Jumat, 01 Oktober 2021

ALUR FINANSIAL, PEMBIYAAN USAHA DAN SIMULASI NERACA/LAPORAN KEUANGAN PRIBADI

 ALUR FINANSIAL, PEMBIYAAN USAHA DAN SIMULASI NERACA/LAPORAN KEUANGAN PRIBADI

 

I.         ALUR FINANSIAL

A.  DEFINISI

Ditinjau dari sudut pandang ilmu keuangan, membicarakan finansial berarti kamu akan membahas bagaimana mempelajari kondisi keuangan individu, bisnis, atau organisasi. Mulai dari mengelola, meningkatkan, memberdayakan sumber dana, mengalokasi dana sesuai pos, hingga membuat perhitungan risiko dan prospek di masa depan.

Finansial juga dapat dipandang dari aspek administrasi. Dalam konteks ini, finansial adalah bagaimana mengatur uang masuk dan keluar dalam suatu usaha atau lembaga. Maka, kamu akan menemukan istilah manajemen finansial, yaitu serangkaian aktivitas perusahaan, diawali dengan cara mendapatkan dana, menggunakan dana, dan mengelola keuangan perusahaan secara menyeluruh.

Suatu kondisi finansial dikatakan baik jika ada sistem manajemen yang teratur dan bisa dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak terkait. Segala aspek terkait manajemennya berjalan optimal, sehingga kebebasan finansial dapat tercapai. Kebebasan finansial berarti individu, bisnis, atau organisasi terbebas dari utang, mempunyai sumber penghasilan tetap, dan cadangan yang dapat dipakai untuk kebutuhan tidak terduga.

B.     FUNGSI FINANSIAL

Sebagai angkatan kerja dengan usia produktif, kamu perlu mengetahui apa fungsi finansial dalam kehidupan pribadi. Salah besar jika kamu berpandangan bahwa manajemen finansial hanya perlu diterapkan dalam bisnis atau perusahaan saja. Sebelum melangkah lebih jauh, pahami dulu apa fungsi finansial yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan pribadimu.

1.    Fungsi Perencanaan

Hidup terasa lebih mudah jika semua serba terencana. Meski kadang-kadang bersikap spontan itu seru, hal tersebut tidak berlaku dalam urusan keuangan. Fokus pada kebutuhan utama yang harus dipenuhi, seimbangkan antara pemasukan dan pengeluaran, dan hindari perencanaan bersifat keinginan semata. Ketiga prinsip utama tersebut perlu kamu pegang teguh, sehingga dana yang ada bisa dikelola secara optimal.

2.    Fungsi Pengendalian

Meski batasan tiap pos sudah ditetapkan, ada kalanya kita mudah tergoda untuk mengutak-atik angka yang sudah ada. Di sinilah fungsi finansial sebagai pengendalian anggaran. Jika kamu abai pada fungsi ini, bukan tidak mungkin rencana pengeluaran membengkak dan berakibat pada kondisi keuangan yang tidak sehat.

3.    Fungsi Pemeriksaan

Pengendalian anggaran perlu diikuti dengan pemeriksaan anggaran. Pengecekan secara berkala pada arus masuk keluar uang dalam keuanganmu akan membantumu menemukan kesalahan sejak awal, termasuk penggunaan dana yang tidak melebihi batas.

4.    Fungsi Pelaporan

Apakah keuangan pribadi perlu laporan keuangan? Meski jawabannya tergantung, tetapi dengan pembuatan laporan sejenis kamu bisa melihat dan mencermati bagaimana kesehatan kondisi finansialmu. Kuncinya, pengeluaran harus lebih kecil daripada pemasukan. Maka, menekan pengeluaran perlu dilakukan supaya kamu bisa mencapai kondisi finansial yang stabil.

C.  MANFAAT  FINANSIAL

1.    Membiasakan Diri Bergaya Hidup Hemat

Hidup hemat tidak sama dengan pelit. Hemat juga bukan berarti kamu hidup serba ngepas dan mengabaikan kebahagiaan diri sendiri. Hidup hemat menunjukkan bahwa kamu berkecukupan dan semua kebutuhan dasar sudah terpenuhi. Dahulukan kewajiban, atur keuangan dengan cermat, hilangkan keinginan yang bisa ditunda, dan kontrol utang sebisa mungkin. Itulah gaya hidup hemat sesungguhnya.

2.    Berlatih Disiplin dan Teratur

Manfaat finansial adalah bagaimana pengelolaan keuangan yang tepat membuat kamu lebih disiplin. Mulai dari merencanakan keuangan, mengendalikan pengeluaran, dan mengelola pengembangan dana untuk kebutuhan masa mendatang. Semua hal yang dibutuhkan dan diinginkan telah terencana secara rinci, sehingga keteraturan itu membuahkan ketenangan pikiran dalam dirimu.

3.    Menghindari Kebiasaan Berutang

Jujur saja, meningkatnya kebutuhan tak jarang menggodamu untuk berutang demi memenuhi kebutuhan tersebut. Namun, apakah berutang atau kredit selalu menjadi jalan satu-satunya? Tentu saja tidak, apalagi jika kamu sudah mampu mengelola keuangan pribadi secara tepat. Risiko munculnya utang pun bisa ditekan seminim mungkin.

4.    Mempunyai Perencanaan Masa Depan Lebih Optimal

Mengelola keuangan akan membantumu mempunyai perencanaan masa depan yang lebih optimal. Logikanya begini, kamu bisa berhemat, hidup berkecukupan dan bebas utang. Dari situ, kamu bisa merencanakan kebutuhan masa depan dan bertindak sekarang juga dengan mulai melakukan pengembangan dana. Sekarang kamu tahu bahwa finansial adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan, mulai dari pendanaan, perolehan, dan pengelolaan dana hingga bisa menghasilkan sesuatu. Jadi, jika kamu punya dana lebih, segera lakukan pengembangan dana mulai dari Rp100 ribu di platform peer to peer lending Akseleran. 

D.  ALUR FINANCIAL USAHA

1.    Hitung Biaya Setup (Setup Cost)

Setup cost adalah biaya untuk mempersiapkan mesin atau proses produksi untuk membuat suatu pesanan atau biaya-biaya yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian pada saat bahan/barang diproses. Pembuatan rencana keuangan bisnis dimulai dengan membandingkan jumlah biaya setup dengan jumlah modal investasi untuk startup. Tentukan berapa banyak uang yang dialokasikan sebagai modal bisnis, atau berapa besar Anda perlu meminjam untuk memulai bisnis. Biaya setup awal akan mencakup biaya administrasi dan pemasaran awal, biaya pendaftaran, lisensi, dan legal lainnya, biaya peralatan dan kebutuhan aset, serta modal awal (working capital).

2.    Proyeksi Laba-Rugi Bisnis

Membuat proyeksi atau jumlah ramalan penjualan dan beban operasi penting untuk dilakukan. Saya sarankan Anda membuat proyeksi untuk 12 bulan ke depan sejak pertama usaha beroperasi. Cara membuat proyeksi adalah dengan membandingkan potensi pendapatan penjualan (omzet) dengan harga pokok penjualan (cost of goods sold) plus biaya tetap operasional (fixed cost). Tetapkan perkiraan harga penjualan agar Anda dapat menghitung potensi laba alias keuntungan.

3.   Perkiraan Arus Kas (Cash Flow)

Sebuah bisnis baru sering membutuhkan uang tunai untuk membangun kapasitas yang diperlukan untuk melayani pelanggan. Memiliki perkiraan arus kas pendanaan sangatlah penting untuk menghindari kekurangan pendanaan di awal usaha. Aktivitas pendanaan dalam arus kas meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor atau kreditor. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, serta pembayaran terhadap pemegang saham seperti dividen dan pembelian saham perbendaharaan.

4.    Perkiraan Neraca Saldo

Membuat perkiraan neraca saldo setelah 12 bulan beroperasi berdasarkan perkiraan penjualan serta perkiraan biaya operasi. Perkiraan neraca saldo terdiri dari aset, saldo pinjaman, serta, dan saldo modal.

5.    Analisa Titik Impas (Breakeven Point)

Ketika menjalankan usaha tentunya akan mengeluarkan biaya produksi. Dengan analisis titik impas dapat diketahui waktu dan tingkat harga penjualan yang dilakukan, tidak membuat rugi, serta mampu menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing tanpa melupakan laba yang diinginkan. Secara umum, titik impas dibedakan berdasarkan jenis bisnis, bisnis jasa menetapkan patokan berdasarkan jumlah rata-rata jam kerja per minggu. Asumsi yang digunakan adalah biaya operasi memakan 60%-70% dari keseluruhan pendapatan.

II.      PEMBIYAAN USAHA

A.  DEFINISI

Pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah. Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain.

Menurut M. Syafi’I Antonio menjelaskan bahwa pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit. Sedangkan menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan adalah suatu modal yang deiperlukan untuk membuat suatu usaha. Pembiayaan sendiri merupakan hal yang paling vital dalam pembuatan usaha baru. Yang paling utama pembiayaan biasanya menggunakan uang modal, terkadang modal yang besar dibutuhkan untuk membuat suatu usaha baru. Namun tidak sedikit pula usaha yang mebutuhkan modal kecil tapi menghasilkan keuntungan yang besar. Modal ventura adalah salah satu contoh modal yang ada,

B.  PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN/SUMBER PEMBIYAAN

Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan bank syariah bagian marketing harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon nasabah. Di dunia perbankan syariah prinsip penilaian dikenal dengan 5 C + 1 S , yaitu :

1.    Character Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya.

2.    Capacity Yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan penerima pembiayaan untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi penerima pembiayaan di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatan.

3.    Capital Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang ditujukan oleh rasio finansial dan penekanan pada komposisi modalnya.

4.    Collateral Yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan. Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu resiko kegagalan pembayaran tercapai terjadi , maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajiban.

5.    Condition Bank syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon penerima pembiayaan.

6.    Syariah Penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan dibiayaai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah sesuai dengan fatwa DSN “Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah.”

C.  BAGAIMANA PEMBIYAAN DILAKUKAN

1.    Modal Usaha

Pembiayaan bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan memberikan modal. Salah satunya adalah modal ventura. Modal Ventura adalah suatu modal (keuangan) yang biasanya disediakan bagi usaha-usaha baru yang berpotensial tinggi, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan investasi tinggi. Modal Ventura disediakan oleh Kapitalis Ventura atau dalam bahasa asingnya, Venture Capitalist (VC). Sebagai timbal-balik dari investasi, Kapitalis Ventura akan mengambil bagian di kepemilikan perusahaan anda. Keuntungan diperoleh investor ketika perusahaan berada di bursa saham atau bila perusahaan menghasilkan keuntungan. Modal Ventura berasal dari sekelompok investor yang mengumpulkan uang bersama di dalam Dana Ventura dan menginvestasikan dana itu untuk wiraswasta-wiraswasta yang berpotensial tinggi. Modal Ventura bisa juga berasal dari pihak-pihak kaya yang memulai usaha mereka sebagai wiraswasta. Bentuk pembiayaan ini menarik banyak bisnis baru yang belum lama beroperasi dan terlalu kecil untuk mengumpulkan dana di pasar umum (seperti surat obligasi) dan tidak terkualifikasi untuk mengambil pinjaman bank. Hal-hal penting yang perlu diketahui tentang Modal Ventura. Bila anda memberikan sebagian dari kepemilikan perusahaan anda sebagai ganti dari pembiayaan usaha, anda berarti menerima partner bisnis baru. Menemukan Kapitalis Ventura yang dapat bekerja sama dengan anda sangat penting. Mereka tidak hanya memberikan anda modal, tetapi juga membagi pengalaman mereka dan koneksi di dunia bisnis. Untuk mendapatkan pembiayaan bisnis, anda harus mampu untuk mempresentasikan bisnis anda secara professional. Tepatnya, anda memerlukan rencana pemasaran yang menunjukkan bahwa anda dapat menghasilkan keuntungan tinggi. Kesalahan-kesalahan umum yang terjadi adalah di mana pengusaha tidak mengetahui tujuan bisnis dan bidang usaha mereka. Sebelum anda mengajukan permintaan modal ventura, sebaiknya anda memikirkan dan merencanakan usaha anda selama beberapa bulan. Di mana kita dapat menemukan Modal Ventura? Indonesia adalah pasar yang berkembang untuk Modal Ventura. Salah satu tempat yang bisa anda cari adalah yellow pages, di mana anda bisa menemukan daftar perusahaan-perusahaan Modal Ventura seperti contohnya di Jalan Sudirman atau sekitar Indonesia.

Beberapa perusahaan seperti:

·      Pertamina

·      Perusahaan Gas Negara (PGN)

·      Bahana Artha Ventura (BAV)

·      PT Venture Capital

·      Bina Swadaya

·      Kospin Jasa

·      Sumber lainnya adalah perusahaan yang dimiliki oleh negara, yaitu “Permodalan Nasional Madani.” Salah satu jalan untuk menemukan sumber-sumber pembiayaan adalah melalui kontak bisnis di universitas-universitas. Profesor-profesor di program-program bisnis biasanya mempunyai hubungan dengan berbagai sumber.

2.    Melalui Lembaga Modal

Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang didirikan secara khusus untuk melakukan kegiatan termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan.

·      Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company)

·      Perusahaan Modal Ventura (Ventura Capital Company)

·      Perusahaan Perdagangan Surat Berharga (Securities Company)

·      Perusahaan Anjak Piutang (Factoring Company)

·      Kegiatan Perusahaan Kartu Kredit (Credit Card Company)

·      Perusahaan Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance Company)

D.  MENGAPA PEMBIYAAN DIPERLUKAN

Tujuan Pembiayaan adalah dalam rangka pembelian persediaan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi (ready stock) yang akan digunakan untuk proses produksi atau pembelian barang untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan ekspor. Sedangkan Pembiayaan modal kerja ekspor dengan prinsip Ijarah adalah untuk penyewaan barang (misal: peralatan, mesin, bangunan) dalam rangka pemenuhan kebutuhan modal kerja Nasabah Eksportir. Usaha Nasabah Eksportir bukan termasuk jenis usaha terlarang, tidak melanggar prinsip syariah seperti minuman keras, rokok dan tidak melanggar ketentuan hukum Indonesia, seperti: narkoba, penyelundupan, dan lain-lain.

1.    Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

a.    Tujuan Pembiayaan

Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri, pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

1)   Berdasarkan Tujuan Penggunaannya, dibedakan dalam :

·      Pembiayaan Modal Kerja, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk memberikan modal usaha seperti antara lain pembelian bahan baku atau barang yang akan diperdagangkan.

·      Pembiayaan Investasi, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk modal usaha pembelian sarana alat produksi dan atau pembelian barang modal berupa aktiva tetap / investaris.

·      Pembiayaan Konsumtif, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk pembelian suatu barang yang digunakan untuk kepentingan perseorangan ( pribadi ).

2)   Berdasarkan Cara Pembayaran / Angsuran Bagi Hasil, dibedakan dalam

·      Pembiayaan Dengan Angsuran Pokok dan Bagi Hasil Periodik, yakni angsuran untuk jenis pokok dan bagi hasil dibayar / diangsur tiap periodik yang telah ditentukan misalnya bulanan.

·      embiayaan Dengan Bagi Hasil Angsuran Pokok Periodik dan Akhir, yakni untuk bagi hasil dibayar / diangsur tiap periodik sedangkan pokok dibayar sepenuhnya pada saat akhir jangka waktu angsuran.

·      Pembiayaan Dengan Angsuran Pokok dan Bagi Hasil Akhir, yakni untuk pokok dan bagi hasil dibayar pada saat akhir jangka waktu pembayaran, dengan catatan jangka waktu maksimal satu bulan.

3)   Metode Hitung Angsuran yang akan digunakan. Ada tiga metode yang ditawarkan yaitu:

·      Efektif, yakni angsuran yang dibayarkan selama periode angsuran. Tipe ini adalah angsuran pokok pembiayaan meningkat dan bagi hasil menurun dengan total sama dalam periode angsuran.

·      Flat, yakni angsuran pokok dan margin merata untuk setiap periode

·      Sliding, yakni angsuran pokok pembiyaan tetap dan bagi hasilnya menurun mengikuti sisa pembiayaan ( outstanding )

4)   Berdasarkan Jangka Waktu Pemberiannya

·      Pembiayaan dengan Jangka Waktu Pendek umumnya dibawah 1 tahun

·      Pembiayaan dengan Jangka Waktu Menengah umumnya sama dengan 1 tahun

·      Pembiayaan dengan Jangka Waktu Panjang, umumnya diatas 1 tahun sampai dengan 3 tahun.

·      Pembiayaan dengan jangka waktu diatas tiga tahun dalam kasus yang tertentu seperti untuk pembiayaan investasi perumahan, atau penyelamatan pembiayaan

5)   Berdasarkan Sektor Usaha yang dibiayai

·      Pembiayaan Sektor Perdagangan (contoh : pasar, toko kelontong, warung sembako dll.)

·      Pembiayaan Sektor Industri (contoh : home industri; konfeksi, sepatu)

·      Pembiyaan konsumtif, kepemilikan kendaraan bermotor (contoh : motor , mobil dll.)

b.    Fungsi pembiayaan

Keberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya:

1.      Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.

2.      Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional.

3.      Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan

c.    Masalah-Masalah Pembiayaan

Masalah yang dihadapi berkaitan dengan kesulitan yang bisanya dihadapi wiraswastawan diantaranya:

1.      Kinerja atau konsep perusahaan yang meragukan

2.      Kegagalan perusahaan untuk menindaklanjuti

3.      Kurangnya pengalaman dan ketajaman bisnis

4.      Preferensi dari pemodal

5.      Kurangnya hubungan dengan sumber-sumber modal.

III.   SIMULASI NERACA/LAPORAN KEUANGAN PRIBADI

A.  DEFINISI

Menurut PSAK No.1 Tahun 2015, definisi laporan keuangan adalah dokumen terstruktur yang berisi catatan posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Secara umum, orang mengenal laporan keuangan sebagai ringkasan seluruh transaksi bisnis yang pernah terjadi dalam suatu periode. Bagi pelaku usaha, keberadaan laporan keuangan ini begitu penting  guna membangun bisnis yang sehat. Selain itu, catatan keuangan juga dapat berperan sebagai alat untuk mengevaluasi bisnis, mengambil keputusan, mendatangkan investor, hingga menentukan pajak. Untuk membuat laporan keuangan, berikut sejumlah cara yang perlu Anda perhatikan.

B.   FUNGSI LAPORAN KEUANGAN

Sebelum memulai menyusun Neraca/laporan keuangan, kamu perlu tahu bahwa laporan keuangan sangat penting dalam kelangsungan sebuah bisnis. Berikut fungsi dari laporan keuangan yang detail:

1.    Memberi informasi apakah usaha menghasilkan laba atau rugi

2.    Memisahkan uang pribadi dan modal sehingga kondisi bisnis tergambar jelas

3.    Menghindari kecurangan yang boleh jadi dilakukan partner atau karyawan

4.    Membantu pengambilan keputusan terkait strategi pengembangan usaha

5.    Merepresentasikan kesehatan keuangan usaha sehingga mempermudah pengajuan modal kepada pihak luar seperti bank, koperasi, atau investor.

C.  LANGKAH AWAL MENYUSUN NERACA/LAPORAN KEUANGAN

1.    Mulailah dengan Mengumpulkan serta Mencatat Transaksi pada Jurnal

Dalam dunia akuntansi, jurnal dikenal sebagai dokumen yang berisi catatan setiap transaksi bisnis yang pernah terjadi. Transaksi bisnis sendiri banyak jenisnya, ada transaksi penjualan produk, transaksi pembelian bahan baku, transaksi penukaran barang, hingga transaksi sewa menyewa. Bila bisnis Anda pernah melakukan transaksi di atas, cobalah untuk mengumpulkan bukti transaksi seperti kuitansi atau faktur. Setelah bukti terkumpul, baru kemudian catat seluruh transaksi secara rinci pada jurnal. Nantinya, jurnal ini akan menjadi penghubung antara transaksi dengan buku besar serta siklus akuntansi lainnya. 

Transaksi apa saja yang perlu dicatat dalam laporan keuangan?

·      Arus kas atau Cash Flow

Keluar masuknya uang secara riil dalam periode tertentu harus dicatatkan dalam buku arus kas. Dari sini kamu bisa memperoleh gambaran aktivitas manajemen terkait investasi, pendanaan, dan operasi usaha.

·      Catatan stok barang (stock opname)

Arus keluar masuk barang perlu dipantau setiap hari secara berkelanjutan. Dengan memantau jumlah persediaan barang, kamu bisa memperkirakan kapasitas produksi dalam periode tertentu. Hal ini lazim disebut sebagai stock opname.

·      Pembelian dan Penjualan

Pembelian dan penjualan adalah darah daging dari sebuah bisnis. Tidak ada alasan untuk tidak mencatatnya secara detailAda pembelian yang dibayar secara non-tunai? Catatkan secara rutin sesuai waktu faktur pembelian di buku ini. Jangan lupa menyertakan salinan faktur yang telah diterbitkan kepada klien atau pelanggan. 

·      Biaya operasional

Sediakan satu buku terpisah khusus biaya operasional terkait proses produksi maupun pemasaran. Lazim disebut biaya overhead produksi, masuk dalam kelompok ini antara lain gaji karyawan, biaya listrik, dan pulsa HP atau langganan internet. 

·      Utang dan Piutang

Pembukuan utang perlu kamu siapkan supaya bisa mengetahui nominal utang yang belum dibayarkan kepada pihak lain pada periode tertentu. Berlawanan dengan buku utang, buku piutang berisi laporan pembayaran yang belum dilunasi pelanggan. Catatan tersebut akan mempermudah kamu menagih piutang sesuai waktu pembayaran. 

·      Catatan inventaris barang

kamu  bisa menyediakan buku khusus untuk mendata apa saja barang yang dipakai dalam operasional usaha, mulai dari waktu pembelian hingga perawatan. Contoh, kendaraan operasional, laptop, meja dan kursi, serta rak penyimpanan. Jadi, aset usaha pun terpantau dan terkontrol sehingga tidak ada pembelian barang yang percuma.

2.    Masukkan Jurnal ke Buku Besar

Secara teknis, Buku Besar (General Ledger) merupakan dokumen yang berisi catatan perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu akun karena adanya transaksi keuangan dalam suatu periode akuntansi. Dengan kata lain, fungsi dari Buku Besar adalah meringkas semua data transaksi yang tertulis di jurnal umum. Memasuki akhir periode, Buku Besar dibutuhkan sebagai sumber data untuk membuat laporan keuangan perusahaan. Nah, Fokus pada tahap kedua ini adalah memindahkan transaksi yang sudah didokumentasikan di jurnal ke akun-akun yang sesuai dengan rinci.

3.    Buatlah Neraca Saldo

Setelah menyusun buku besar, tahap selanjutnya adalah membuat neraca saldo. Apa itu? 

Neraca saldo disusun untuk mengetahui keseimbangan antara jumlah debit dan kredit pada akun-akun yang ada di Buku Besar. Oleh karena itu, setelah membuat Buku Besar, Anda perlu mengelompokkan daftar rekening yang ada di Buku Besar ke dalam kategori pasiva atau kategori aktiva. 

4.    Kumpulkan Data untuk Menyusun Jurnal Penyesuaian

Tak menutup kemungkinan, dalam menjalankan bisnis bisa saja ada kemungkinan transaksi belum tercatat atau transaksi terjadi di akhir pembuatan laporan keuangan. Alhasil, perhitungan yang telah dilakukan pun menjadi tidak valid karena ada transaksi yang belum diproses. Bila terjadi kasus seperti ini, silakan kumpulkan seluruh transaksi yang belum tercatat sebagai bahan untuk membuat jurnal penyesuaian.  

5.   Buatlah Neraca Lajur

Neraca lajur dibuat untuk mempermudah proses penyusunan laporan keuangan. Dalam penyelenggaraan sistem akuntansi secara manual, dokumen neraca lajur memuat kolom-kolom berisi neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo sesudah penyesuaian, neraca, perhitungan laba rugi. Di sisi lain, neraca lajur juga bisa digunakan sebagai alat untuk mengecek kesalahan yang mungkin terjadi ketika Anda melakukan penyesuaian.  

6.   Susun Laporan Keuangan

Bila ke lima proses di atas telah selesai dilakukan, barulah kemudian Anda bisa membuat laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi, hingga laporan perubahan modal.

7.    Laporan Laba Rugi

Menampilkan informasi tentang selisih pendapatan dan pengeluaran usaha pada suatu periode sehingga dapat terlihat apakah usaha menghasilkan laba atau justru merugi.

8.    Laporan Neraca

Kamu membutuhkan laporan neraca guna mengetahui posisi keuangan usaha pada suatu periode. Ada tiga unsur yang perlu muncul dalam neraca, yaitu modal, aset, dan kewajiban (utang). Sisi kiri neraca berisi aktiva atau aset, mulai dari aset berwujud hingga tidak berwujud. Sementara sisi kanan mencantumkan pasiva, yaitu sumber aset tersebut. Kedua sisi ini harus seimbang atau balance. Berikut contoh laporan neraca yang biasa digunakan. Melalui catatan keuangan, pelaku usaha bisa mengetahui bagaimana bisnisnya berkembang serta dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan. Sementara bagi investor, laporan keuangan menjadi bahan pertimbangan utama untuk mengalokasikan uangnya ke perusahaan tersebut.

9.    Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal adalah laporan yang menampilkan data perubahan baik peningkatan atau penurunan aktiva bersih dalam satu periode. Saat awal pendirian perusahaan, kamu sebagai pemilik perusahaan tentunya pasti akan menyetorkan modal dan ini akan berubah sesuai dengan kinerjanya.

Contoh, apabila pada periode berjalan perusahaan mengalami kerugian tentu modal akan berkurang. Sebaliknya, apabila perusahaan mengalami penurunan modal akan bertambah.

Dalam laporan perubahan modal, kamu dapat melihat penyebab dari adanya perubahan modal tidak hanya perubahannya saja. Beberapa data yang diperlukan untuk membuat laporan ini adalah modal awal, prive atau pengambilan dana pada periode tersebut serta total laba atau rugi bersih yang diperoleh.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar