FALSAFAH
DAN PARADIGMA KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
Keperawatan sebagai disiplin
ilmu dan praktik profesional berkembang dari dasar pemikiran yang kokoh. Dua
konsep fundamental yang menjadi fondasi keperawatan adalah falsafah keperawatan
dan paradigma keperawatan. Falsafah keperawatan menjelaskan pandangan dasar,
nilai, dan keyakinan yang menjadi pedoman perawat dalam memberikan asuhan.
Sedangkan paradigma keperawatan menjelaskan kerangka konseptual yang memandu
hubungan antar konsep inti dalam ilmu keperawatan. Pemahaman tentang falsafah
dan paradigma sangat penting untuk membangun praktik keperawatan yang
profesional, humanis, dan berbasis ilmu.
FALSAFAH KEPERAWATAN
Defenisi
Filsafat berasal dari akar
kata Yunani philo (cinta) dan sophia (kebijaksanaan), yang berarti cinta akan
kebijaksanaan. Filsafat adalah disiplin ilmu yang menyelidiki hakikat
pengetahuan, realitas, eksistensi, etika, dan nilai-nilai.
Filsafat menantang individu untuk
berpikir mendalam, mengajukan pertanyaan-pertanyaan esensial, dan memaknai
pengalaman manusia dan dunia di sekitarnya (Bender dkk., 2021; Sharifi‐Heris dkk., 2023).
Falsafah keperawatan adalah
seperangkat keyakinan, nilai, dan pandangan hidup yang menjadi landasan
berpikir dan bertindak bagi perawat dalam memberikan pelayanan. Falsafah ini
mencerminkan cara pandang perawat terhadap manusia, kesehatan, lingkungan, dan
praktik keperawatan (Alligood MR, 2022).
Menurut Watson (2008),
falsafah keperawatan menekankan nilai caring, dimana hubungan manusiawi antara
perawat dan klien menjadi inti dari praktik. Caring bukan sekadar tindakan,
melainkan sikap moral, etika, dan komitmen untuk meningkatkan martabat manusia.
Fungsi
1.
Memberikan
pandangan holistik terhadap manusia (biologis, psikologis, sosial, spiritual).
2.
Menjadi
dasar dalam memberikan asuhan yang berkualitas.
3.
Mengarahkan
pada tindakan keperawatan yang didasarkan pada alasan logis, bukan hanya metode
empiris.
Elemen Kunci Falsafah Keperawatan
1.
Humanisme
dan Holistik:
Perawat
memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh, memenuhi semua kebutuhan
(biologis, psikologis, sosial, dan spiritual) secara komprehensif.
2.
Prinsip
Keadilan:
Perawatan
yang diberikan tanpa memandang perbedaan suku, agama, status sosial, atau
ekonomi.
3.
Kemitraan
Klien:
Klien
dianggap sebagai mitra yang aktif dalam proses pelayanan perdarahan.
4.
Konteks
Sistem Kesehatan:
Pelayanan
pertolongan adalah bagian dari tim kesehatan yang lebih besar, bukan praktik
individu.
5.
Nilai-Nilai
Pribadi Perawat:
Falsafah
ini juga merupakan pernyataan nilai-nilai, etika, dan keyakinan perawat yang
memotivasi mereka dalam profesi ini.
Mengapa Falsafah Keperawatan Penting?
1.
Pedoman
Praktik:
Falsafah
menjadi kerangka dasar untuk melakukan tindakan keperawatan yang berdasarkan
prinsip-prinsip humanisme dan kebenaran.
2.
Pengembangan
Profesional:
Membantu
perawat untuk mengembangkan motivasi dan arah dalam praktik perawatan mereka.
3.
Peningkatan
Kualitas Layanan:
menandakan
bahwa pengasuhan yang diberikan bersifat komprehensif, berpusat pada klien, dan
penuh empati.
PARADIGMA KEPERAWATAN
Defenisi
Paradigma berasal dari kata
Yunani “Paradigma” yang berarti contoh, teladan dan pola atau model, yang
berasal dari kata kerja “Paradeiknumi” yang berarti memperlihatkan, menyediakan
dan dipaparkan. “Para” berarti “di samping” dan “dekat”, sedangkan “deiknumi”
berarti menunjuk dan memperlihatkan. Kata Yunani “Paradigma” telah digunakan
oleh Plato dalam teks-teks Yunani sebagai model atau pola yang digunakan oleh
Demiurge (Tuhan) untuk menciptakan alam semesta dan kosmos (Bahramnezhad, F.
dan Salsali, M. 2013).
Fungsi
Fungsi paradigma keperaawatan yaitu (McEwen
M, Wills EM., 2019):
1.
Landasan
pengembangan teori keperawatan.
2.
Acuan
dalam praktik klinis.
3.
Panduan
dalam penelitian keperawatan.
4.
Pedoman
dalam pendidikan keperawatan.
Komponen
Mengembangkan filosofi
keperawatan membutuhkan pemahaman tentang metaparadigma keperawatan. Hardy
(1978) memperkenalkan penggunaan paradigma dalam keperawatan untuk memberikan
gambaran komprehensif tentang profesi ini. Metaparadigma keperawatan merupakan
fondasi bagi pengetahuan dan filosofi keperawatan (Fawcett, 1984). Komponen
dalam Paradigma keperawatan yaitu empat konsep yang tercantum di bawah ini,
mewakili elemen inti dari semua teori keperawatan.
1.
Orang
(Person): Fokus
perawatan keperawatan
Contoh: Teori Perawatan Manusia Watson
memandang pasien secara holistik, sedangkan model Sistem Perilaku Johnson
memandang orang tersebut melalui lensa tujuh subsistem yang berbeda.
2.
Kesehatan (Health): Tergantung pada teori
yang digunakan, kesehatan dan penyakit dapat dianggap sebagai dua konstruksi
(atau konsep) yang terpisah atau kesehatan dan penyakit dipandang sebagai suatu
kontinum (berubah perlahan seiring waktu).
Contohnya: Teori Pencapaian Tujuan King
memandang kesehatan sebagai suatu keadaan fungsional sepanjang hidup seseorang
(suatu kontinum), sedangkan model Sistem Neuman memandang kesehatan dan
penyakit sebagai dua konstruksi yang terpisah.
3.
Keperawatan
(Nursing) : Suatu
proses di mana perawat memberikan asuhan. Prosesnya berubah tergantung pada
teori yang digunakan.
Contoh: Teori Perawatan Manusia Watson
memandang keperawatan sebagai pemberian perawatan dengan menggunakan 10 faktor
karatif sedangkan teori Defisit Perawatan Diri Orem dimana fokus perawatan
perawat adalah membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri mereka.
4.
Lingkungan
(Enviroment) :
lingkungan seseorang dalam konteks global (Fawcett, 2005) (Mintz-Binder, 2019)
Keempat konsep metaparadigma
berinteraksi dan saling terkait. Saat merumuskan filosofi keperawatan, individu
harus mempertimbangkan bagaimana masing-masing konsep ini saling terkait dengan
ilmu dan seni keperawatan, serta bagaimana hubungan ini berlaku pada nilai dan
sistem keyakinan pribadinya.
Pola Dasar Pengetahuan dalam Keperawatan
Menurut Carper (1978) Pola Dasar
Pengetahuan dalam Keperawatan membantu perawat dalam menciptakan filosofi
keperawatan. Empat pola pengetahuan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan pribadi
2. Empiris : ilmu keperawatan
3. Etika : moralitas
4. Estetika : seni keperawatan
Carper (1978) menyatakan
bahwa pola pengetahuan merepresentasikan kompleksitas dan keragaman dalam
praktik keperawatan. Memasukkan pola pengetahuan ke dalam filosofi seseorang
melambangkan perspektif dan signifikansi pribadi bagi praktiknya. Pola pengetahuan
ini tidak eksklusif satu sama lain, serupa dengan metaparadigma; sebaliknya,
elemen-elemen dari setiap pola bekerja sama untuk menjelaskan praktik
keperawatan secara keseluruhan.
Merefleksikan empat pola
pengetahuan menghasilkan kesadaran akan pengetahuan pribadi dan profesional,
keyakinan moral dan etika, sains (seperti penelitian dan praktik berbasis
bukti), dan imajinasi kreatif (estetika). Carper (1978) merangkum makna keperawatan
dalam kerangka empat pola pengetahuan:
“Dengan demikian,
keperawatan bergantung pada pengetahuan ilmiah tentang perilaku manusia dalam
keadaan sehat dan sakit, persepsi estetika terhadap pengalaman manusia yang
signifikan, pemahaman pribadi tentang individualitas diri yang unik, dan
kapasitas untuk membuat pilihan dalam situasi konkret yang melibatkan penilaian
moral tertentu (hlm. 22).”
HUBUNGAN FALSAFAH DENGAN PARADIGMA KEPERAWATAN
Falsafah dan paradigma memiliki hubungan yang
erat. Falsafah keperawatan memberikan landasan
nilai dan keyakinan fundamental, sedangkan paradigma keperawatan memberikan kerangka konseptual untuk mengimplementasikan nilai-nilai
tersebut dalam praktik.
Sebagai contoh, falsafah caring menurut Watson
berlandaskan nilai kemanusiaan, sedangkan paradigma keperawatan menyediakan
kerangka untuk menerapkan caring dalam konteks hubungan perawat-pasien,
interaksi dengan lingkungan, serta upaya peningkatan kesehatan (Watson J., 2008).
Dengan demikian:
- Falsafah → memberi arah dan makna bagi profesi keperawatan.
- Paradigma → memberi struktur dan kerangka kerja untuk menerapkan falsafah
keperawatan.
Hubungan ini memastikan bahwa praktik
keperawatan tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga berlandaskan nilai
kemanusiaan yang mendalam.
REFERENSI
Alligood
MR. (2022) Nursing Theorists and Their Work. 9th ed. St. Louis: Elsevier
Watson J.
(2008) Nursing: The Philosophy and Science of Caring. Revised ed. Boulder:
University Press of Colorado.
Bahramnezhad,
F. dan Salsali, M. (2013) Keperawatan pada Tahap Pra-Paradigma atau Paradigma.
Jurnal Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Kesehatan, 1, 268-276.
http://jqr.kmu.ac.ir/~ijhcr/browse.php
Carper,
B. A. (1978). Fundamental patterns of knowing in nursing. Advances in
Nursing Science, 1, 13-23. https://journals.lww.com/advancesinnursingscience/citation/1978/10000/Fundamental_Patterns_of_Knowing_in_Nursing.4.aspx
Fawcett,
J. (1984). The metaparadigm of nursing: Present status and future
refinements. Journal of Nursing Scholarship, 16(3),
84-87, http://doi.org/10.1111/j.1547-5069.1984.tb01393.x
Fawcett,
J. (2005). Contemporary nursing knowledge: Analysis and evaluation of
nursing models and theories (2nd ed.). F. A. Davis.
Hardy, M.
E. (1978). Perspectives on nursing theory. Advances in Nursing Science,
1, 37-48. https://journals.lww.com/advancesinnursingscience/citation/1978/10000/Perspectives_on_Nursing_Theory.6.aspx
Marchuk,
A. (2014). A personal nursing philosophy in practice. Journal of
Neonatal Nursing, 20, 266–273. http://doi.org/10.1016/j.jnn.2014.06.004
McEwen M,
Wills EM. (2019) Theoretical Basis for Nursing. 6th ed. Philadelphia: Wolters
Kluwer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar