Teori Cheryl Tatano Beck Postpartum Depression
(Depresi Postpartum)
Cheryl Tatono Beck adalah seorang profesor di Western Connecticut
State University. Beliau telah menerima berbagai penghargaan seperti Eastern Nursing Research Society's
Distinguished Researcher Award, the Distinguished Alumna Award from Yale
University and the Connecticut Nurses' Association's Diamond Jubilee Award
untuk kontribusinya pada penelitian keperawatan. Selama 20 tahun terakhir
Cheryl telah memfokuskan penelitiannya pada upaya pengembangan program
penelitian pada mood postpartum dan gangguan kecemasan. Beliau telah meneliti
secara ekstensif menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan temuan dari beberapa penelitian kualitatif nya, Cheryl telah
mengembangkan Skala Skrining Depresi Postpartum/ Postpartum Depression
Screening Scale (PDSS) yang diterbitkan oleh Western Psychological Services.
Beliau juga salah seorang penulis produktif yang telah
menerbitkan lebih dari 100 artikel jurnal tentang beberapa topik seperti
depresi postpartum, trauma lahir, PTSD/ posttraumatic stress disorder karena
melahirkan, fenomenologi, grounded theory, meta-analisis, pengembangan
instrumen, meta-sintesis, dan analisis naratif. Saat ini upaya penelitian
Cheryl difokuskan pada (1) dampak trauma lahir pada menyusui, (2) efek DHA pada
depresi postpartum, dan (3) penilaian psikometri dari Postpartum Depression
Screening Scale melalui administrasi telepon.
Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara
historis sering diabaikan dalam perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita
dalam ketakutan, kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa,
dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka
panjang bagi anak. Teori ini membedakan depresi postpartum dari gangguan mood
dan kecemasan postpartum lainnya dan aspek-aspek depresi postpartum: gejala,
prevalensi, faktor risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan
anak. Juga dibahas tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk
skrining depresi postpartum. Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil
dari kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala
bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala.
Cheryl memperkenalkan NURSE program untuk menangani
depresi postpartum. NURSE program ini meliputi 5 aspek perawatan yang
diperlukan untuk menyembuhkan depresi postpartum, yaitu:
1.
Nourishment and
needs (nutrisi dan kebutuhan lain)
2.
Understanding
(pemahaman)
3.
Rest and
relaxation (istirahat dan relaksasi)
4.
Spirituality
(spiritualitas)
5.
Exercise
(latihan)
Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan
dikolaborasikan dengan ibu yg bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa
berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu, namun program ini harus
diselesaikan dalam setiap tahap penyembuhan mereka.
Asumsi
Asumsi
dari teori keperawatan Cheryl Tatono Beck lebih menjelaskan mengenai interaksi interpersonal. Dimana yang menjadi
objek secara ontology adalah wanita postpartum, Beck menganggap bahwa seorang
wanita terutama wanita postpartum harus mendapatkan status kesehatan secara
utuh atau holistik, harus mampu menjaga kesehatan mental pasca melahirkan,
terutama kesehatan mental agar terhindr dari postpartum blues bahkan postpartum
depression. Konteks dalam teori ini mencakup kehidupan lingkungan perempuan:
individu dan lingkungan luar, terutama keluarga, masyarakat dan tenaga
kesehatan
Konsep
Beck
mengemukakan 22 konsep utama dalam teorinya, yang masing-masing konsep telah
dicatat dan mengalami perbaikan sejak awal 1990an. Adapun konsep mayor yang
diutamakan Beck antara lain:
Konsep 1 dan 2
Konsepyangdikembangkanmelalui
studi Beck yaitu mengenai postpartummood
disorders dan loss of control (hilangnya kontrol), dikembangkan melalui metode fenomenologi
dan grounded theory.
1.
Postpartum
mood disorders (gangguan mood pada postpartum)
Definisi dari depresi postpartum dan maternity blues telah dijelaskan sejak
awal dari penelitian Beck, namun digambarkan menjadi lebih baik dari waktu ke
waktu. Dua lainnya yang merupakan bagian dari perinatal mood disorders yaitu
postpartum obsessive compulsive disorder dan postpartum onset panic disorder
juga telah diidentifikasi oleh Beck. Selanjutnya Beck menjelaskan letak
perbedaan dan bagaimana mereka dapat saling mempengaruhi.
a. Postpartum depression/PPD
(depresi postpartum)
Merupakan
gangguan depresi mayor non psikotik yang memiliki kriteria diagnostik yang
berbeda, yaitu selalu dimulai pada awal atau 4 minggu setelah kelahiran. Dapat
terjadi selama 1 tahun setelah kelahiran. PPD lebih sulit untuk diobati
dibandingkan dengan simple depression. Angka kejadian sebesar 13 %-25% pada
wanita dengan tingkat sosial ekonomi yang kurang/miskin, tinggal di kota, atau
pada remaja. Sebanyak 50% wanita PPD mengalami episode depresi 6 bulan atau
lebih.
b. Maternity
blues
Disebut juga dengan postpartum blues atau baby
blues. Memberikan efek sebanyak 75% pada wanita di berbagai budaya.
Maternity blues relatif transien dan digambarkan dengan periode melankolis dan
perubahan suasana hati selama awal periode postpartum.
c. Postpartum
psychosis
Merupakan gangguan psikotik yang ditibui
dengan halusinasi, delusi, agitasi, gangguan tidur, disertai dengan bizzare dan
perilaku tidak rasional. Jarang terjadi pada kondisi postpartum, dan merupakan
kegawatan dalam psikiatri baik untuk ibu dan bayinya. Postpartum psikosis
muncul selama minggu pertama postpartum, dan sering tidak terdeteksi sampai
bahaya yang serius muncul.
d. Postpartum
obsessive-compulsive disorder
Tibu dan gejala meliputi pengulangan/repetitive, adanya suatu pikiran untuk
melakukan sesuatu yang berbahaya bagi bayi, rasa takut untuk ditinggal sendiri
dengan bayi, serta kewaspadaan yang berlebihan untuk melindungi bayinya.
e. Postpartum
onset panic disorder
Dikarakteristikkan dengan onset yang
akut dari kecemasan, takut, nafas yang cepat, denyut nadi yang meningkat, dan
perasaan akan adanya azab.
2.
Loss
control
Merupakan
salah satu aspek dari pengalaman wanita di berbagai area dalam hidupnya. Proses
loss control pada wanita dikenal
dengan “teetering on the edge” dan
terdiri dari 4 tahap yaitu:
a. Encountering terror
(menghadapi teror): terdiri atas serangan kecemasan yang mengerikan, pemikiran
obsesif yang tanpa henti.
b. Dying of self: terdiri dari
kekhawatiran terhadap sesuatu yang tidak real, adanya upaya untuk merusak diri
sendiri, dan mengisolasi diri.
c. Struggling to survive: terdiri
atas perjuangan dalam suatu sistem, mencari penghiburan di kelompok, berdoa
terkait bantuan.
Regaining control: terdiri dari transisi yang
tidak terduga, penjagaan terhadap proses pemulihan, kehilangan waktu.
Konsep 3 sampai dengan 15
Konsep ini mewakili konsep mayor yang
ditemukan sebagai faktor risiko dari depresi postpartum. Interpretasi dari besarnya efek ditentukan
setelah meta analisis dari 138 study dan masing-masing konsep didefinisikan di
akhir.
3.
Depresi prenatal
Depresi selama
hamil merupakan faktor prediktor dari depresi postpartum. Depresi prenatal
terjadi di setiap trimester kehamilan (ukuran efek/effect size: medium)
4.
Child care stress
Kejadian
penyebab stres yang berhubungan dengan faktor perawatan anak misalnya masalah
kesehatan pada infant, dan kesulitan dalam pemberian makan dan tidur.
5.
Life stress
Merupakan indeks
yang digunakan untuk mengetahui peristiwa kehidupan yang penuh dengan stres
selama hamil dan masa postpartum. Peristiwa kehidupan yang penuh dengan stres
dapat memberikan dampak positif maupun negatif tergantung dari:
a.
Perubahan status
perkawinan: misal perceraian, menikah kembali
b.
Perubahan
pekerjaan
c.
Krisis: misalnya
adanya kecelakaan, pencurian, penyakit yang membutuhkan hospitalisasi.
6.
Social support
Terdiri atas
penerimaan dari kedua belah pihak mengenai dukungan instrumental (misal:
bantuan terkait pekerjaan rumah tangga, tempat penitipan anak),dan dukungan
emosional. Dukungan emosional didapat dari suami, keluarga, dan teman termasuk
kedekatan dengan anggota, frekuensi kontak, dan kepercayaan dari wanita untuk
bercerita mengenai masalah pribadi kepada pihak lain (ukuran efek=medium).
7.
Prenatal
Anxiety
Kecemasan selama
kehamilan dapatmeningkatkan risiko terjadinya postpartum depresion (ukuran
efek=medium).
8.
Marital Satisfication
Kepuasan
hubungan dengan pasangan atau terhadap perkawinan, misal terkait dengan status
keuangan, perawatan anak, jalinan komunikasi dan kasih sayang dengan pasangan
(ukuran efek=medium).
9.
History of Depression
Riwayat adanya
depresi sebelum kehamilan. Perempuan dengan riwayat depresi sebelum kehamilan memiliki risiko
yang lebih tinggi untuk terjadinya depresi post partum. Riwayat depresi pada
masa anak-anak dan remaja juga dapat menjadi faktor yang berperan terhadap
kejadian depresi post partum (ukuran efek=medium).
10. Infant
Temprament
Tempramen bayi,
bayi yang rewel dan tidak responsif akan membuat ibu tidak berdaya. Masalah
pada bayi dan kondisi kesehatan bayi akan menjadi tambahan stressor bagi ibu,
bayi menjadi lebih membutuhkan perhatian, perawatan dan juga lebih banyak
membutuhkan biaya (ukuran efek=medium).
11. Maternity Blues
Ini merupakan
kondisi sementara yang 75-80% dari ibu bisa mengalami lama setelah melahirkan dengan berbagai gejala yang
umumnya melibatkan suasana hati labil , tearfulness, dan beberapa
kecemasan ringan dan gejala depresi.Baby blues tidak depresi postpartum
, kecuali jika itu adalah normal parah. Adaya riwayat postpartum blues dapat meningkatkan risiko depresi postpartum
(ukuran efek=small to medium).
12. Self Esteems
Harga diri ibu,
ibu yang memiliki harga diri rendah menunjukkan ibu tersebut memiliki mekanisme
koping yang negatif, merasa dirinya jelek/ negatif dan merasa dirinya tidak
mampu (ukuran efek= medium).
13. Socioeconomic
Status
Status sosial
ekonomi merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya depresi postpartum,
terkait dengan pemenuhan kebutuhan dan perawatan pada bayi (ukuran efek=
small).
14. Marital Status
Status
perkawinan dimana pada wanita dengan status perkawinan yang tidak jelas akan
meningkatkan risiko postpartum depression (ukuran efek= small).
15. Unplanned or
Unwanted Pregnancy
Kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak direncanakan. Pada wanita yang
hamil tidak direncanakan, misalnya karen belum menikah atau pada ibu yang sudah
tidak menginginkan anak lagi, kejadian depresi postpartum lebih tinggi
dibandingkan dengan perempuan yang siap dan sangat menantikan kelahiran
bayinya. Kehamilan dan persalinan pada remaja menjadi salah satu faktor
pendukung depresi postpartum, hal ini dikaitkan dengan kesiapan remaja dalam
perubahan peranannya sebagai ibu, antara lain: kesiapan fisik, mental, finansial
dan sosial (ukuran efek= small).
Konsep 16 sampai dengan 22
16.
Sleeping and Eating Disturbances
Bayi yang baru
lahir cenderung mengganggu tidur setiap ibu baru, tetapi depresi
pascamelahirkan dapat menyebabkan masalah tidur yang lebih besar.Mungkin sulit untuk
tidur ketika ibu mendapatkan kesempatan.Atau ibu mungkin tidur terlalu
banyak.Tidak cukup tidur bisa berubah menjadi lingkaran setan - kurang tidur
dapat menyebabkan depresi, dan kemudian depresi dapat mengganggu tidur. Gejala
umum dari depresi adalah makan kurang atau lebih dari biasanya.Sementara
beberapa wanita beralih ke makanan untuk kenyamanan ketika mereka mengalami
depresi, yang lain kehilangan minat di dalamnya sepenuhnya.Nutrisi yang baik
sangat penting jika ibu sedang menyusui, dan menyusui bayi tidak membuat ibu
lebih lapar dari biasanya.
17. Anxiety and
Insecurity
Kecemasan dan Rasa Tidak Aman sering datang pada ibu postpartum. Tidak
semua wanita mengalami kecemasan sebagai gejala depresi postpartum, tetapi
beberapa lakukan.Ibu mungkin merasa gugup, takut, gelisah, atau stres.Beberapa
wanita memiliki khawatir intens tentang kesehatan atau keselamatan bayi
mereka.Jika Ibu terus-menerus merasa kewalahan oleh tanggung jawab merawat bayi
Ibu, atau jika saraf mengganggu kemampuan Ibu untuk menangani tugas-tugas
sehari-hari, itu bisa menjadi depresi postpartum.Beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan ketika mengevaluasi kapasitas seorang ibu depresi
serius untuk menyediakan lingkungan pengasuhan yang aman-cukup yang dapat
mendukung perkembangan yang sehat bayinya dan hubungannya dengan bayi itu.
Faktor-faktor tersebut, termasuk sejarah lampiran ibu, hadir dukungan sosial,
wawasan dan kemampuan untuk menerima bantuan, sering terbaik dipertimbangkan
oleh tim perawatan profesional interdisipliner yang meliputi spesialis
kesehatan mental bayi atau praktisi kesehatan mental lainnya dengan pengalaman
dalam bekerja dengan anak-anak dan keluarga
18. Emotional
Lability
Labilitas emosionalatau
inkontinensia emosional mengacu pada gangguan emosional yang ditandai dengan
involuntary menangis atau episode terkendali menangis dan / atau tertawa, atau
menampilkan emosional lainnya. Orang-orang berbicara
kepada kita tentang berbagai perubahan emosi dan gangguan.Seorang wanita yang
mengalami labilitas emosional mengatakan ia sangat menyukai euforia tertawa
tapi menangis itu menyedihkan.
19. Mental Confusion
Kebingungan
mental, gangguan ini termasuk ketidakmampuan
untuk memusatkan perhatian;berbagai gangguan kesadaran; dan
temporal atau spasial dis-orientasi. Kebingungan adalah gejala yang membuat seseorang
merasa seolah-olah seseorang tidak bisa berpikir jernih.Seseorang mungkin
merasa bingung dan memiliki waktu sulit fokus atau membuat
keputusan.Kebingungan juga disebut sebagai disorientasi atau delirium.
20. Loss of Self
Ketidakmampuan
seorang ibu post partum dalam merawat bayinya akibat berbagai macam tekanan
dari dalam maupun luar dapat mengakibatkan kehilangan diri. Dia akan merasa
tidak berdaya dan tidak berguna sampai akhirnya dia tidak mengenali dirinya
sendiri.
21. Guilt and Shame
Rasa Bersalah dan Malu pada ibu postpartum dapat terjadi akibat kehamilan
yang tidak diinginkan atau diharapkan. Suatu tekanan yang berat telah dihadapi
seorang ibu misalnya akibat perkosaan. Rasa bersalah dan malu ini akan
mengakibatkan postpartum depression.
22. Suicidal
Thoughts
Pikiran Bunuh Diri ini merupakan tingkatan depresi post partum paling
tinggi, artinya seorang ibu telah mengalami jalan buntu dan kehilangan akal
sehat. Kehamilan yang tidak diinginkan biasanya memicu terjadinya hal ini.
Scope ( Ruang
Lingkup)
Ruang
lingkup teori ini adalah Middle Range
Theory (Rentang Tengah). Middle range
theori didefinisikan sebagai teori berfokus pada konsep menarik yang
mungkin penting dalam banyak konteks. Lebih tepatnya didefinisikan sebagai
"Teori Substantif" (SST). Teori ini mengisi kesenjangan (gap) antara
grand nursing theories & nursing practice. Jumlah variabel yang terbatas
dan lingkup variabel yang dapat diuji namun tetap memadai secara umum untuk
tetap menarik secara ilmiah serta bermanfaat untuk riset dan praktik
Relationship (
Hubungan)
Hubungan
Konsep dapat berdiri sendiri karena tidak semua wanita mengalami semua 22
faktor. Semua berhubungan dengan tujuan teori dan menghubungkan bersama untuk
menentukan teori. Struktur hubungan yang paling sentral adalah konsep aslinya
Kehilangan Kontrol. Kehilangan Kontrol adalah tema yang mengemudikan hubungan
antara konsep dan definisi. Teori ini sangat dapat diaplikasikan dengan
menggunakan prinsip fenomenologi.
Konsep Utama
Keperawatan
1.
Manusia
Beck tidak memibung bahwa manusia itu
merupakan suatu wholeness atau keutuhan atau holistik. Orang dalam teori ini
memiliki banyak arti, namun teori ini lebih banyak membahas waanita hamil yang
segera menjadi ibu. Selain itu juga membahas siswa profesional: dokter, petugas
kesehatan mental, lembaga pelayanan sosial.
2.
Lingkungan/ masyarakat
Dalam teori ini yang dimaksud lingkungan
lebih kepada individu dengan masyarakat dan keluarga. Teori ini menekankan
interaksi individu dengan lingkungan karena mempengaruhi perempuan secara
perorangan dengan keluarga, juga membahas pengaturan khusus untuk konteks
pribadi individu dalam kehidupan.
3.
Kesehatan
Beck tidak pernah benar-benar
mendefinisikan kesehatan dalam teorinya. Namun dua jenis definisi kesehatan
dapat disimpulkan dari teorinya, yaitu kesehatan kesehatan mental secara
holistik dan kesehatan konteks kehidupan wanita (maternity care).
4.
Keperawatan
Dalam
mendefinisikan keperawatan, Beck lebih mengedepankan interaksi interpersonal.
Tujuan dari keperawatan ini adalah mencapai derajat kesehatan ibu postpartum
secara holistik. Teori yang telah ditelaah oleh Beck ini diharapkan dapat
dipahami oleh keperawatan dan kebidanan sehingga dapat membuat pengaturan
praktek mereka sendiri.
Proposisi
Konsep/ Theoritical Assertions
Penegasan dari teori ini didasarkan pada tulisan dari
Beck. Selain itu Beck mengakui pentingnya hasil dari study Sichel dan
Driscoll’s (1999) yang berkaitan dengan faktor biologi yang mempengaruhi
depresi postpartum:
1.
Di otak terdapat
agen biokimia yang dapat mengakomodasi berbagai stresor, baik itu internal
maupun eksternal
2.
Kejadian yang
membuat stres baik internal maupun eksternal yang berlangsung dalam jangka
waktu yang panjang dapat menimbulkan gangguan pengaturan agen biokimia yang ada
di otak.
3.
Wanita adalah
unik dan memiliki otak yang normal dan ketidakseimbangan kadar hormonal terjadi
sebagai hasil terdapatnya gangguan mood di sepanjang kehidupannya termasuk
dalam situasi setelah melahirkan
4.
Depresi
postpartum disebabkan oleh kombinasi dari agen biologi (termasuk genetik),
psikologi, sosial, hubungan relasi, ekonomi, dan stresor yang berhubungan
dengan situasi hidup.
5.
Depresi
postpartum bukan merupakan gangguan yang homogen. Seorang wanita dapat untuk
mengalami depresi postpartum hanya dengan 1 symptom atau beberapa symptom
tergantung juga dari sejarah perjalanan hidup baik internal maupun ekternal
stresor.
6.
Seorang wanita
yang merasa bahagia, terlihat gembira, mengerti bagaimana menjadi seorang ibu,
dan memiliki pengalaman terkait menjadi seorang ibu akan membuat seorang wanita
sulit jatuh dalam kondisi distres.
7.
Stigma yang melekat pada penyakit mental
secara dramatis meningkat ketika penyakit mental tersebut berhubungan dengan
kelahiran anak, dan wanita akan menderita dalam kondisi yang demikian.
8.
Penggunaan
framework level pencegahan untuk depresi postpartum membantu dalam melakukan
identifikasi faktor risiko dan melakukan mitigasi selama periode prepartum.
Sejumlah isu dan
tantangan biologis, sosiologis, dan psikologis sepenuhnya normal terjadi pada
kehamilan. Termasuk kelelahan, gangguan tidur, mempertanyakan kemampuan
seseorang dan sebagainya. Perawatan yang komprehensif prenatal dan postnatal
akan dapat menghilangkan gejala patologis dan membantu seorang wanita untuk
menormalisasi gejala yang ada sehingga menurunkan derajat dari stresnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood,
M. R., & Tomey, A. M. (2010). Nursing
theorists and their work. (7th ed.). Maryland Heights, MO: Mosby Elsevier.
Beck,
Cheryl Tatano. (1993). Teetering On the edge: a substantive theory of
postpartum depression. Journal of nursing
research vol 42 no 1 42-48.
Marriner
– Tomey & Alligood (2010). Nursing
theory and their work. 6 Ed. St. Louis :Mosby Elseiver, Inc.
Marriner,
A. (2001). Teori ilmu keperawatan paraahli dan berbagai pibungannya. ; Nursing Theorists and their
work (Ismail ekawijaya dan Ridlo Riyono). Jakarta
Marriner
Tomey & Alligood. (2010). Nursing
theory and their work. 7th ed. St. Louis: Mosby Elsevier Inc.
McEwen,
M., & Wills, E. (2011). Theoretical
basis for nursing (3rd ed.). Philadelphia, Pennsylvania: Lippincott
Williams & Wilkins.
Meleis,
A.I.(2011). Theoretical nursing:
Development and progress (5th Ed.). Philadelphia, PA:Lippincott Williams
& Wilkins.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar