dialami oleh penerima intervensi
kenyamanan. Hal itu adalah langsung, pengalaman holistik diperkuat ketika
kebutuhan seseorang yang ditujukan untuk tiga jenis kenyamanan (lega,
kemudahan, dan transendensi) dalam empat konteks (fisik, psikospiritual, sosial
budaya, dan lingkungan) (Kolcaba,1994)
5. Perilaku
mencari - Kesehatan
Perilaku mencari - Kesehatan menyusun
kategori yang luas dari hasil terkait untuk mencari kesehatan seperti yang
didefinisikan oleh penerima yang berkonsultasi dengan perawat. Kategori ini
disintesis oleh Schlotfeldt (1975) dan diusulkan menjadi internal, eksternal,
atau kematian yang damai.
6. Integritas kelembagaan
Perusahaan, Masyarakat, sekolah, rumah sakit,
regional, negara, dan kota yang memiliki kualitas yang lengkap, utuh, suara,
jujur, menarik, etika, dan tulus memiliki integritas kelembagaan. Ketika institusi
menampilkan jenis integritas, menghasilkan bukti praktik terbaik dan kebijakan
terbaik (Kolcaba, 2001).
7. Praktik Terbaik
Penggunaan
intervensi kesehatan berdasarkan bukti-bukti untuk menghasilkan kemungkinan
hasil yang terbaik pada pasien dan keluarga (kelembagaan) dikenal sebagai
praktik terbaik
8. Kebijakan Terbaik
Institusi atau kebijakan daerah mulai dari protokol
untuk prosedur dan kondisi medis untuk mengakses dan pemberian perawatan
kesehatan yang dikenal sebagai kebijakan terbaik.
Kerangka Konseptual Teori
Berdasarkan
konsep utama , dapat dikembangkan kerangka konseptual dari teori kenyamanan
sebagai berikut :
Kerangka
konseptual diatas, menurut Kolcaba (2001) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Perawat
mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan pasien dan anggota keluarga.
2.
Perawat menyusun
intervensi untuk memenuhi kebutuhan
3.
Variabel
intervensi (intervening variable)
perlu dipertimbangkan ketika menyusun intervensi
4.
Ketika intervensi
dimunculkan dalam cara merawat dan efektif, dan ketika peningkatan kenyamanan
telah dicapai, intervensi itu disebut alat ukur/pengukuran kenyamanan (comfort measure).
5.
Pasien dan
perawat menyetujui perilaku mempertahankan kesehatan yang dapat dipertimbangkan
dan realistis.
6.
Jika
peningkatan kenyamanan tercapai, pasien
dan anggota keluarga lebih menyukai perilaku mempertahankan kesehatan untuk
peningkatan kenyamanan yang lebih jauh.
7.
Ketika pasien dan
anggota keluarga diberikan perawatan kenyamanan dan menggunakan perilaku
mempertahankan kesehatan, mereka akan lebih puas dengan pelayanan kesehatan dan
mempunyai hasil kesehatan yang lebih baik.
8.
Ketika pasien,
keluarga, dan perawat puas dengan pelayanan kesehatan dalam sebuah institusi,
publik mengakui kontribusi institusi terhadap pelayanan kesehatan yang akan
membantu mempertahankan kelangsungan dan perkembangan institusi.
Penggunaan Bukti Empiris
Asal penyelidikan modern tentang hasil dari kenyamanan
telah ditujukkan di akhir tahun 1980, menandai periode kolektif, tapi secara
terpisah menyadari pentingnya konsep holistik dari kenyamanan. Hamilton (1989)
menggali arti kenyamanan dari pesrpektif pasien. Dia menggunakan wawancara
untuk mengetahui bagaimana setiap pasien dengan perawatan lama mendefinisikan
kenyamanan. Hamilton menyimpulkan kenyamanan merupakan multi dimensi, memiliki
makna yang berbeda pada setiap orang (Alligood, 2014)
Setelah Kolcaba mengembangkan teorinya, dia
mendemonstrasikan perubahan dalam kenyamanan dinilai menggunakan design
eksperimental dalam disertasinya (Kolcaba dan Fox, 1999). Dalam penelitian ini,
kenyamanan dibutuhkan pada diagnosis kanker payudara awal. Intervensi holistik
yang diberikan adalah teknik guide imagery, intervensi diberikan pada populasi
pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan hasil yang ingin dicapai yaitu
rasa nyaman pada pasien. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan rasa nyaman
yang signifikan antara wanita yang mendapat terapi guide imagery dengan
kelompok perawatan biasa yang tidak mendapat terapi guide imagery. Beberapa
studi lain yang juga menggunakan intervensi untuk membuktikan rasa nyaman :
1.
Guide imagery
untuk pasien psykiatrik (Apostolo dan Kolcaba, 2009)
2. Pengobatan dengan
sentuhan dan latihan untuk mengurangi stres pada siswa (Dowd, Kolcaba, Steiner
dan Fashinpaur, 2007)
3.
Pijatan tangan
untuk pasien rawat inap dan waktu rawat lama (Kolcaba, Dowd, Steiner dan
Mitzel, 2004)
4.
Pengontrolan
panas gown pada pasien untuk menurunkan ansietas dan meningkatkan rasa nyaman
pada pasien preoperative (Wagner, Byrne dan Kolcaba, 2006).
Pada setiap penelitian, intervensi ditargetkan untuk
menilai rasa nyaman pada pasien, instrumen untuk menilai kenyamanan diadopsi
dari Kuisioner General Comfort (Kolcaba, 1997, 2003) yang menggunakan struktur
taksonomi.
Dukungan untuk teori comfort ini ditemukan dari 4
teoritikal dalil tentang dasar holistik comfort (Kolcaba dan Steiner, 2000) :
1.
Kenyamanan adalah
pernyatan umum-spesifik
2.
Hasil dari
keyamanan mudah berubah dari waktu ke waktu
3.
Intervensi
keperawatan holistik diterapkan secara konsisten untuk meningkatkan kenyamanan
dari waktu ke waktu.
4.
Kenyamanan total
lebih besar jumlahnya dari bagian-bagiannya.
Asumsi Utama
Asumsi utama dari teori ini
adalah :
1.
Keperawatan
Keperawatan adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk
mengkaji kebutuhan rasa nyaman, merencanakan intervensi untuk memenuhi rasa
nyaman, dan mengkaji ulang tingkat kenyamanan setelah dilakukan implementasi
dan membandingkan dengan sebelumnya.
2.
Pasien
Pasien adalah penerima perawatan bisa individu,
keluarga, institusi, komunitas yang membutuhkan pelayanan keperawatan. Perawat
mungkin juga bisa sebagai resipien yang membutuhkan rasa nyaman, yaitu terkait
peningkatan kenyamanan kerja ketika ada inisiatif untuk memperbaiki kondisi
kerja.
3.
Lingkungan
Lingkungan adalah berbagai aspek dari pasien, keluarga
atau aturan institusi yang bisa dimanipulasi oleh perawat, institusi untuk
meningkatkan kenyamanan
4.
Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimal dari pasien, keluarga,
penyedia layanan kesehatan atau komunitas yang diartikan oleh pasien atau
kelompok.
Asumsi
1.
Manusia mempunyai
respon yang holistik terhadap stimulus komplek (Kolcaba, 1994)
2.
Comfort adalah
hasil holistik yang diinginkan yang mengacu pada disiplin keperawatan (Kolcaba,
1994)
3.
Comfort adalah
kebutuhan dasar manusia dimana setiap orang berusaha untuk memenuhinya. Hal ini
merupakan usaha aktif (Kolcaba,1994)
4.
Peningkatan rasa
nyaman memperkuat pasien untuk terlibat dalam mencari perilaku sehat sesuai
pilihan mereka (Kolcaba, 1994)
5.
Pasien yang
diberi wewenang aktif untuk terlibat dalam mencari perilaku sehat puas dengan
perawatan kesehatannya (Kolcaba, 2001)
6.
Kesatuan
institusional didasarkan pada nilai sistem yang berorientasi pada penerima
perawatan (Kolcaba, 2001). Orientasi terhadap promosi kesehatan, pengaturan
holistik pada keluarga dan penyedia perawatan memiliki kepentingan yang sama.
Pernyataan Tegas dan
Bentuk Logis Teori
Teori tentang comfort berisi 3 bagian pernyataan tegas
yang bisa diuji secara terpisah atau secara keseluruhan yaitu :
1.
Intervensi
terkait kenyamanan bila diberikan secara efektif akan meningkatkan kenyamanan
pasien dan keluarga. Intervensi terkait kenyamanan diberikan berdasarkan
kebutuhan dasar manusia seperti istirahat, homeostatis, komunikasi terapeutik,
pengobatan holistik lainnya.
2.
Peningkatan rasa
nyaman pada pasien dan keluarga menghasilkan peningkatan keterlibatan pencarian
perilaku sehat pada pasien dan keluarga
3.
Peningkatan
perilaku mencari sehat meningkatkan kualitas perawatan, menguntungkan institusi
dan mampu dalam mengumpulkan bukti untuk pemberian praktek secara baik dan
kebijakan terbaik.
Kolcaba (2003) menggunakan 3 tipe alasan logis dalam
mengembangkan teorinya yaitu induksi, deduksi, dan retroduksi (Hardin dan
Bishop, 2010).
1.
Induksi
Pemikiran Kolcaba untuk mengembangkan
teori tentang kenyamanan muncul pada akhir tahun 1980an. Kolcaba pada saat itu adalah
kepala perawat di unit Alzhaimer, dia mengetahui berarapa hal yang
menggambarkan perawatan pada demensia seperti lingkungan yang fasilitatif,
excess ketidakmampuan, dan fungsi yang optimal. Ketiga dia melihat hubungan 3
hal tersebut, dia berpikir 3 hal tersebut tidak menggambarkan praktek
keperawatan. Ada eberapa hal yang menjadi inti perawatan tertinggal dan dia
memikirkan apa yang seharusnya dilakukan perawat untuk mengurangi
ketidakmampuan dan membuat pasien berfungsi optimal. Solusi dari pertanyaan
Kolcaba ini dirumuskannya untuk menemukan konsep yang komplek yaitu :
a.
merumuskan
keterbatasan kemampuan dalam bentuk fisik dan mental
b.
mengenalkan
konsep kenyamanan
c.
mencatat hubungan
antara kenyamanan dan fungsi yang optimal
2.
Deduksi
Secara deduktif perkembangan teori
dihasilkan dari hubungan kenyamanan dengan konsep lain yang menghasilkan teori.
Kenyamanan sebelumnya telah didefinisikan oleh Paterson dan Zderad (1975),
Handerson (1966) dan Orlando (1961). Kolcaba melihat pernyataan umum tersebut
dan menyatakan 3 konsep utama dalam kenyamanan yaitu relief (kondisi klien
setelah mendapatkan kebutuhan khususnya), ease (suatu kondisi tenang atau puas)
dan transendensi (kondisi dimana individu melepaskan diri dari masalah yang
dialaminya atau terlepas dari ketidaknyamanan).
Psikologis Henry Muray (1938) menemukan
kriteria untuk kerangka kerja yang menempatkan konsep teori keperawatan
Kalcaba. Teorinya yaitu tentang kebutuhan manusia, teori ini sangat aplikatif
untuk pasien dengan multistimulus. Ide dari Henry Muray ini menjadi ide juga
bagi Kolcaba untuk mengembangkan teori, meskipun kenyamanan diartikan dalam
pernyataan spesifik, jika intervensi terkait kenyamanan diimplementasikan,
hasilnya pasien akan merasakan kenyamanan. Dalam pengembangan teori secara deduktif
Kolcaba memulai dengan konsep abstrak, membangun teori secara umum dan
menggunakan proses sosio-logical untuk mengidentifikasi lebih spesifik konsep
dalam praktek keperawatan.
3.
Retroduksi
Menggunakan pendekatan retroduksi, Kolcaba
menambahkan konsep institutional integrity pada teorinya. Penambahan ini
memperluas teori dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku mencari sehat
dengan kesatuan institutional. Pada tahun 2007, konsep best practices
dan best policies dihubungkan dengan kesatuan institutional. Teori
didasarkan pada bukti pengetahuan tentang praktik dan kebijakan.
Penerimaan dalam Komunitas
Perawat
Praktek
Mahasiswa
dan perawat peneliti memilih teori ini sebagai pedoman dan kerangka kerja untuk
studi mereka di berbagai bidang seperti perawat kebidanan (Schuiling,
Sampselle, & Kolcaba, 2011), perawatan rumah sakit (Kolcaba, Dowd, Steiner,
et al., 2004), keperawatan perioperatite (\ Vilson & Kolcaba, 2004),
perawatan jangka panjang (Kolcaba, Schirm, & Steiner, 2006), pasien demensia
(Hodgson & Andersen, 2008) , dan perawatan paliatif (Lavoie, Blondeau,
& Picard-N {Orin, 201 l).
Ketika perawat bertanya kepada pasien atau anggota
keluarga untuk menilai Comport mereka dari pada rentang 0 sampai 10 sebelum dan
setelah intervensi atau secara berkala, dengan menggunakan sebuah skala tingkat
verbal sangat sensitive terhadap perubahan Comport dari waktu ke waktu, mereka
menemukan bukti bahwa Comport yang signifikan telah dirasakan. Perubahan Comport dari waktu ke waktu (I)
oud, Kolcaba, Steiner, et al., 2007). Sebuah daftar intervensi untuk setiap
anggota pasien/ keluarga sudah tersedia dan dikomunikasikan.
Perawat Perianesthesia telah memasukkan Teori Comfort
dalam Pedoman Praktek Klinis mereka untuk pengelolaan kenyamanan pasien. Hal
ini, menentukan manajemen Comport (l) menilai Comport pasien terkait dengan
rasa nyeri kronis operasi saat ini; (2) melakukan kontrak pada pasien sebelum
operasi untuk menentukan intervensi yang efektif untuk mencapai Comport,
penggunaan analgesic pasaca bedah (3) memfasilitasi posisi yang nyaman, suhu
tubuh, dan faktor lain yang berhubungan dengan Comport selama operasi; dan (4)
terus menerus melakukan manajemen Comport dan pengukuran pada periode
pascaoperasi (trilsorr & Kolcaba, 2004).
Baru-baru ini, Goodrvin, Sener,
dan Steiner (2007)
menggunakan Teori Comfort sebagai filosofi mengajar
pada program sarjana mudah pendidikan
keperawatan. Struktur taksonomi dan
kerangka konseptual dipandu oleh anggota fakultas.
Teori menyediakan cara-cara bagi siswa untuk meringankan pekerjaan berat
mereka dengan memfasilitasi pertanyaan untuk masalah klinis mereka, mempertahankan dan memudahkan kurikulum
fakultas mereka, dan meminimalisir stres. Para penulis mengantisipasi
"bahwa adaptasi ini dapat membantu siswa untuk
menjadai perawat profesional yang nyaman dan memotivasi merekea
untukterus belajar sepanjang masa”
Kolcaba 1992 mengembangkan General Comfort Kuesioner untuk
mengukur Comport secara holistic dengan sampel rumah sakit dan
partisipasi masyarakat. Empat puluh empat item positif dan dua puluh empat item negatif disusun dengan skala Likert dengan format mulai dari
sangat setuju sampai sangat tidak setuju, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan Comport yang lebih tinggi. Pada akhir studi instrumentasi dengan 206 responden, masing-masing satu kali
dari semua jenis unit di dua rumah sakit dengan 50 peserta dari masyarakat,
secara Umum Angket
menunjukkan hasil Cronbach alpha bernilai 0.88 (Kolcaba,1992).
Para peneliti dipersilahkan untuk
menyusun kuesioner Comport
khusus sesuai area penelitian mereka. Skala verbal untuk penilaian dan
kuesioner dengan format lainnya bisa di-download dari situs web Kolcaba ini, di mana dia juga menanggapi pertanyaan dalam upaya untuk meningkatkan penggunaan
teorinya. Instruksi untuk penggunaan kuesioner yang
tersedia di website-nya. Popularitas teori tampaknya
dikaitkan dengan pengakuan secara
universal . Comport adalah hasil yang diinginkan dari asuhan keperawatan untuk pasien dan keluarga mereka
DAFTAR PUSTAKA
Alligood,
M.R. (2014). Nursing theorist and their
works (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier Inc.
Alligood,
M.R. & Tomey, A.M. (2010). Nursing
theorist and their works (7th ed.). St Louis: Mosby Elsevier Inc.
Fawcett,
J. (2005). Contemporary nursing
knowledge: Analysis andevaluation of nursing
models and theories (2nd ed). Phiadelphia: F.A. Davis
Company.
Hidayat, A.
(2004). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta : Salemba
Kearney-Nunnery,
R. (2008). Advancing your career:
Concepts of professional nursing. 4th Ed. Philadelphia
: FA Davis Company.
Kolcaba, K. (1995). Comfort as process and product, merged in holistic nursing art.
Journal of Holistic Nursing, 13(2), 117-131.
Kolcaba, K.
Y. (1995). The art of comfort care.
Image: Journal of Nursing Scholarship, 27(4),
McEwen,
M., & Wills, E.M. (2011). Theoretical
basis for nursing. 3rd Ed. Philadelphia
: Lippincott.
Peterson, S.J., & Bredow, T.S.
(2004). Middle range theories: Application
to nursing research. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar