Minggu, 27 September 2020

Teori Keperawatan Comfort Katharine Kolcaba

Teori Katharine Kolcaba

Theory of Comfort

 

Latar Belakang dan Sumber Teori

Comfort theory merupakan teori yang pertama kali dikembangkan tahun 1990 oleh Katharine Kolcaba. Katharine Kolcaba lahir dan dididik di Cleveland, Ohio. Pada tahun 1965, ia menerima diploma di bidang keperawatan dan praktek paruh waktu selama bertahun-tahun dalam keperawatan medikal bedah, perawatan jangka panjang, dan home care sebelum kembali melanjutkan pendidikan. Pada tahun 1987, ia lulus RN pada kelas MSN di Case Western Reserve University (CWRU) Frances Payne Bolton School of nursing, dengan spesialisasi di gerontologi. Sementara sekolah Kolcaba bekerja juga sebagai Kepala ruangan di Unit Dimensia. Dalam konteks praktek inilah dia mulai memikirkan teori tentang kenyamanan pasien.

Kolcaba bergabung dengan University of akron College of Nursing setelah lulus dengan gelar master dalam keperawatan. Dia memperoleh dan mempertahankan gerontologinya di American Nurses Association (ANA) Certification. Dia kembali ke CWRU untuk mengejar gelar doktor di bidang keperawatan secara paruh waktu sambil terus mengajar. Selama 10 tahun ke depan, dia menggunakan program kerja dalam program doktor untuk mengembangkan dan mengutarakan teorinya. Kolcaba mempublikasikan konsep analisis kenyamanan dengan suaminya yang ahli filsafat (Kolcaba, 1991 dalam Alligood 2014), dalam diagram aspek pada kenyamanan, kenyamanan dioperasionalkan sebagai hasil dari perawatan (Kolcaba, 1992 dalam Alligood 2014). Setelah itu kontekstual kenyamanan dipublikasikan dalam Middle-range Theory oleh Kolcaba pada tahun1994, dan menguji teori dalam studi intervensi bersama Fox pada tahun1999.

Saat ini, Dr kolcaba adalah profesor emeritus asosiasi keperawatan di University of Akron College of Nursing, dimana dia mengajar teori ke Siswa MSN. Dia juga mengajarkan teori kepada siswa DNP di Perguruan Tinggi Ursuline di ketinggian Mayfield, Ohio. Tujuan dia termasuk intervensi dalam perubahan dan dokumentasi kenyamanan untuk praktek keperawatan berdasarkan evidence base.

Kolcaba memulai diagram teoritis praktik keperawatannya di awal studi doktoral. Ketika Kolcaba menyajikan kerangkanya untuk perawatan demensia muncul pertanyaan, apakah sebelumnya Kolcaba telah melakukan analisis konsep kenyamanan. Kolcaba menjawab bahwa dia tidak melakukannya tapi itu akan menjadi langkah berikutnya. Pertanyaan ini memulai investigasi panjangnya ke dalam konsep kenyamanan.

Langkah pertama, analisis konsep yang dijanjikan, dimulai dengan tinjauan ekstensif dari literatur tentang kenyamanan dari disiplin ilmu keperawatan, kedokteran, psikologi, psikiatri, ergonomi, dan Inggris (khusus penggunaan shakespeare tentang kenyamanan dan kamus Oxford English [OED]) . Dari OED, Kolcaba belajar bahwa definisi asli dari kenyamanan adalah "untuk mempererat." Definisi ini memberikan alasan yang bagus bagi perawat untuk memberikan kenyamanan kepada pasien sehingga pasien akan lebih baik dan perawat akan merasa lebih puas. Catatan sejarah tentang kenyamanan dalam keperawatan sangatlah banyak. Kolcaba mengembangkan teori kenyamanan diinspirasi dari pernyataan Nightingale yang menyatakan apa yang kita lihat atau diamati akan hilang, tetapi apa yang dilihat itu harus dapat menyelematkan kehidupan dan meningkatkan kesehatan serta kenyamanan hidup (Alligood, 2014).

Dari tahun 1900-1929, kenyamanan adalah tujuan utama keperawatan dan medis karena melalui kenyamanan, pemulihan dapat dicapai (Mcllveen & Morse, 1995 dalam Alligood 2014). Perawat berkewajiban untuk mempengaruhi kenyamanan pasien. Aikens (1908) mengusulkan bahwa cukup kecil atau tidak ada untuk mengabaikan tentang kenyamanan pasien . Kenyamanan pasien adalah pertimbangan pertama dan terakhir perawat. Seorang perawat yang bagus dapat membuat pasien nyaman, dan menyediaankan kenyamanan adalah faktor penentu utama kemampuan dan karakter perawat (Aiken, 1908). Harmer (1926) menyatakan bahwa asuhan keperawatan memberikan suasana kenyamanan dan perawatan pribadi pasien termasuk kebahagiaan, kenyamanan, dan kemudahan, fisik dan mental, disamping istirahat dan tidur, gizi, kebersihan, dan eliminasi. Goodnow (1935) mengabadikan sebuah bab dalam bukunya teknik keperawatan, kenyamanan pasien. Goodnov menulis, "Seorang perawat adalah seorang hakim yang selalu dengan kemampuannya dapat membuat pasiennya merasa nyaman. Kenyaman itu baik fisik dan mental, dan tanggung jawab seorang perawat tidaklah berakhir pada perawatan fisik". Dalam buku teks tahun 1904, 1914, dan 1919, kenyamanan emosional disebut juga kenyamanan mental dan kebanyakkan dicapai dengan menyediakan kenyamanan fisik dan modifikasi lingkungan pasien (Mcllveen & Morse, 1995). Dalam contoh ini, kenyamanan adalah positif dan dicapai dengan bantuan dari perawat dan, dalam beberapa kasus, menunjukkan peningkatan dari keadaan atau kondisi sebelumnya. Intuisi, kenyamanan dikaitkan dengan memelihara aktivitas.

Dari asal kata, Kolcaba mengutarakan fitur penguatannya, dari ergonomi, hubungan langsung terhadap prestasi kerja. Namun sering maknanya implisit, tersembunyi dalam konteks, dan ambigu. Konsep bervariasi yaitu sebagai kata kerja, kata benda, kata sifat, kata keterangan, proses, dan hasil. Kolcaba awalnya menggunakan idea dari tiga teori keperawatan untuk mensintesis atau mendapatkan jenis kenyamanan dalam analisis konsep (Kolcaba & Kolcaba 1991 dalam Alligood 2014) yaitu :

1.    Relief (Bantuan/Dorongan) adalah sintesis dari karyanya Orlando (1961), yang mengemukakan bahwa perawat lega akan kebutuhan yang diungkapkan oleh pasien

2.    Ease (Kemudahan) adalah sintesis dari karya Henderson (1966), yang menggambarkan 13 fungsi dasar manusia yang harus dijaga selama perawatan.

3.    Transcendence (Kelebihan) adalah berasal dari Paterson dan Zderad (1975), yang mengusulkan bahwa bertambahnya kesulitan pasien butuh bantuan perawat.

Empat konteks kenyamanan, dialami oleh mereka yang menerima perawatan, berasal dari literatur keperawatan (Kolkaca, 2003). Konteksnya adalah fisik, psychospiritual, sosial budaya, dan lingkungan. Keempat konteks yang disandingkan dengan tiga jenis kenyamanan, menciptakan struktur taksonomi (matrix) yang mempertimbangkan kompleksitas kenyamanan sebagai hasil.

 

Struktur taxonomi dari teori kenyamanan (Kolcaba, 2007 dalam Alligood, 2014) :

Keterangan Bagan:

Jenis Kenyamanan:

1.        Relief (bantuan): Keadaan pasien yang memiliki kebutuhan khusus

2.        Ease (Kemudahan) : keadaan tenang atau kepuasan

3.        Transcendence (kelebihan) : keadaan dimana permasalahan seseorang bertambah atau sakit

Konteks di mana kenyamanan terjadi:

1.        Fisik : berkaitan dengan sensasi tubuh

2.        Psikospiritual : berkaitan dengan kesadaran internal diri, termasuk harga diri, konsep, seksualitas, dan makna dalam kehidupan seseorang; hubungan seseorang dengan tatanan yang lebih tinggi

3.        Lingkungan : berkaitan dengan lingkungan eksternal , kondisi, dan pengaruh

4.        Sosial : berkaitan dengan interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial

Struktur taksonomi menyediakan peta domain pada konten kenyamanan. Ini mengantisipasi bahwa peneliti akan merancang instrumen di masa depan seperti kuesioner yang dikembangkan dari taksonomi untuk akhir dari kehidupan instrumen (Kolcaba, Dowd, Steiner, & Mitzel, 2004). Kolcaba memasukkan langkah-langkah di website-nya untuk adaptasi dari kuesioner kenyamanan oleh peneliti di masa depan.

 

Konsep Utama dan Definisi

Di dalam Teori Kolcaba, mereka yang menerima tindakan kenyamanan dapat disebut sebagai penerima (recipients), pasien, mahasiswa, tahanan, pekerja, orang dewasa yang lebih tua, komunitas, dan institusi. Beberapa konsep utama dalam teori ini adalah :

1. Pentingnya perawatan Kesehatan

Kebutuhan perawatan kesehatan merupakan kebutuhan kenyamanan yang timbul dari situasi stres pada kesehatan yang tidak bisa dipenuhi oleh sistem pendukung tradisional penerima. Kebutuhan ini mungkin fisik, psikospiritual, sosial budaya, atau lingkungan. Mereka menjadi jelas melalui pemantauan, laporan verbal atau nonverbal, parameter patofisiologi, pendidikan dan dukungan, dan konseling keuangan dan intervensi (Kolcaba,2003)

2. Intervensi Kenyamanan

Intervensi kenyamanan adalah tindakan keperawatan dandirancang untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik pada penerima, termasuk fisiologis, sosial, budaya, keuangan, psikologis, agama, lingkungan dan intervensi fisik (Kolcaba, 2001).

3. Intervensi Variabel

Intervensi variabel adalah interaksi yang mana dapat mempengaruhi persepsi penerima untuk kenyamanan. Mereka terdiri dari pengalaman masa lalu, usia, sikap, keadaan emosional, sistem pendukung, prognosis, keungan, pendidikan, latar belakang budaya, dan totalitas unsur dalam pengalaman penerima (Kolcaba, 1994). Variabel intervesi berdampak pada perencanaan dan keberhasilan intervensi perawatan pasien.

4. Kenyamanan

Kenyamanan adalah keadaan yang dialami oleh penerima intervensi kenyamanan. Hal itu adalah langsung, pengalaman holistik diperkuat ketika kebutuhan seseorang yang ditujukan untuk tiga jenis kenyamanan (lega, kemudahan, dan transendensi) dalam empat konteks (fisik, psikospiritual, sosial budaya, dan lingkungan) (Kolcaba,1994)

5. Perilaku mencari - Kesehatan

Perilaku mencari - Kesehatan menyusun kategori yang luas dari hasil terkait untuk mencari kesehatan seperti yang didefinisikan oleh penerima yang berkonsultasi dengan perawat. Kategori ini disintesis oleh Schlotfeldt (1975) dan diusulkan menjadi internal, eksternal, atau kematian yang damai.

6. Integritas kelembagaan

Perusahaan, Masyarakat, sekolah, rumah sakit, regional, negara, dan kota yang memiliki kualitas yang lengkap, utuh, suara, jujur, menarik, etika, dan tulus memiliki integritas kelembagaan. Ketika institusi menampilkan jenis integritas, menghasilkan bukti praktik terbaik dan kebijakan terbaik (Kolcaba, 2001).

7.  Praktik Terbaik

Penggunaan intervensi kesehatan berdasarkan bukti-bukti untuk menghasilkan kemungkinan hasil yang terbaik pada pasien dan keluarga (kelembagaan) dikenal sebagai praktik terbaik

8.  Kebijakan Terbaik

Institusi atau kebijakan daerah mulai dari protokol untuk prosedur dan kondisi medis untuk mengakses dan pemberian perawatan kesehatan yang dikenal sebagai kebijakan terbaik.

 

Kerangka Konseptual Teori

Berdasarkan konsep utama , dapat dikembangkan kerangka konseptual dari teori kenyamanan sebagai berikut :

Kerangka konseptual diatas, menurut Kolcaba (2001) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.        Perawat mengidentifikasi kebutuhan kenyamanan pasien dan anggota keluarga.

2.        Perawat menyusun intervensi untuk memenuhi kebutuhan

3.        Variabel intervensi (intervening variable) perlu dipertimbangkan ketika menyusun intervensi

4.        Ketika intervensi dimunculkan dalam cara merawat dan efektif, dan ketika peningkatan kenyamanan telah dicapai, intervensi itu disebut alat ukur/pengukuran kenyamanan (comfort measure).

5.        Pasien dan perawat menyetujui perilaku mempertahankan kesehatan yang dapat dipertimbangkan dan realistis.

6.        Jika peningkatan  kenyamanan tercapai, pasien dan anggota keluarga lebih menyukai perilaku mempertahankan kesehatan untuk peningkatan kenyamanan yang lebih jauh.

7.        Ketika pasien dan anggota keluarga diberikan perawatan kenyamanan dan menggunakan perilaku mempertahankan kesehatan, mereka akan lebih puas dengan pelayanan kesehatan dan mempunyai hasil kesehatan yang lebih baik.

8.        Ketika pasien, keluarga, dan perawat puas dengan pelayanan kesehatan dalam sebuah institusi, publik mengakui kontribusi institusi terhadap pelayanan kesehatan yang akan membantu mempertahankan kelangsungan dan perkembangan institusi.

 

Penggunaan Bukti Empiris

Asal penyelidikan modern tentang hasil dari kenyamanan telah ditujukkan di akhir tahun 1980, menandai periode kolektif, tapi secara terpisah menyadari pentingnya konsep holistik dari kenyamanan. Hamilton (1989) menggali arti kenyamanan dari pesrpektif pasien. Dia menggunakan wawancara untuk mengetahui bagaimana setiap pasien dengan perawatan lama mendefinisikan kenyamanan. Hamilton menyimpulkan kenyamanan merupakan multi dimensi, memiliki makna yang berbeda pada setiap orang (Alligood, 2014)

Setelah Kolcaba mengembangkan teorinya, dia mendemonstrasikan perubahan dalam kenyamanan dinilai menggunakan design eksperimental dalam disertasinya (Kolcaba dan Fox, 1999). Dalam penelitian ini, kenyamanan dibutuhkan pada diagnosis kanker payudara awal. Intervensi holistik yang diberikan adalah teknik guide imagery, intervensi diberikan pada populasi pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan hasil yang ingin dicapai yaitu rasa nyaman pada pasien. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan rasa nyaman yang signifikan antara wanita yang mendapat terapi guide imagery dengan kelompok perawatan biasa yang tidak mendapat terapi guide imagery. Beberapa studi lain yang juga menggunakan intervensi untuk membuktikan rasa nyaman :

1.        Guide imagery untuk pasien psykiatrik (Apostolo dan Kolcaba, 2009)

2.   Pengobatan dengan sentuhan dan latihan untuk mengurangi stres pada siswa (Dowd, Kolcaba, Steiner dan Fashinpaur, 2007)

3.        Pijatan tangan untuk pasien rawat inap dan waktu rawat lama (Kolcaba, Dowd, Steiner dan Mitzel, 2004)

4.        Pengontrolan panas gown pada pasien untuk menurunkan ansietas dan meningkatkan rasa nyaman pada pasien preoperative (Wagner, Byrne dan Kolcaba, 2006).

Pada setiap penelitian, intervensi ditargetkan untuk menilai rasa nyaman pada pasien, instrumen untuk menilai kenyamanan diadopsi dari Kuisioner General Comfort (Kolcaba, 1997, 2003) yang menggunakan struktur taksonomi.

Dukungan untuk teori comfort ini ditemukan dari 4 teoritikal dalil tentang dasar holistik comfort (Kolcaba dan Steiner, 2000) :

1.        Kenyamanan adalah pernyatan umum-spesifik

2.        Hasil dari keyamanan mudah berubah dari waktu ke waktu

3.        Intervensi keperawatan holistik diterapkan secara konsisten untuk meningkatkan kenyamanan dari waktu ke waktu.

4.        Kenyamanan total lebih besar jumlahnya dari bagian-bagiannya.

 

Asumsi Utama

Asumsi utama dari teori ini adalah :

1.        Keperawatan

Keperawatan adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengkaji kebutuhan rasa nyaman, merencanakan intervensi untuk memenuhi rasa nyaman, dan mengkaji ulang tingkat kenyamanan setelah dilakukan implementasi dan membandingkan dengan sebelumnya.

2.        Pasien

Pasien adalah penerima perawatan bisa individu, keluarga, institusi, komunitas yang membutuhkan pelayanan keperawatan. Perawat mungkin juga bisa sebagai resipien yang membutuhkan rasa nyaman, yaitu terkait peningkatan kenyamanan kerja ketika ada inisiatif untuk memperbaiki kondisi kerja.

3.        Lingkungan

Lingkungan adalah berbagai aspek dari pasien, keluarga atau aturan institusi yang bisa dimanipulasi oleh perawat, institusi untuk meningkatkan kenyamanan

4.        Kesehatan

Kesehatan adalah fungsi optimal dari pasien, keluarga, penyedia layanan kesehatan atau komunitas yang diartikan oleh pasien atau kelompok.

 

Asumsi

1.        Manusia mempunyai respon yang holistik terhadap stimulus komplek (Kolcaba, 1994)

2.        Comfort adalah hasil holistik yang diinginkan yang mengacu pada disiplin keperawatan (Kolcaba, 1994)

3.        Comfort adalah kebutuhan dasar manusia dimana setiap orang berusaha untuk memenuhinya. Hal ini merupakan usaha aktif (Kolcaba,1994)

4.        Peningkatan rasa nyaman memperkuat pasien untuk terlibat dalam mencari perilaku sehat sesuai pilihan mereka (Kolcaba, 1994)

5.        Pasien yang diberi wewenang aktif untuk terlibat dalam mencari perilaku sehat puas dengan perawatan kesehatannya (Kolcaba, 2001)

6.        Kesatuan institusional didasarkan pada nilai sistem yang berorientasi pada penerima perawatan (Kolcaba, 2001). Orientasi terhadap promosi kesehatan, pengaturan holistik pada keluarga dan penyedia perawatan memiliki kepentingan yang sama.

 

Pernyataan Tegas dan Bentuk Logis Teori

Teori tentang comfort berisi 3 bagian pernyataan tegas yang bisa diuji secara terpisah atau secara keseluruhan yaitu :

1.        Intervensi terkait kenyamanan bila diberikan secara efektif akan meningkatkan kenyamanan pasien dan keluarga. Intervensi terkait kenyamanan diberikan berdasarkan kebutuhan dasar manusia seperti istirahat, homeostatis, komunikasi terapeutik, pengobatan holistik lainnya.

2.        Peningkatan rasa nyaman pada pasien dan keluarga menghasilkan peningkatan keterlibatan pencarian perilaku sehat pada pasien dan keluarga

3.        Peningkatan perilaku mencari sehat meningkatkan kualitas perawatan, menguntungkan institusi dan mampu dalam mengumpulkan bukti untuk pemberian praktek secara baik dan kebijakan terbaik.

Kolcaba (2003) menggunakan 3 tipe alasan logis dalam mengembangkan teorinya yaitu induksi, deduksi, dan retroduksi (Hardin dan Bishop, 2010).

1.        Induksi

Pemikiran Kolcaba untuk mengembangkan teori tentang kenyamanan muncul pada akhir tahun 1980an. Kolcaba pada saat itu adalah kepala perawat di unit Alzhaimer, dia mengetahui berarapa hal yang menggambarkan perawatan pada demensia seperti lingkungan yang fasilitatif, excess ketidakmampuan, dan fungsi yang optimal. Ketiga dia melihat hubungan 3 hal tersebut, dia berpikir 3 hal tersebut tidak menggambarkan praktek keperawatan. Ada eberapa hal yang menjadi inti perawatan tertinggal dan dia memikirkan apa yang seharusnya dilakukan perawat untuk mengurangi ketidakmampuan dan membuat pasien berfungsi optimal. Solusi dari pertanyaan Kolcaba ini dirumuskannya untuk menemukan konsep yang komplek yaitu :

a.    merumuskan keterbatasan kemampuan dalam bentuk fisik dan mental

b.    mengenalkan konsep kenyamanan

c.    mencatat hubungan antara kenyamanan dan fungsi yang optimal

2.        Deduksi

Secara deduktif perkembangan teori dihasilkan dari hubungan kenyamanan dengan konsep lain yang menghasilkan teori. Kenyamanan sebelumnya telah didefinisikan oleh Paterson dan Zderad (1975), Handerson (1966) dan Orlando (1961). Kolcaba melihat pernyataan umum tersebut dan menyatakan 3 konsep utama dalam kenyamanan yaitu relief (kondisi klien setelah mendapatkan kebutuhan khususnya), ease (suatu kondisi tenang atau puas) dan transendensi (kondisi dimana individu melepaskan diri dari masalah yang dialaminya atau terlepas dari ketidaknyamanan).

Psikologis Henry Muray (1938) menemukan kriteria untuk kerangka kerja yang menempatkan konsep teori keperawatan Kalcaba. Teorinya yaitu tentang kebutuhan manusia, teori ini sangat aplikatif untuk pasien dengan multistimulus. Ide dari Henry Muray ini menjadi ide juga bagi Kolcaba untuk mengembangkan teori, meskipun kenyamanan diartikan dalam pernyataan spesifik, jika intervensi terkait kenyamanan diimplementasikan, hasilnya pasien akan merasakan kenyamanan. Dalam pengembangan teori secara deduktif Kolcaba memulai dengan konsep abstrak, membangun teori secara umum dan menggunakan proses sosio-logical untuk mengidentifikasi lebih spesifik konsep dalam praktek keperawatan.

3.        Retroduksi

Menggunakan pendekatan retroduksi, Kolcaba menambahkan konsep institutional integrity pada teorinya. Penambahan ini memperluas teori dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku mencari sehat dengan kesatuan institutional. Pada tahun 2007, konsep best practices dan best policies dihubungkan dengan kesatuan institutional. Teori didasarkan pada bukti pengetahuan tentang praktik dan kebijakan.

 

Penerimaan dalam Komunitas Perawat

Praktek

Mahasiswa dan perawat peneliti memilih teori ini sebagai pedoman dan kerangka kerja untuk studi mereka di berbagai bidang seperti perawat kebidanan (Schuiling, Sampselle, & Kolcaba, 2011), perawatan rumah sakit (Kolcaba, Dowd, Steiner, et al., 2004), keperawatan perioperatite (\ Vilson & Kolcaba, 2004), perawatan jangka panjang (Kolcaba, Schirm, & Steiner, 2006), pasien demensia (Hodgson & Andersen, 2008) , dan perawatan paliatif (Lavoie, Blondeau, & Picard-N {Orin, 201 l).

Ketika perawat bertanya kepada pasien atau anggota keluarga untuk menilai Comport mereka dari pada rentang 0 sampai 10 sebelum dan setelah intervensi atau secara berkala, dengan menggunakan sebuah skala tingkat verbal sangat sensitive terhadap perubahan Comport dari waktu ke waktu, mereka menemukan bukti bahwa Comport yang signifikan telah dirasakan.  Perubahan Comport dari waktu ke waktu (I) oud, Kolcaba, Steiner, et al., 2007). Sebuah daftar intervensi untuk setiap anggota pasien/ keluarga sudah tersedia dan dikomunikasikan.

Perawat Perianesthesia telah memasukkan Teori Comfort dalam Pedoman Praktek Klinis mereka untuk pengelolaan kenyamanan pasien. Hal ini, menentukan manajemen Comport (l) menilai Comport pasien terkait dengan rasa nyeri kronis operasi saat ini; (2) melakukan kontrak pada pasien sebelum operasi untuk menentukan intervensi yang efektif untuk mencapai Comport, penggunaan analgesic pasaca bedah (3) memfasilitasi posisi yang nyaman, suhu tubuh, dan faktor lain yang berhubungan dengan Comport selama operasi; dan (4) terus menerus melakukan manajemen Comport dan pengukuran pada periode pascaoperasi (trilsorr & Kolcaba, 2004).

Pendidikan
Goodu, di, Sener, & Steiner (2007) menyusun pedoman untuk menerapkan Teori Comfort pada pendidikan sarjana muda keperawatan. Teori terbukti memudahkan fakultas untuk memahami dan menerapkan dan memberikan metode yang efektif untuk peran-model kemitraan belajar yang mendukung siswa. Teori Comfort termasuk dalam Konsep inti pada Advidanced Praktik Perawatan (Robinson & Kish, 2001). Teori ini cocok digunakan oleh siswa untuk pengaturan klinis, dan aplikasinya dapat difasilitasi dengan menggunakan Rencana Perawatan Comfort yang tersedia di situs Kolcaba.

Baru-baru ini, Goodrvin, Sener, dan Steiner (2007) menggunakan Teori Comfort sebagai filosofi mengajar pada program sarjana mudah pendidikan keperawatanStruktur taksonomi dan kerangka konseptual dipandu oleh anggota fakultas. Teori menyediakan cara-cara bagi siswa untuk meringankan pekerjaan berat mereka dengan memfasilitasi pertanyaan untuk masalah klinis mereka, mempertahankan dan memudahkan kurikulum fakultas mereka, dan meminimalisir stres. Para penulis mengantisipasi "bahwa adaptasi ini dapat membantu siswa untuk menjadai perawat profesional yang nyaman dan memotivasi merekea untukterus belajar sepanjang masa”

Penelitian
Termasuk dalam Ensiklopedi Penelitian Keperawatan adalah berbicara tentang pentingnya mengukur sensitif itas Comport sebagai hasil keperawatan (Kolcaba, 2006). Perawat dapat memberikan bukti untuk mempengaruhi pengambilan keputusan di kelembagaan, community, dan tingkat legislatif melalui studi yang menunjukkan efektivitas Comport.  

Kolcaba 1992 mengembangkan General Comfort Kuesioner untuk mengukur Comport secara holistic dengan sampel rumah sakit dan partisipasi masyarakatEmpat puluh empat item positif dan dua puluh empat item negatif disusun dengan skala Likert dengan format mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan Comport yang lebih tinggi. Pada akhir studi instrumentasi dengan 206 responden, masing-masing satu kali dari semua jenis unit di dua rumah sakit dengan 50 peserta dari masyarakat, secara Umum Angket menunjukkan hasil Cronbach alpha bernilai 0.88 (Kolcaba,1992).

Para peneliti dipersilahkan untuk menyusun kuesioner Comport khusus sesuai area penelitian mereka. Skala verbal untuk penilaian dan kuesioner dengan format lainnya bisa di-download dari situs web Kolcaba inidi mana dia juga menanggapi pertanyaan dalam upaya untuk meningkatkan penggunaan teorinya. Instruksi untuk penggunaan kuesioner yang tersedia di website-nya. Popularitas  teori tampaknya dikaitkan dengan pengakuan secara universal . Comport adalah  hasil yang diinginkan dari asuhan keperawatan untuk pasien dan keluarga mereka

 

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M.R. (2014). Nursing theorist and their works (8th ed.). St Louis: Mosby Elsevier Inc.

Alligood, M.R. & Tomey, A.M. (2010). Nursing theorist and their works (7th ed.). St Louis: Mosby Elsevier Inc.

Fawcett, J. (2005). Contemporary nursing knowledge: Analysis andevaluation of nursing  models and theories (2nd ed). Phiadelphia: F.A. Davis Company.

Hidayat, A. (2004). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta : Salemba

Kearney-Nunnery, R. (2008). Advancing your career: Concepts of professional nursing. 4th Ed. Philadelphia : FA Davis Company.

Kolcaba, K. (1995). Comfort as process and product, merged in holistic nursing art. Journal of Holistic Nursing, 13(2), 117-131.

Kolcaba, K. (2001). Evolution of the mid range theory of comfort for outcomes research. Nursing Outlook, 49(2), 86-92.

Kolcaba, K. Y. (1995). The art of comfort care. Image: Journal of Nursing Scholarship, 27(4),

McEwen, M., & Wills, E.M. (2011). Theoretical basis for nursing. 3rd Ed. Philadelphia : Lippincott.

Peterson, S.J., & Bredow, T.S. (2004). Middle range theories: Application to nursing research. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar