Teori
Keperawatan Leininger (Transkultural Nursing)
Sejarah Teori
Culture Care
Madeleine lahir di Sutton,
Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan pertanian hidup dengan empat
saudara laki-laki dan seorang saudara perempuanya.Tahun 1945, dia bersama saudara perempuanya menjadi kader di
korps perawat dan mengambil program diploma di sekolah perawat St. Anthony,
Denver. Hal yang juga mendorong dia menjadi seorang perawat di karenakan salah
satu bibinya menderita penyakit jantung bawaan, dia ingin membuat suatu
perbedaan dalam kehidupan manusia, khususnya di bidang perawatan.Tahun 1948 ia
menyelesaikan pendidikan Diploma Keperawatanya.
Tahun
1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan
humaniora dari Benedictine College di
Atchison, Kansas. Membuka pelayanan keperawatan dan program pendidikan jiwa
di Creighton University di Omaha , Nebraska.
Tahun 1953, Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari University chatolik of America,
di Washington DC, pindah ke Cincinnati dan memulai program pendidikan jiwa
pertama di Amerika.Antara tahun
1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur program
pasca sarjana di Universitas Cincinnati. Juga menerbitkan buku tentang keperawatan
psikiatrik, di sebut Konsep Dasar Keperawatan Jiwa, dalam sebelas bahasa dan
digunakan di seluruh dunia.
Tahun 1965, Madeleine menjadi perawat pertama mendapat gelar Ph.D dalam antropologi,
di Washington University. sebagai bagian dari proses beliau mencari
penyelesaian masalah tidak cukup adekuat intervensi kejiwaan tradisional
menjawab kebutuhan anak-anak dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.
Tahun
1966, di tunjuk sebagai professor keperawatan dan antropologi di University of
Colorado, di mana untuk pertama kalinya perawatan transkultural di perkenalakan
di dunia keperawatan.Tahun 1969-1974,
sebagai dekan,professor keperawatan dan dosen antropologi di University Of
Washington school of Nursing.Tahun
1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah University dan
membuka program pertama untuk master dan doktoral transkultural keperawatan.Tahun 1981, professor dan direktur
pusat penelitian kesehatan di Wayne State University. Saat berkarya di sini
Madeleine mendapat beberapa penghargaan, antara lain :
1. Penghargaan bergengsi dari Presiden dalam
keunggulan dalam mengajar.
2. The Board of Governor’s Distinguished Faculty
Award.
3. Gershenson’s Research Fellowship Award.
Tahun
1990, di angkat sebagai “the Women in Science Award” oleh California State
University. Tahun 1991, sebagai seoarang ahli teori
keperawatan beliau menerbitkan teorinya tentang perawatan keanekaragaman budaya
dan universal dan menciptakan istilah “culturally congruent care’ sebagai
tujuan dari teorinya. Teori ini diuraikan dalam buku keanekaragaman budaya
perawatan dan universal. Mengembangkan metode Ethnonursing dan melakukan
penelitian di lapangan dengan membaur hidup bersama suku Gadsup di dataran
tinggi Timur di New Guinea tentang perawatn transkultural.
Sepanjang kariernya sebagai
perawat terlebih ahli dalam teori keperawatan mulai mengadakan sertifikasi
gelar perawatan transkultural dan telah mendirikan organisasi organisasi
professional termasuk perawatan transkultural Masyarakat pada tahun 1974, asosiasi
perawatan manusia internasional pada tahun1978 dan menjabat sebagai presiden
secara penuh pertama dari American Association of Colleges of Nursing.
Mendirikan dan menjabat editor pertama dari Journal of Transkultural Nursing
pada tahun 1989-1995. Penghargaan terakhir yang di terima adalah anugerah
Lifetime Achievement Award untuk kualitatif metodologi.
Dr. Madeleine Leininger adalah
Guru besar yang terkenal di seluruh dunia, penulis, pengembang teori,
penelitidan pembicara publik. Menjadi professor dari sekitar 70 perguruan
tinggi, menulis 25 buku dan menerbitkan lebih dari 220 artikel yang sekarang
bisa kita lihat sebagai arsip di Wayne State University digunakan juga sebagai
bahan penelitian.Memberikan lebih dari 850 kuliah umum di seluruh dunia dan
telah mengembangkan software sendiri untuk perawat. Bidang keahliannya adalah keperawatan transkultural,
perawatan manusia komparatif, teori perawatan budaya, budaya di bidang
keperawatan dan kesehatan, antropologi dan masa depan dunia keperawatan.
Teori ini diambil dari disiplin ilmu
antropologi dan keperawatan. Ia mendefinsikan keperawatan transkultural sebagai
bagian utama dari keperawatan yang berfokus pada studi perbandingan dan analisa
perbedaan budaya serta bagian budaya di dunia dengan tetap menghargai
nilai-nilai asuhan, pengalaman sehat sakit dan juga kepercayaan yang dimiliki
oleh masyarakat.
Konsep
Utama dan definisi teori Leininger:
1.
Care
mengacu kepeada suatu fenomena abstrak dan konkrit yang berhubungan dengan
pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan pemberian pengalaman maupun
perilaku kepada orang lain sesuai dengan kebutuhannya dan bertujuan untuk
memperbaiki kondisi maupun cara hidup manusia.
2.
”Caring”, mengacu kepada suatu tindakan dan
aktivitas yang ditujukan secara langsung dalam pemberian bantuan, dukungan,
atau memungkinkan individu lain dan kelompok didalam memenuhi kebutuhannya
untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau dalam menghadapi kematian.
3.
Kebudayaan
merupakan suatu pembelajaran, pembagian dan transmisis nilai, keyakinan,
norma-norma, dan gaya hidup dalam suatu kelompok tertentu yang memberikan
arahan kepada cara berfikir mereka, pengambilan keputusan, dan tindakkan dalam
pola hidup.
4.
Perawatan
kultural mengacu kepada pembelajaran subjektif dan objektif dan transmisi
nilai, keyakinan, pola hidup yang membantu, mendukung, memfasilitasi atau
memungkinkan ndividu lain maupun kelompok untuk mempertahankan kesjahteraan
mereka, kesehatan, serta untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau untuk
memampukan manusia dalam menghadapi penyakit, rintangan dan juga kematian.
5.
Cultural
care diversity (perbedaan perawatan kultural) mengacu kepada variabel-variabel,
perbedaan-perbedaan, pola, nilai, gaya hidup, ataupun simbol perawatan di dalam
maupun diantara suatu perkumpulan yang dihubungkan terhadap pemberian bantuan,
dukungan atau memampukan manusia dalam melakukan suatu perawatan.
6.
Cultural
care universality (Kesatuan perawatan kultural) mengacu kepada suatu pengertian
umum yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman ang paling dominan, pola-pola,
nilai-nilai, gaya hidup atau simbol-simbol yang dimanifestasikan diantara
banyak kebudayaan serta mereflesikan pemberian bantuan, dukungan, fasilitas
atau memperoleh suatu cara yang memungkinkan untuk menolong orang lain
(Terminlogy universality) tidak digunakan pada suatu cara yang absolut atau
suatu temuan statistik yang signifikan.
7.
Keperawatan
mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi keilmuan serta
disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan manusia yang
bertujuan untuk membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi, atau memampukan
individu maupun kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka dalam suatu cara
yang menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong orang-orang
agar mampu menghadapi rintangan dan kematian.
8.
Pandangan
dunia mengacu kepada cara pandang manusia dalam memelihara dunia atau alam
semesta untuk menampilkan suatu gambaran atau nilai yang ditegakkan tentang
hidup mereka atau lingkungan di sekitarnya.
9.
Dimensi
struktur sosial dan budaya mengacu pada suatu pola dinamis dan gambaran
hubungan struktural serta faktor-faktor organisasi dari suatu bentuk kebudayaan
yang meliputi keagamaan, kebudayaan, politik, ekonomi, pendidikan, teknologi ,
nilai budaya dan faktor-faktor etnohistory serta bagaimana faktor-faktor ini
dihubungkan dan berfungsi untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam lingkungan
yang berbeda.
10.
Lingkungan
mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-pengalaman
yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial
dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.
11.
”Etnohistory ” mengacu kepada keseluruhan
fakta-fakta pada waktu yang lampau, kejadian-kejadian, dan pengalaman individu,
kelompok, kebudayaan serta suatu institusi yang difokuskan kepada
manusia/masyarakat yang menggambarkan, menjelaskan dan menginterpretasikan cara
hidup manusia dalam suatu bentuk kebudayaan tertentu dalam jangka waktu yang
panjang maupun pendek.
12.
Sistem
perawatan pada masyarakat tradisional mengacu kepada pembelajaran kultural dan
transmisi dalam masyarakat tradisional (awam) dengan menggunakan pengetahuan
dan keterampilan tradisonal untuk memberikan bantuan, dukungan atau
memfasilitasi tindakan untuk individu lain, kelompok maupun suatu institusi
dengan kebutuhan yang lebih jelas untuk memperbaiki cara hidup manusia atau
kondisi kesehatan ataupun untuk menghadapi rintangan dan situasi kematian.
13.
Sistem
perawatan profesional mengacu kepada pemikiran formal, pembelajaran, transmisi
perawatan profesional, kesehatan, penyakit, kesejahteraan dan dihubungkan dalam
pengetahuan dan keterampilan praktek yang berlaku dalam institusi profesional
biasanya personil multi disiplin untuk melayani konsumen.
14.
Kesehatan
mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural memiliki
nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok untuk
menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari, keuntungan dan pola hidup
15.
Mempertahankan
perawatan kultural mengacu kepada semua bantuan, dukungan, fasilitas atau
pengambilan keputusan dan tindakan profesional yang memungkinkan yang dapat
menolong orang lain dalam suatu kebudayaan tertentu dan mempertahankan nilai
perawatan sehingga mereka dapat memperthanakan kesejahteraannya, pulih dari
penyakit atau menghadapi rintangan mapun kematian.
16.
Negosiasi
atau akomodasi perawatan kultural mengacu pada semua bantuan, dukungan,
fasilitas, atau pembuatan keputusan dan tindakan kreatifitas profesional yang
memungkinkan yang menolong masyarakat sesuai dengan adaptasi kebudayaan mereka
atau untuk bernegosiasi dengan fihak lain untuk mencapai hasil kesehatan yang
menguntungkan dan memuaskan melalui petugas perawatan yang professional
17.
Restrukturisasi
perawatan transkultural mengacu pada seluruh bantuan, dukungan, fasilitas atau
keputusan dan tindakan profesional yang dapat menolong klien untuk mengubah
atau memodifikasi cara hidup mereka agar lebih baik dan memperoleh pola
perawatan yang lebih menguntungkan dengan menghargai keyakinan dan nilai yang
dimiliki klien sesuai dengan budayanya.
18.
Perawatan
kultural yang konggruen mengacu kepada kemampuan kognitif untuk membantu,
mendukung, menfasilitasi atau membuat suatu keputusan dan tindakan yang dapat
memperbaiki kondisi individu, atau kelompok dengan nilai budaya, keyakinan dan
cara hidup yang berbeda, yang bertujuan untuk memperoleh kesejahteraan dan
kesehatan.
Konsep
Utama Teori Transkultural
1.
Culture
Care
Nilai-nilai,
keyakinan, norma, pandangan hidup yang dipelajari dan diturunkan yang dapat membantu mempertahankan kesejahteraan
dan kesehatan.
2.
World
View
Cara pandang
individu atau kelompok dalam memandang kehidupannya sehingga menimbulkan
keyakinan dan nilai.
3.
Culture
and Social Structure Dimention
Pengaruh dari
factor-faktor budaya tertentu (sub budaya) yang mencakup religius,
kekeluargaan, politik dan legal, ekonomi, pendidikan, teknologi dan nilai
budaya yang saling berhubungan dan berfungsi untuk mempengaruhi perilaku dalam
konteks lingkungan yang berbeda
4.
Generic
Care System
Budaya
tradisional yang diwariskan untuk membantu, mendukung, memperoleh kondisi
kesehatan, memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup untuk menghadapi
kecacatan dan kematiannya.
5.
Culture
and Social Structure Dimention
Pengaruh dari
factor-faktor budaya tertentu (sub budaya) yang mencakup religius,
kekeluargaan, politik dan legal, ekonomi, pendidikan, teknologi dan nilai
budaya yang saling berhubungan dan berfungsi untuk mempengaruhi perilaku dalam
konteks lingkungan yang berbeda
6.
Generic
Care System
Budaya
tradisional yang diwariskan untuk membantu, mendukung, memperoleh kondisi
kesehatan, memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup untuk menghadapi
kecacatan dan kematiannya.
7.
Profesional
system
Pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan
dari proses pembelajaran di institusi pendidikan formal serta melakukan
pelayanan kesehatan secara professional.
8.
Profesional system
Pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan yang memiliki
pengetahuan dari proses pembelajaran di institusi pendidikan formal serta
melakukan pelayanan kesehatan secara professional.
9.
Culture Care Preservation
Upaya untuk
mempertahankan dan memfasilitasi tindakan professional untuk mengambil
keputusan dalam memelihara dan menjaga nilai-nilai pada individu atau kelompok
sehingga dapat mempertahankan kesejahteraan.
10.
Culture Care Acomodation
Teknik negosiasi
dalam memfasilitasi kelompok orang dengan budaya tertentu untuk
beradaptasi/berunding terhadap tindakan dan pengambilan kesehatan.
11.
Cultural Care Repattering.
Menyusun kembali
dalam memfasilitasi tindakan dan pengambilan keputusan professional yang dapat
membawa perubahan cara hidup seseorang.
12.
Culture Congruent / Nursing Care
Suatu kesadaran
untuk menyesuaikan nilai-nilai budaya / keyakinan dan cara hidup individu/
golongan atau institusi dalam upaya memberikan asukan keperawatan yang
bermanfaat
Paradigma Transkultural Nursing
Leininger
(1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai
cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep
sentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan
(Andrewand Boyle, 1995).
1.
Manusia
Manusia adalah
individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai
dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan
melakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki
kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia
berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2.
Sehat
Kesehatan adalah
keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu
keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk
menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam
aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and
Boyle, 1995).
3.
Lingkungan
Lingkungan
didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang
sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling
berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan
simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia
seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah
di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari
sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang
berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam
masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti
struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan
simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau
kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut
yang digunakan.
4.
Keperawatan
Asuhan keperawatan
adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan
keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan mengubah/mengganti
budaya klien (Leininger, 1991).
Asumsi
Mayor
Asumsi
mayor untuk mendukung teory cultural care : diversity and universality yang
dikemakan oleh Leininger :
1.
“Care”
adalah esensi keperawatan serta focus yang mempersatukan perbedaan sentral dan
dominant dalam suatu pelayanan.
2.
Perawatan
(Caring) yang didasarkan pada kebudayaan adalah sutau aspek esensial unuk
memperoleh kesejahteraan, kesehatan, pertumbuhan dan ketahanan, serta kemampuan
untuk enghadapi rinangan maupun kematian.
3.
Perawatan
yang berdasarkan budaya adalah bagian yang paling komprehensif dan holistic
untuk mengetahui, menjelaskan, menginterprestasikan dan memprediksikan fenomena
asuhan keperawatan serta memberikan panduan dalam pengambilan keputusan dan
tindakan perawatan.
4.
Keperawatan
traskultural adalah disiplin ilmu perawatan humanistic dan profesi yang
memiliki tujuan utama untuk melayani individu, dan kelompok
5.
“Caring”
yang berdasarkan kebudayaan adalah suatu aspek esensial untuk mengobati dan
menyembuhkan dimana pengobatan tidak akan mungkin dilakukan tanpa perawatan,
sebaliknya perawatan dapat tetap eksis tanpa pengobatan.
6.
Konsep
keperawatan cultural, arti, ekspresi, pola-pola, proses dan struktur dari
bentuk perawatan transkultural yang beragam dengan perbedaan dan persamaan yang
ada.
7.
Setiap
kebudayaan manusia memiliki pengetahuan dan praktek perawatan tradisional serta
praktik professional yang bersifat budaya dan individual.
8.
Praktek
perawatan keyakinan dan nilai budaya dipengaruhi oleh dan cenderung tertanam
dalam pandangan dunia, bahasa, filosofi, agama, kekeluargaan, sosial, politik,
pendidikan, ekonomi, teknologi, etnohistory, dan lingkungan kebudayaan.
9.
Keuntungan,
kesehatan dan kepuasan terhadap budaya perawatan mempengaruhi kesehatan dan
kesejahteraan individu, keluarga, kelompok, komunitas di dalam lingkungannya.
10.
Kebudayaan
dan keperawatan yang konggruen dapat terwujud apabila pola-pola, ekspresi dan
nilai-nilai perawatan digunakan secara tepat, aman dan bermakna.
11.
Perbedaan
dan persamaan perawatan cultural tetap berada diantara masyarakat tradisioal
dan professional pada setiap kebudayaan manusia.
12.
Konflik
cultural, beban praktek kebudayaan, stress kultural merefleksikan kurangnya
pengetahuan perawatan kultural untuk memberikan perawatan, rasa aman, tangung
jawab yang koggruen dengan kebudayaan.
13.
Metode
penelitian kualitatif ethnonursing memberikan intepretasi dan temuan yang
penting mengenai pemberian asuhan keperawatan dengan kebudayaan komplek yang
berbeda.
Proses keperawatan ‘transcultural
nursing’
Model
konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan
keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit
(sunrise model) seperti yang terlihat pada gambar. Geisser (1991) menyatakan
bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir
dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan
asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
The Sunrise Model (
Model matahari terbit)
Matahari
terbit sebagai lambang/ symbol perawatan. Suatu kekuatan untuk memulai pada
puncak dari model ini dengan pandangan dunia dan keistimewaan struktur sosial
untuk mempertimbangkan arah yang membuka pikiran yang mana ini dapat
mempengaruhi kesehatan dan perawatan atau menjadi dasar untuk menyelidiki
berfokus pada keperawatan profesional dan sistem perawatan kesehatan secara
umum. Anak panah berarti mempengaruhi tetapi tidak menjadi penyebab atau garis
hubungan. Garis putus-putus pada model ini mengindikasikan sistem terbuka.
Model ini menggambarkan bahwa tubuh manusia tidak terpisahkan/ tidak dapat
dipisahkan dari budaya mereka.
Suatu hal
yang perlu diketahui bahwa masalah dan
intervensi keperawatan tidak tampak pada teori dan model ini. Tujuan yang
hendak dikemukakan oleh Leininger adalah agar
seluruh terminologi tersebut dapat
diasosiasikan oleh perawatan profesional lainya. Intervensi keperawatan
ini dipilih tanpa menilai cara hidup klien
atau nilai-nilai yang akan
dipersepsikan sebagai suatu gangguan, demikian juga masalah keperawatan tidak
selalu sesuai dengan apa yang menjadi pandangan klien. Model ini merupakan
suatu alat yang produktif untuk memberikan panduan dalam pengkajian dan perawatan yang sejalan
dengan kebudayan serta penelitian
ilmiah.
Sunrise Model dari teori Leininger dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
Leininger Sunrise Model merupakan pengembangan dari konseptual model asuhan keperawatan transkultural. Terdapat 7 (tujuh) komponen dalam sunrise model tersebut, yaitu:
1.
Faktor
Teknologi ( Technological Factors )
Teknologi kesehatan adalah sarana yang
memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran untuk menyelesaikan
masalah dalam pelayanan kesehatan.Berkaitan dengan pemanfatan teknologi
kesehatan, maka perawat perlu mengkaji berupa persepsi individu tentang
penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat
ini, alasan mencari kesehatan, persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau
mengatasi masalah kesehatan.
1.
Faktor
keagamaan dan falsafah hidup ( Religous and Philosofical Factors)
Agama adalah suatu sistem simbol yang
mengakibatkan pandangan dan motivasi yang realistis bagi para pemeluknya.Agama
memberikan motivasi kuat sekali untuk menempatkan kebenarannya di atas
segalanya bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang perlu dikaji
perawat seperti : agama yang dianut, kebiasaan agama yang berdampak positif
terhadap kesehatan, berikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal putus asa, mempunyai
konsep diri yang utuh.
2.
Faktor
sosial dan keterikatan keluarga (Kinship and Social Factors)
Faktor sosial dan kekeluargaan yang
perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap dan nama panggilan dalam keluarga,
umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam anggota keluarga, hubungan klien dengan kepala
keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga.
5.
Faktor
nilai budaya dan gaya hidup (Cultural Values and Lifeways)
Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak
di dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan buruk. Hal-hal yang
perlu dikaji berhubungan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah posisi
dan jabatan, bahasa yang digunakan, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan
makan, makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang
dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari.
6.
Faktor
peraturan dan kebijakan (Polithical and Legal Factor)
Peraturan dan kebijakan yang berlaku
adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan
keperawatan transkultural. Misalnya peraturan dan kebijakan yang berkaitan
dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang menunggu.
7.
Faktor
ekonomi ( Economical Faktor )
Klien yang dirawat dapat memanfaatkan
sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera
sembuh. Sumber ekonomi yang ada pada umumnya dimanfaatkan klien antara lain
asurannsi, biaya kantor, tabungan.
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh
perawat antara lain seperti pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan.
8.
Faktor
pendidikan (Educational Factor)
Latar belakang pendidikan individu adalah pengalaman individu dalam menmpuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini.Semakin tinggi pendidikan individu, maka keyakinannya harus didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan dapat beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan meliputi tingkat pendidikan, jenis pendidikan, serta kemampuan belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Carol
Taylor, Carol Lillis. (1997). Fundamentals
of Nursing : the art and science of nursing care. Vol I 3ed , Philadelphia,
Lippincott.
Chinn
& Jacobs.(1983). Theory and Nursing a
systematic approach. St. Louis : Mosby Company.
Kozier,
Barbara et al. (2000). Fundamental of
Nursing : The nature of nursing practice in Canada. 1st Canadian Ed.
Prentice Hall Health, Toronto.
Leninger,
M. diambil pada 20 November 2013 dari http://en.wikipedia.org/wiki/Madeleine
Leininger.
Tomey,
Ann Marriner & Alligood, Martha Raile, (2010).Nursing Theorists and their work, 4th
Ed. Mosby, St. Louis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar