Minggu, 27 September 2020

Teori Keperawatan Jean Watson

TEORI WATSON

 

Filosofi Jean Watson

Margaret Jean Harman Watson dalam buku pertamanya tahun 1979, Nursing: The Philosophy and Science of Caring menggambarkan pandangannya terkait konsep keperawatan. Kemudian pada buku keduanya tahun 1985, Nursing:Human Science and Human Care - A Theory of Nursing, Watson menampilkan pengembangan pandangannya human caring pada  teori transpersonal caring relationshipdan pada buku ketiganya tahun 1999, Watson menyusun model yang digunakan sebagai pendekatan dalam praktik keperawatan. Bahkan pada buku kelimanya pada tahun 2005; Caring Science as Sacred Science, Watson  memaparkan perjalan personal dalam pemahaman caring science, spiritual practice, the concept and practice of care, and caring-healing work. Sepanjang perjalanannya sampai saat ini, Watson terus mengembangkan pemikirannya tentang keperawatan, mulai dari pandangannya, teori dan aplikasi keperawatan. Namun pada makalah ini, penyusun menspesifikkan untuk menganalisis teori pada tingkat filosofi Watson: human caring.

Berawal dari penyusunan kurikulum program sarjana di universitas Colorado, Watson menyusun  ten carative factors(1979).   Ten carative factors  digunakan sebagai  kerangka kerja dalam keilmuwan dan praktik keperawatan. Pada perjalanannya, Watson kemudian mengembangkan dan memasukkan “caritas” yang menghubungkan caring dan love secara eksplisit dan disebut sebagai clinical caritas processes.  Setiap carative factors dan clinical caritas processes menggambarkan proses caring dalam rangka mencapai dan mempertahankan kesehatan pasien atau meninggal dengan damai. Dengan demikian, Ten carative factorsdan clinical caritas processes  menjadi penuntun dalam aplikasi praktik keperawatan.

Carative factors

Caritas processes

Membentuk sistem nilai humanistik-altruistik

Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang, kebaikan dan ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap caring

Menanamkan keyakinan dan harapan

Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem kepercayaan yang dalam dan duniakehidupan subjektif dari dirinya dan orang dirawat

Mengembangkan sensitivitas untuk diri ssendiri dan orang lain

Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal diri orang lain, melebihi ego dirinya

Membina hubungan saling percaya dan saling bantu

Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang sebenarnya yang saling bantu dan saling percaya

Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif

Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi positif dan negatif sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat

Menggunakan metoda pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan keputusan

Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bagian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring healing yang artistik

Meningkatkan proses belajar mengajar intrapersonal

Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan diri orang lain dan berusaha memahami sudut pandang orang lain

Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan memperbaiki mental, sosialkultural dan spiritual

Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan baik fisik maupun nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran yang memiliki, yang memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat dan kedamaian

Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia

Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar dengan kesadaran caring yang penuh, memberikan human care essentials yang memunculkan penyesuaian jiwa raga dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual

Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis

Menelaah dan menghargai misteri spiritual dan dimensional eksistensial dari kehidupan dan kematian seseorang, soul care, bagi diri sendiri dan orang yang dirawat

 

Konsep Utama Dan Definisi Ten Carative Factors

1.        Terbentuknya sistem nilai yang humanistic dan altruistic pada hubungan perawat-klien. Faktor ini menggambarkan adanya kepuasan perawat bila ia dapat menggunakan dirinya untuk membantu klien.

2.        Menumbuhkan harapan klien. Faktor ini menunjukkan peran perawat dalam meningkatkan kesejahteraan klien dengan membantu klien mengadopsi perilaku sehat, dengan menggunakan sugesti secara positif, dan dengan mengembangkan hubungan perawat-klien yang efektif.

3.        Sensitive terhadap diri sendiri dan orang lain. Bila perawat dapat mengekspresikan perasaannya, dia akan mampu member kesempatan kepada orang lain untuk mengekspresikan perasaan mereka.

4.        Mengembangkan hubungan saling percaya. Pada hubungan saling percaya, perawat akan jujur, ikhlas, empati, berbicara dengan nada suara yang tidak tinggi, dan berkomunikasi dengan jelas.

5.        Menerima ekspresi perasaan positif dan negatif. Ekspresi perasaan positif dan negative dapat membuat perasaan klien atau perawat tidak enak. Perawat perlu mempersiapkan diri dan juga mempersiapkan klien untuk menerima, terutama perasaan negative.

6.        Menggunakan proses penyelesaian masalah dalam pengambilan keputusan. Penggunaan proses keperawatan pada pemberian asuhan keperawatan merupakan metode penyelesaian masalah klien. Hal ini menunjukkan perawat memiliki otonomi untuk menetapkan tindakan keperawatan, tidak hanya melalui tindakan medic.

7.        Meningkatkan proses belajar mengajar melalui proses interpersonal.

8.        Menyediakan lingkungan biopsikososial dan cultural yang suportif fan protektif.

9.        Membantu pemenuhan kebutuhan dasar. Perawat membantu klien dalam memenuhi kebutuhan biopsikososial dan spiritual.

10.    Memberi kesempatan pada klien untuk mempelajari fenomena yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan meberikan klien suatu pengalaman/ pemikiran yang dapat meningkatkan pemahamannya terhadap dirinya dan orang lain.

 

Asumsi

Dalam filosofinya, Watson melihat keperawatan sebagai human science yang memiliki simbol, konsep dan bahasa  berbeda dengan jenis keilmuwan yang lainnya. Hal ini diungkapkannya “science is empphasized in a human science context” (Watson:1985). Pandangan ini didasarkan pada nilai human care dan human caring dan asumsi-asumsi yang terkait dengannya.

Berikut beberapa asumsi Watson tentang keperawatan:

1.        Human caring merupakan moral ideal dan peran utama perawat

2.        Caring merupakan essencekeperawatan dan paling sentral dan fokus utama praktik keperawatan

3.        Pengetahuan dan tindakan caring merupakan ontologi serius, etika, epistemik dan pragmatis dalam disiplin ilmu keperawatan

4.        Sebagai suatu disiplin, keerawatan memiliki tanggung jawab etik, sosial dan lingkungan terhadap perkembangan teori baru dan pengatahuan caring, penyembuhan dan praktik kesehatan untuk mengajarkannya dalam pendidikan dan mengimplementasikannya dalam perawatan klinik.

5.        Karena fenomena keperawatan merupakan fenomena manusia dan kehidupan, aspek multiple seseorang, intuisi, etika, empiris, estetika dan dimensi spiritual disetujui sebagai dasar matrik epistomologis dan ontologis dari disiplin dan profesi

6.        Human caring dapat didemonstrasikan dan dipraktikkan secara efektif melalui hubungan interpesonal

7.        Praktik transpersonal caring-healing membutuhkan pengembangan epistomologi dan pengetahuan transformatif 

8.        Nilai-nilai human care dan human caringmenurut Watson:

9.        Penghargaan dalam ditujukan pada keajaiban dan misteri hidup

10.    Pengakuan sebuah dimensi spiritual kehidupan dan  kekuatan diri dari proses human care

11.    Pengakuan kekuatan manusia tumbuh dan berubah

12.    Nilai nonpaternalistik berhubingan dengan otonomi manusia dan kebebasan memilih ditujukan untuk mempertahankan diri, martabat manusia, dan humanistik pada tingkat individu  dan global

13.    Sebuah nilai tinggi ditempatkan pada subjektif-intersubjektif sebagai bukti, dalam hubungan resiprokal antara perawat dan lainnya, melalui kesadaran, kesengajaan, persepsi, pengalaman hidupberhubungan dengan caring, penyembuhan dan kondisi sehat sakit dalan suatu caring moment dan pengalaman atau arti yang melebihi momen dan pengalaman aktual

14.    Penekanan didasarkan pada membantu orang lain melalui modalitas keperawatan caring healing lanjut, dan memperoleh pengetahuan diri lebih, kontrol diri dan bahkan penyembuhan diri, tanpa menghiraukan kondisi sehat sakit

15.    Sebuah nilai tinggi ditempatkan pada hubungan antara perawat dan orang lain, dengan semua bagian dipandang sebagai coparticipann dalam proses human care

16.    Caring diakui sebagai bentuk komitmen tertinggi terhadap diri dan orang lain, sosial dan lingkungan bahkan pada semesta

17.    Jika human caring-healing tidak dipertahankan dalam bagian nilai,pengetahuan,praktik dan tujuan global maka kebaikan sulit dipertahankan

Asumsi Watson yang berhubungan dengan human care dan human caring

1.        Care dan lovebersifat paling universal, paling dahsyat, dan paling misteri dalam kekuatan cosmik

2.        Manusia membutuhkan care dan love seringkali terabaikan, atau kita tahu bahwa seseorang membutuhkan orang lain namun seringkali kita tidak menunjukkan hal tersebut satu dengan lainnya

3.        Karena keperawatan merupakan caring profession, tanggung jawab untuk mempertahankan ideal caring dan ideologi dalam pendidikan dan praktik yang akan mempengaruhi bagaimana manusia berkembang dan berkembang menjadi sebuah moral, caring.

4.        Untuk memulai, kita harus membangkitkan kesadaran, moral ideal, kesengajaan, akan merawat dan mencintai menjadi perilaku dan kesadaran diri.

5.        Human care pada tingkat individu, kelompok, komunitas dan sosial sedikit atau tidak didapatkan dari sistem teknologi perawaatan medis pada akhir abad 20

Caring didefinisikan sebagai etika dan moral ideal keperawatan yang bersifat humanistik dan interpersonal. Caring merupakan konsep kompleks melibatkan perkembangan sebuah rentang ilmu pengetahuan, keterampilan, keahlian dan kecakapan teknis dan keterampilan interpersonal. Watson menyebutkan caring sebagai esensi dari keperawatan “caring is the most central and unifying focus for nursing practice” (Watson: 2005). Bahkan Watson memandang caring sebagai fokus dan sentral dari keperawatan.

Asumsi caring menurut  Watson:

1.        Caring didasarkan pada sebuah otologi dan hubungan etika

2.        Kesadaran caring, dalam hubungannya menjadi primer

3.        Caring paling efektif didemonstrasikan dan dipraktikkan secara interpersonal dan transpersonal

4.        Caring terdiri dari kesadaran caritas dan nilai. Caring diarahkan dengan komponen caratives

5.        Sebuah hubungan caring dan lingkungan caring merawat “soul care”: pertumbumbuhan spiritual pemberi dan penerima caring

6.        Sebuah hubungan caring dan lingkungan caring mempertahankan martabat manusia, keutuhan dan integritas

7.        Caring mempromosikan pertumbuhan diri, pengetahuan diri, kontrol diri dan proses penyembuhan diri

8.        Caring menerima dan mempertahankan ruang aman bagi seseorang yang membutuhkan keutuhannya dan menjadi utuh bukan hanya saat ini namun juga yang akan datang, mengembangkan keutuhan, kompleksitas lebih baik dan keterkaitan lebih dalam diri, jiea dan diri yang k]lebih tinggi

9.        Setiap tindakan caring perlu dipertahankan dalam kesadaran caring yang disengaja.

10.    Caring, sebagai ontologi dan kesadaran, memerlukan kesadaran ontologi dan keterampilan dan kompetensiontologi  lanjut. Ini bisa diterjemahkan sebagai ontologis profesional berdasarkan modalitas caring-healing

Watson memandang orangsecara holistik meliputi raga, jiwa dan pikiran yang saling berhubungan, setiap bagian merefleksikan keseluruhan, namun keseluruhan lebih luas dan berbeda dari ketiga bagian.Sehat dipandang sebagai kesatuan dan keselarasan dari jiwa, raga dan pikiran.Keperawatan ditujukan untuk membantu seseorang mencapai harmonisasi dari jiwa, raga dan pikiran. Dalam ten carative factors, Watson menyebutkan lingkungan secara implisit, yaituperan perawat dalam memberikan dukungan, perlindungan dan perbaikan lingkungan mental, fisik, sosial dan spiritual. Dengan demikian, perawat menjadi bagian dari lingkungan untuk membantu pasien mencapai kesehatan.

Perawat-pasien melibatkan hubungan interpersonal dengan menekankan hubungan transpersonal caring. Caring menjadi fokus utama keperawatan dan ten carative factors sebagai penuntun praktik yang bertujuan mencapai kesehatan.

 

Analisis Teori

Analisis Filosofi Jean Watson : Human Caring

1.    Clarity

Berdasarkan konsep utama dan beberapa asumsi, Watson memaparkan ten carative factors dengan bahasa yang belum konkrit untuk diaplikasikan dalam praktik.Konsep caring yang difokuskan dalam keperawatan menurut Watson, memberikan suatu dasar hubungan perawat pasien dalam praktik keperawatan. Dalam memahami konsep yang dipaparkan Watson, perlu upaya membaca yang dilakukan berulang terkait dengan istilah-istilah yang digunakannya, misalnya keterkaitan love dan care yang menjadi dasar clinical caritas process.

2.    Simplicity

Konsep yang dipaparkan terkait dengan hubungan antar konsep dijelaskan secara sederhana.  Pada konsep metaparadigma, Watson lebih banyak menekankan pada konsep keperawatan dan manusia sedangkan lingkungan dan sehat bersifat implisit.

3.    Generality

Love dan care yang menjadi dasar dalam ten caratives factors bersifat universal sehingga dapat diterapkan untuk semua bidang keperawatan. Namun demikian, untuk aplikasi secara langsung masih perlu pengembangan lanjut misalnya bentuk aplikasi love dan care dalam praktik keperawatan.

4.    Empirical Precision

Konsep yang diajukan Watson dalam human caring bersifat umum dan bahkan masih terlalu abstrak. Konsep keperawatan yang dipaparkan dalam filosofi human caring, menekankan caring dan diaplikasikan ke dalam ten caratives factors belum mengarahkan perawat secara spesifik pada praktik keperawatan secara nyata

5.    Derivable Consequences

Filosofi human caring menjadi dasar bagi perawat untuk memasukkancaring dalam hubungan perawat pasien. Melalui  dalam ten caratives factors dan clinical caritas factor, Watson mengembangkan caring dalam praktik keperawatan meskipun masih bersifat abstrak dan umum. Hubungan transpersonal caring yang kemudian dikembangkan Watson menjadi suatu paradigma caring-healing. Melalui pandangannya ini, perawat menyadari melalui hubungan interpersonal perawat-pasien dapat didasarkan dengan caring untuk suatu proses penyembuhan pasien.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Aligood, M. R. (2010). Nursing Theory: Utilization & Application (4th Ed). Missouri: Elsevier.

Aligood, M. R. (2014). Nursing Theorists: and Their Work  (8th Ed). Missouri: Elsevier.

Fawcett, Jacqueline.(2005). Contemporary Nursing Knowledge: Analysis and Evaluation of Nursing Models and Theories (2th Ed). Philadephia: Davis Company

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar