Sabtu, 26 September 2020

Teori Keperawatan Transcultural Nursing Leininger

Teori Keperawatan Leininger (Transkultural Nursing)

 

Sejarah Teori Culture Care

Madeleine lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan pertanian hidup dengan empat saudara laki-laki dan seorang saudara perempuanya.Tahun 1945, dia bersama saudara perempuanya menjadi kader di korps perawat dan mengambil program diploma di sekolah perawat St. Anthony, Denver. Hal yang juga mendorong dia menjadi seorang perawat di karenakan salah satu bibinya menderita penyakit jantung bawaan, dia ingin membuat suatu perbedaan dalam kehidupan manusia, khususnya di bidang perawatan.Tahun 1948 ia menyelesaikan pendidikan Diploma Keperawatanya.

 Tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan humaniora dari Benedictine College di Atchison, Kansas. Membuka pelayanan keperawatan dan program pendidikan jiwa di Creighton University di Omaha , Nebraska.

Tahun 1953, Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari University chatolik of America, di Washington DC, pindah ke Cincinnati dan memulai program pendidikan jiwa pertama di Amerika.Antara tahun 1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur program pasca sarjana di Universitas Cincinnati. Juga menerbitkan buku tentang keperawatan psikiatrik, di sebut Konsep Dasar Keperawatan Jiwa, dalam sebelas bahasa dan digunakan di seluruh dunia.

Tahun 1965, Madeleine menjadi perawat pertama mendapat gelar Ph.D dalam antropologi, di Washington University. sebagai bagian dari proses beliau mencari penyelesaian masalah tidak cukup adekuat intervensi kejiwaan tradisional menjawab kebutuhan anak-anak dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.

Tahun 1966, di tunjuk sebagai professor keperawatan dan antropologi di University of Colorado, di mana untuk pertama kalinya perawatan transkultural di perkenalakan di dunia keperawatan.Tahun 1969-1974, sebagai dekan,professor keperawatan dan dosen antropologi di University Of Washington school of Nursing.Tahun 1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah University dan membuka program pertama untuk master dan doktoral transkultural keperawatan.Tahun 1981, professor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne State University. Saat berkarya di sini Madeleine mendapat beberapa penghargaan, antara lain :

1. Penghargaan bergengsi dari Presiden dalam keunggulan dalam mengajar.

2. The Board of Governor’s Distinguished Faculty Award.

3. Gershenson’s Research Fellowship Award.

Tahun 1990, di angkat sebagai “the Women in Science Award” oleh California State University. Tahun 1991, sebagai seoarang ahli teori keperawatan beliau menerbitkan teorinya tentang perawatan keanekaragaman budaya dan universal dan menciptakan istilah “culturally congruent care’ sebagai tujuan dari teorinya. Teori ini diuraikan dalam buku keanekaragaman budaya perawatan dan universal. Mengembangkan metode Ethnonursing dan melakukan penelitian di lapangan dengan membaur hidup bersama suku Gadsup di dataran tinggi Timur di New Guinea tentang perawatn transkultural.

Sepanjang kariernya sebagai perawat terlebih ahli dalam teori keperawatan mulai mengadakan sertifikasi gelar perawatan transkultural dan telah mendirikan organisasi organisasi professional termasuk perawatan transkultural Masyarakat pada tahun 1974, asosiasi perawatan manusia internasional pada tahun1978 dan menjabat sebagai presiden secara penuh pertama dari American Association of Colleges of Nursing. Mendirikan dan menjabat editor pertama dari Journal of Transkultural Nursing pada tahun 1989-1995. Penghargaan terakhir yang di terima adalah anugerah Lifetime Achievement Award untuk kualitatif metodologi.

Dr. Madeleine Leininger adalah Guru besar yang terkenal di seluruh dunia, penulis, pengembang teori, penelitidan pembicara publik. Menjadi professor dari sekitar 70 perguruan tinggi, menulis 25 buku dan menerbitkan lebih dari 220 artikel yang sekarang bisa kita lihat sebagai arsip di Wayne State University digunakan juga sebagai bahan penelitian.Memberikan lebih dari 850 kuliah umum di seluruh dunia dan telah mengembangkan software sendiri untuk perawat. Bidang keahliannya adalah keperawatan transkultural, perawatan manusia komparatif, teori perawatan budaya, budaya di bidang keperawatan dan kesehatan, antropologi dan masa depan dunia keperawatan.

Teori ini diambil dari disiplin ilmu antropologi dan keperawatan. Ia mendefinsikan keperawatan transkultural sebagai bagian utama dari keperawatan yang berfokus pada studi perbandingan dan analisa perbedaan budaya serta bagian budaya di dunia dengan tetap menghargai nilai-nilai asuhan, pengalaman sehat sakit dan juga kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat.

Konsep Utama dan definisi teori Leininger:

1.        Care mengacu kepeada suatu fenomena abstrak dan konkrit yang berhubungan dengan pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan pemberian pengalaman maupun perilaku kepada orang lain sesuai dengan kebutuhannya dan bertujuan untuk memperbaiki kondisi maupun cara hidup manusia.

2.         ”Caring”, mengacu kepada suatu tindakan dan aktivitas yang ditujukan secara langsung dalam pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan individu lain dan kelompok didalam memenuhi kebutuhannya untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau dalam menghadapi kematian.

3.        Kebudayaan merupakan suatu pembelajaran, pembagian dan transmisis nilai, keyakinan, norma-norma, dan gaya hidup dalam suatu kelompok tertentu yang memberikan arahan kepada cara berfikir mereka, pengambilan keputusan, dan tindakkan dalam pola hidup.

4.        Perawatan kultural mengacu kepada pembelajaran subjektif dan objektif dan transmisi nilai, keyakinan, pola hidup yang membantu, mendukung, memfasilitasi atau memungkinkan ndividu lain maupun kelompok untuk mempertahankan kesjahteraan mereka, kesehatan, serta untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau untuk memampukan manusia dalam menghadapi penyakit, rintangan dan juga kematian.

5.        Cultural care diversity (perbedaan perawatan kultural) mengacu kepada variabel-variabel, perbedaan-perbedaan, pola, nilai, gaya hidup, ataupun simbol perawatan di dalam maupun diantara suatu perkumpulan yang dihubungkan terhadap pemberian bantuan, dukungan atau memampukan manusia dalam melakukan suatu perawatan.

6.        Cultural care universality (Kesatuan perawatan kultural) mengacu kepada suatu pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman ang paling dominan, pola-pola, nilai-nilai, gaya hidup atau simbol-simbol yang dimanifestasikan diantara banyak kebudayaan serta mereflesikan pemberian bantuan, dukungan, fasilitas atau memperoleh suatu cara yang memungkinkan untuk menolong orang lain (Terminlogy universality) tidak digunakan pada suatu cara yang absolut atau suatu temuan statistik yang signifikan.

7.        Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan manusia yang bertujuan untuk membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi, atau memampukan individu maupun kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka dalam suatu cara yang menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong orang-orang agar mampu menghadapi rintangan dan kematian.

8.        Pandangan dunia mengacu kepada cara pandang manusia dalam memelihara dunia atau alam semesta untuk menampilkan suatu gambaran atau nilai yang ditegakkan tentang hidup mereka atau lingkungan di sekitarnya.

9.        Dimensi struktur sosial dan budaya mengacu pada suatu pola dinamis dan gambaran hubungan struktural serta faktor-faktor organisasi dari suatu bentuk kebudayaan yang meliputi keagamaan, kebudayaan, politik, ekonomi, pendidikan, teknologi , nilai budaya dan faktor-faktor etnohistory serta bagaimana faktor-faktor ini dihubungkan dan berfungsi untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam lingkungan yang berbeda.

10.    Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.

11.     ”Etnohistory ” mengacu kepada keseluruhan fakta-fakta pada waktu yang lampau, kejadian-kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, kebudayaan serta suatu institusi yang difokuskan kepada manusia/masyarakat yang menggambarkan, menjelaskan dan menginterpretasikan cara hidup manusia dalam suatu bentuk kebudayaan tertentu dalam jangka waktu yang panjang maupun pendek.

12.    Sistem perawatan pada masyarakat tradisional mengacu kepada pembelajaran kultural dan transmisi dalam masyarakat tradisional (awam) dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan tradisonal untuk memberikan bantuan, dukungan atau memfasilitasi tindakan untuk individu lain, kelompok maupun suatu institusi dengan kebutuhan yang lebih jelas untuk memperbaiki cara hidup manusia atau kondisi kesehatan ataupun untuk menghadapi rintangan dan situasi kematian.

13.    Sistem perawatan profesional mengacu kepada pemikiran formal, pembelajaran, transmisi perawatan profesional, kesehatan, penyakit, kesejahteraan dan dihubungkan dalam pengetahuan dan keterampilan praktek yang berlaku dalam institusi profesional biasanya personil multi disiplin untuk melayani konsumen.

14.    Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok untuk menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari, keuntungan dan pola hidup

15.    Mempertahankan perawatan kultural mengacu kepada semua bantuan, dukungan, fasilitas atau pengambilan keputusan dan tindakan profesional yang memungkinkan yang dapat menolong orang lain dalam suatu kebudayaan tertentu dan mempertahankan nilai perawatan sehingga mereka dapat memperthanakan kesejahteraannya, pulih dari penyakit atau menghadapi rintangan mapun kematian.

16.    Negosiasi atau akomodasi perawatan kultural mengacu pada semua bantuan, dukungan, fasilitas, atau pembuatan keputusan dan tindakan kreatifitas profesional yang memungkinkan yang menolong masyarakat sesuai dengan adaptasi kebudayaan mereka atau untuk bernegosiasi dengan fihak lain untuk mencapai hasil kesehatan yang menguntungkan dan memuaskan melalui petugas perawatan yang professional

17.    Restrukturisasi perawatan transkultural mengacu pada seluruh bantuan, dukungan, fasilitas atau keputusan dan tindakan profesional yang dapat menolong klien untuk mengubah atau memodifikasi cara hidup mereka agar lebih baik dan memperoleh pola perawatan yang lebih menguntungkan dengan menghargai keyakinan dan nilai yang dimiliki klien sesuai dengan budayanya.

18.    Perawatan kultural yang konggruen mengacu kepada kemampuan kognitif untuk membantu, mendukung, menfasilitasi atau membuat suatu keputusan dan tindakan yang dapat memperbaiki kondisi individu, atau kelompok dengan nilai budaya, keyakinan dan cara hidup yang berbeda, yang bertujuan untuk memperoleh kesejahteraan dan kesehatan.

 

Konsep Utama Teori Transkultural

1.        Culture Care

Nilai-nilai, keyakinan, norma, pandangan hidup yang dipelajari dan diturunkan yang   dapat membantu mempertahankan kesejahteraan dan kesehatan.

2.        World View

Cara pandang individu atau kelompok dalam memandang kehidupannya sehingga menimbulkan keyakinan dan nilai.

3.        Culture and Social Structure Dimention

Pengaruh dari factor-faktor budaya tertentu (sub budaya) yang mencakup religius, kekeluargaan, politik dan legal, ekonomi, pendidikan, teknologi dan nilai budaya yang saling berhubungan dan berfungsi untuk mempengaruhi perilaku dalam konteks lingkungan yang berbeda

4.        Generic Care System

Budaya tradisional yang diwariskan untuk membantu, mendukung, memperoleh kondisi kesehatan, memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup untuk menghadapi kecacatan dan kematiannya.

5.        Culture and Social Structure Dimention

Pengaruh dari factor-faktor budaya tertentu (sub budaya) yang mencakup religius, kekeluargaan, politik dan legal, ekonomi, pendidikan, teknologi dan nilai budaya yang saling berhubungan dan berfungsi untuk mempengaruhi perilaku dalam konteks lingkungan yang berbeda

6.        Generic Care System

Budaya tradisional yang diwariskan untuk membantu, mendukung, memperoleh kondisi kesehatan, memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup untuk menghadapi kecacatan dan kematiannya.

7.        Profesional system

Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan dari proses pembelajaran di institusi pendidikan formal serta melakukan pelayanan kesehatan secara professional.

8.        Profesional system

Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan dari proses pembelajaran di institusi pendidikan formal serta melakukan pelayanan kesehatan secara professional.

9.        Culture Care Preservation

Upaya untuk mempertahankan dan memfasilitasi tindakan professional untuk mengambil keputusan dalam memelihara dan menjaga nilai-nilai pada individu atau kelompok sehingga dapat mempertahankan kesejahteraan.

10.    Culture Care Acomodation

Teknik negosiasi dalam memfasilitasi kelompok orang dengan budaya tertentu untuk beradaptasi/berunding terhadap tindakan dan pengambilan kesehatan.

11.    Cultural Care Repattering.

Menyusun kembali dalam memfasilitasi tindakan dan pengambilan keputusan professional yang dapat membawa perubahan cara hidup seseorang.

12.    Culture Congruent / Nursing Care

Suatu kesadaran untuk menyesuaikan nilai-nilai budaya / keyakinan dan cara hidup individu/ golongan atau institusi dalam upaya memberikan asukan keperawatan yang bermanfaat

 

Paradigma Transkultural Nursing

Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai
cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrewand Boyle, 1995).

1.        Manusia

Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai
dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan
melakukan pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memiliki
kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).

2.        Sehat

Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995).

3.        Lingkungan

Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang
sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling
berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.

4.        Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).

 

Asumsi  Mayor

Asumsi mayor untuk mendukung teory cultural care : diversity and universality yang dikemakan oleh Leininger :

1.        “Care” adalah esensi keperawatan serta focus yang mempersatukan perbedaan sentral dan dominant dalam suatu pelayanan.

2.        Perawatan (Caring) yang didasarkan pada kebudayaan adalah sutau aspek esensial unuk memperoleh kesejahteraan, kesehatan, pertumbuhan dan ketahanan, serta kemampuan untuk enghadapi rinangan maupun kematian.

3.        Perawatan yang berdasarkan budaya adalah bagian yang paling komprehensif dan holistic untuk mengetahui, menjelaskan, menginterprestasikan dan memprediksikan fenomena asuhan keperawatan serta memberikan panduan dalam pengambilan keputusan dan tindakan perawatan.

4.        Keperawatan traskultural adalah disiplin ilmu perawatan humanistic dan profesi yang memiliki tujuan utama untuk melayani individu, dan kelompok

5.        “Caring” yang berdasarkan kebudayaan adalah suatu aspek esensial untuk mengobati dan menyembuhkan dimana pengobatan tidak akan mungkin dilakukan tanpa perawatan, sebaliknya perawatan dapat tetap eksis tanpa pengobatan.

6.        Konsep keperawatan cultural, arti, ekspresi, pola-pola, proses dan struktur dari bentuk perawatan transkultural yang beragam dengan perbedaan dan persamaan yang ada.

7.        Setiap kebudayaan manusia memiliki pengetahuan dan praktek perawatan tradisional serta praktik professional yang bersifat budaya dan individual.

8.        Praktek perawatan keyakinan dan nilai budaya dipengaruhi oleh dan cenderung tertanam dalam pandangan dunia, bahasa, filosofi, agama, kekeluargaan, sosial, politik, pendidikan, ekonomi, teknologi, etnohistory, dan lingkungan kebudayaan.

9.        Keuntungan, kesehatan dan kepuasan terhadap budaya perawatan mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan individu, keluarga, kelompok, komunitas di dalam lingkungannya.

10.    Kebudayaan dan keperawatan yang konggruen dapat terwujud apabila pola-pola, ekspresi dan nilai-nilai perawatan digunakan secara tepat, aman dan bermakna.

11.    Perbedaan dan persamaan perawatan cultural tetap berada diantara masyarakat tradisioal dan professional pada setiap kebudayaan manusia.

12.    Konflik cultural, beban praktek kebudayaan, stress kultural merefleksikan kurangnya pengetahuan perawatan kultural untuk memberikan perawatan, rasa aman, tangung jawab yang koggruen dengan kebudayaan.

13.    Metode penelitian kualitatif ethnonursing memberikan intepretasi dan temuan yang penting mengenai pemberian asuhan keperawatan dengan kebudayaan komplek yang berbeda.

 

Proses keperawatan ‘transcultural nursing’

Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (sunrise model) seperti yang terlihat pada gambar. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

 

The Sunrise Model ( Model matahari terbit)

Matahari terbit sebagai lambang/ symbol perawatan. Suatu kekuatan untuk memulai pada puncak dari model ini dengan pandangan dunia dan keistimewaan struktur sosial untuk mempertimbangkan arah yang membuka pikiran yang mana ini dapat mempengaruhi kesehatan dan perawatan atau menjadi dasar untuk menyelidiki berfokus pada keperawatan profesional dan sistem perawatan kesehatan secara umum. Anak panah berarti mempengaruhi tetapi tidak menjadi penyebab atau garis hubungan. Garis putus-putus pada model ini mengindikasikan sistem terbuka. Model ini menggambarkan bahwa tubuh manusia tidak terpisahkan/ tidak dapat dipisahkan dari budaya mereka.

Suatu hal yang perlu diketahui  bahwa masalah dan intervensi keperawatan tidak tampak pada teori dan model ini. Tujuan yang hendak dikemukakan oleh Leininger adalah agar  seluruh terminologi tersebut dapat  diasosiasikan oleh perawatan profesional lainya. Intervensi keperawatan ini dipilih tanpa menilai cara hidup klien  atau nilai-nilai  yang akan dipersepsikan sebagai suatu gangguan, demikian juga masalah keperawatan tidak selalu sesuai dengan apa yang menjadi pandangan klien. Model ini merupakan suatu alat yang produktif untuk memberikan panduan  dalam pengkajian dan perawatan yang sejalan dengan kebudayan serta  penelitian ilmiah.

           Sunrise Model dari teori Leininger dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


Leininger Sunrise Model merupakan pengembangan dari konseptual model asuhan keperawatan transkultural. Terdapat 7 (tujuh) komponen dalam sunrise model tersebut, yaitu:

1.        Faktor Teknologi ( Technological Factors )

Teknologi kesehatan adalah sarana yang memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran untuk menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan.Berkaitan dengan pemanfatan teknologi kesehatan, maka perawat perlu mengkaji berupa persepsi individu tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini, alasan mencari kesehatan, persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan.

1.        Faktor keagamaan dan falsafah hidup ( Religous and Philosofical Factors)

Agama adalah suatu sistem simbol yang mengakibatkan pandangan dan motivasi yang realistis bagi para pemeluknya.Agama memberikan motivasi kuat sekali untuk menempatkan kebenarannya di atas segalanya bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang dianut, kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan, berikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal putus asa, mempunyai konsep diri yang utuh.

2.        Faktor sosial dan keterikatan keluarga (Kinship and Social Factors)

Faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap dan nama panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota keluarga, hubungan klien dengan kepala keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga.

5.        Faktor nilai budaya dan gaya hidup (Cultural Values and Lifeways)

Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan buruk. Hal-hal yang perlu dikaji berhubungan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah posisi dan jabatan, bahasa yang digunakan, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan, makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari.

6.        Faktor peraturan dan kebijakan (Polithical and Legal Factor)

Peraturan dan kebijakan yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan transkultural. Misalnya peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang menunggu.

7.        Faktor ekonomi ( Economical Faktor )

Klien yang dirawat dapat memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Sumber ekonomi yang ada pada umumnya dimanfaatkan klien antara lain asurannsi, biaya kantor, tabungan.

Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan.

8.        Faktor pendidikan (Educational Factor)

Latar belakang pendidikan individu adalah pengalaman individu dalam menmpuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini.Semakin tinggi pendidikan individu, maka keyakinannya harus didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan dapat beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan meliputi tingkat pendidikan, jenis pendidikan, serta kemampuan belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.


DAFTAR PUSTAKA

Carol Taylor, Carol Lillis. (1997). Fundamentals of Nursing : the art and science of nursing care. Vol I 3ed , Philadelphia, Lippincott.

Chinn & Jacobs.(1983). Theory and Nursing a systematic approach. St. Louis : Mosby Company.

Kozier, Barbara et al. (2000). Fundamental of Nursing : The nature of nursing practice in Canada. 1st Canadian Ed. Prentice Hall Health, Toronto.

Leninger, M. diambil pada 20 November 2013 dari http://en.wikipedia.org/wiki/Madeleine Leininger.

Tomey, Ann Marriner & Alligood, Martha Raile, (2010).Nursing Theorists and their work, 4th Ed. Mosby, St. Louis.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar