Selasa, 23 September 2025

FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

 

FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

 

PENDAHULUAN

Keperawatan sebagai disiplin ilmu dan praktik profesional berkembang dari dasar pemikiran yang kokoh. Dua konsep fundamental yang menjadi fondasi keperawatan adalah falsafah keperawatan dan paradigma keperawatan. Falsafah keperawatan menjelaskan pandangan dasar, nilai, dan keyakinan yang menjadi pedoman perawat dalam memberikan asuhan. Sedangkan paradigma keperawatan menjelaskan kerangka konseptual yang memandu hubungan antar konsep inti dalam ilmu keperawatan. Pemahaman tentang falsafah dan paradigma sangat penting untuk membangun praktik keperawatan yang profesional, humanis, dan berbasis ilmu.

 

FALSAFAH KEPERAWATAN

Defenisi

Filsafat berasal dari akar kata Yunani philo (cinta) dan sophia (kebijaksanaan), yang berarti cinta akan kebijaksanaan. Filsafat adalah disiplin ilmu yang menyelidiki hakikat pengetahuan, realitas, eksistensi, etika, dan nilai-nilai.

Filsafat menantang individu untuk berpikir mendalam, mengajukan pertanyaan-pertanyaan esensial, dan memaknai pengalaman manusia dan dunia di sekitarnya (Bender dkk., 2021; SharifiHeris dkk., 2023).

Falsafah keperawatan adalah seperangkat keyakinan, nilai, dan pandangan hidup yang menjadi landasan berpikir dan bertindak bagi perawat dalam memberikan pelayanan. Falsafah ini mencerminkan cara pandang perawat terhadap manusia, kesehatan, lingkungan, dan praktik keperawatan (Alligood MR, 2022).

Menurut Watson (2008), falsafah keperawatan menekankan nilai caring, dimana hubungan manusiawi antara perawat dan klien menjadi inti dari praktik. Caring bukan sekadar tindakan, melainkan sikap moral, etika, dan komitmen untuk meningkatkan martabat manusia.

Fungsi

1.       Memberikan pandangan holistik terhadap manusia (biologis, psikologis, sosial, spiritual). 

2.       Menjadi dasar dalam memberikan asuhan yang berkualitas. 

3.       Mengarahkan pada tindakan keperawatan yang didasarkan pada alasan logis, bukan hanya metode empiris. 

Elemen Kunci Falsafah Keperawatan

1.       Humanisme dan Holistik: 

Perawat memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh, memenuhi semua kebutuhan (biologis, psikologis, sosial, dan spiritual) secara komprehensif. 

2.       Prinsip Keadilan: 

Perawatan yang diberikan tanpa memandang perbedaan suku, agama, status sosial, atau ekonomi. 

3.       Kemitraan Klien: 

Klien dianggap sebagai mitra yang aktif dalam proses pelayanan perdarahan. 

4.       Konteks Sistem Kesehatan: 

Pelayanan pertolongan adalah bagian dari tim kesehatan yang lebih besar, bukan praktik individu. 

5.       Nilai-Nilai Pribadi Perawat: 

Falsafah ini juga merupakan pernyataan nilai-nilai, etika, dan keyakinan perawat yang memotivasi mereka dalam profesi ini. 

Mengapa Falsafah Keperawatan Penting?

1.       Pedoman Praktik: 

Falsafah menjadi kerangka dasar untuk melakukan tindakan keperawatan yang berdasarkan prinsip-prinsip humanisme dan kebenaran. 

2.       Pengembangan Profesional: 

Membantu perawat untuk mengembangkan motivasi dan arah dalam praktik perawatan mereka. 

3.       Peningkatan Kualitas Layanan: 

menandakan bahwa pengasuhan yang diberikan bersifat komprehensif, berpusat pada klien, dan penuh empati. 

 

PARADIGMA KEPERAWATAN

Defenisi

Paradigma berasal dari kata Yunani “Paradigma” yang berarti contoh, teladan dan pola atau model, yang berasal dari kata kerja “Paradeiknumi” yang berarti memperlihatkan, menyediakan dan dipaparkan. “Para” berarti “di samping” dan “dekat”, sedangkan “deiknumi” berarti menunjuk dan memperlihatkan. Kata Yunani “Paradigma” telah digunakan oleh Plato dalam teks-teks Yunani sebagai model atau pola yang digunakan oleh Demiurge (Tuhan) untuk menciptakan alam semesta dan kosmos (Bahramnezhad, F. dan Salsali, M. 2013).

Fungsi

Fungsi paradigma keperaawatan yaitu (McEwen M, Wills EM., 2019):

1.       Landasan pengembangan teori keperawatan.

2.       Acuan dalam praktik klinis.

3.       Panduan dalam penelitian keperawatan.

4.       Pedoman dalam pendidikan keperawatan. 

Komponen

Mengembangkan filosofi keperawatan membutuhkan pemahaman tentang metaparadigma keperawatan. Hardy (1978) memperkenalkan penggunaan paradigma dalam keperawatan untuk memberikan gambaran komprehensif tentang profesi ini. Metaparadigma keperawatan merupakan fondasi bagi pengetahuan dan filosofi keperawatan (Fawcett, 1984). Komponen dalam Paradigma keperawatan yaitu empat konsep yang tercantum di bawah ini, mewakili elemen inti dari semua teori keperawatan.

1.       Orang (Person): Fokus perawatan keperawatan

Contoh: Teori Perawatan Manusia Watson memandang pasien secara holistik, sedangkan model Sistem Perilaku Johnson memandang orang tersebut melalui lensa tujuh subsistem yang berbeda.

2.       Kesehatan (Health): Tergantung pada teori yang digunakan, kesehatan dan penyakit dapat dianggap sebagai dua konstruksi (atau konsep) yang terpisah atau kesehatan dan penyakit dipandang sebagai suatu kontinum (berubah perlahan seiring waktu).

Contohnya: Teori Pencapaian Tujuan King memandang kesehatan sebagai suatu keadaan fungsional sepanjang hidup seseorang (suatu kontinum), sedangkan model Sistem Neuman memandang kesehatan dan penyakit sebagai dua konstruksi yang terpisah.

3.       Keperawatan (Nursing) : Suatu proses di mana perawat memberikan asuhan. Prosesnya berubah tergantung pada teori yang digunakan.

Contoh: Teori Perawatan Manusia Watson memandang keperawatan sebagai pemberian perawatan dengan menggunakan 10 faktor karatif sedangkan teori Defisit Perawatan Diri Orem dimana fokus perawatan perawat adalah membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri mereka.

4.       Lingkungan (Enviroment) : lingkungan seseorang dalam konteks global (Fawcett, 2005) (Mintz-Binder, 2019)

metaparadigma

Keempat konsep metaparadigma berinteraksi dan saling terkait. Saat merumuskan filosofi keperawatan, individu harus mempertimbangkan bagaimana masing-masing konsep ini saling terkait dengan ilmu dan seni keperawatan, serta bagaimana hubungan ini berlaku pada nilai dan sistem keyakinan pribadinya.

 

Pola Dasar Pengetahuan dalam Keperawatan

Menurut Carper (1978) Pola Dasar Pengetahuan dalam Keperawatan membantu perawat dalam menciptakan filosofi keperawatan. Empat pola pengetahuan tersebut adalah sebagai berikut:

1.       Pengetahuan pribadi

2.       Empiris : ilmu keperawatan

3.       Etika : moralitas​

4.       Estetika : seni keperawatan

Carper (1978) menyatakan bahwa pola pengetahuan merepresentasikan kompleksitas dan keragaman dalam praktik keperawatan. Memasukkan pola pengetahuan ke dalam filosofi seseorang melambangkan perspektif dan signifikansi pribadi bagi praktiknya. Pola pengetahuan ini tidak eksklusif satu sama lain, serupa dengan metaparadigma; sebaliknya, elemen-elemen dari setiap pola bekerja sama untuk menjelaskan praktik keperawatan secara keseluruhan.

Merefleksikan empat pola pengetahuan menghasilkan kesadaran akan pengetahuan pribadi dan profesional, keyakinan moral dan etika, sains (seperti penelitian dan praktik berbasis bukti), dan imajinasi kreatif (estetika). Carper (1978) merangkum makna keperawatan dalam kerangka empat pola pengetahuan:

“Dengan demikian, keperawatan bergantung pada pengetahuan ilmiah tentang perilaku manusia dalam keadaan sehat dan sakit, persepsi estetika terhadap pengalaman manusia yang signifikan, pemahaman pribadi tentang individualitas diri yang unik, dan kapasitas untuk membuat pilihan dalam situasi konkret yang melibatkan penilaian moral tertentu (hlm. 22).”

 

HUBUNGAN FALSAFAH DENGAN PARADIGMA KEPERAWATAN

Falsafah dan paradigma memiliki hubungan yang erat. Falsafah keperawatan memberikan landasan nilai dan keyakinan fundamental, sedangkan paradigma keperawatan memberikan kerangka konseptual untuk mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam praktik.

Sebagai contoh, falsafah caring menurut Watson berlandaskan nilai kemanusiaan, sedangkan paradigma keperawatan menyediakan kerangka untuk menerapkan caring dalam konteks hubungan perawat-pasien, interaksi dengan lingkungan, serta upaya peningkatan kesehatan (Watson J., 2008).

Dengan demikian:

  • Falsafah → memberi arah dan makna bagi profesi keperawatan.
  • Paradigma → memberi struktur dan kerangka kerja untuk menerapkan falsafah keperawatan.

Hubungan ini memastikan bahwa praktik keperawatan tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga berlandaskan nilai kemanusiaan yang mendalam.

 

 

REFERENSI

Alligood MR. (2022) Nursing Theorists and Their Work. 9th ed. St. Louis: Elsevier

Watson J. (2008) Nursing: The Philosophy and Science of Caring. Revised ed. Boulder: University Press of Colorado.

Bahramnezhad, F. dan Salsali, M. (2013) Keperawatan pada Tahap Pra-Paradigma atau Paradigma. Jurnal Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Kesehatan, 1, 268-276.
http://jqr.kmu.ac.ir/~ijhcr/browse.php

Carper, B. A. (1978). Fundamental patterns of knowing in nursing. Advances in Nursing Science, 1, 13-23. https://journals.lww.com/advancesinnursingscience/citation/1978/10000/Fundamental_Patterns_of_Knowing_in_Nursing.4.aspx

Fawcett, J. (1984). The metaparadigm of nursing: Present status and future refinements. Journal of Nursing Scholarship, 16(3), 84-87, http://doi.org/10.1111/j.1547-5069.1984.tb01393.x

Fawcett, J. (2005). Contemporary nursing knowledge: Analysis and evaluation of nursing models and theories (2nd ed.). F. A. Davis.

Hardy, M. E. (1978). Perspectives on nursing theory. Advances in Nursing Science, 1, 37-48. https://journals.lww.com/advancesinnursingscience/citation/1978/10000/Perspectives_on_Nursing_Theory.6.aspx

Marchuk, A. (2014). A personal nursing philosophy in practice. Journal of Neonatal Nursing20, 266–273. http://doi.org/10.1016/j.jnn.2014.06.004

McEwen M, Wills EM. (2019) Theoretical Basis for Nursing. 6th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar