PERSPEKTIF
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Pendahuluan
Keperawatan medikal bedah merupakan
salah satu cabang ilmu keperawatan yang fokus pada pemberian asuhan keperawatan
terhadap individu dewasa yang mengalami berbagai kondisi medis maupun bedah.
Peran perawat dalam bidang ini sangat krusial karena menyangkut pemenuhan
kebutuhan dasar pasien, pencegahan komplikasi, serta memfasilitasi proses
pemulihan kesehatan.
Dalam konteks perkembangan ilmu
kesehatan yang semakin kompleks, perspektif keperawatan medikal bedah tidak
hanya mencakup tindakan teknis, tetapi juga holistik, berorientasi pada pasien,
berbasis bukti (evidence-based practice), dan menjunjung tinggi etika
keperawatan. Perspektif ini juga dipengaruhi oleh paradigma keperawatan yang
menempatkan manusia sebagai pusat pelayanan kesehatan dengan berbagai dimensi
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Definisi Keperawatan Medikal Bedah
Keperawatan
medikal bedah adalah cabang keperawatan profesional yang memfokuskan perawatan
pada pasien dewasa dengan gangguan kesehatan yang memerlukan intervensi medis
maupun pembedahan. Perawat medikal bedah dituntut memiliki kemampuan klinis,
keterampilan teknis, serta kemampuan manajerial dalam menghadapi kondisi pasien
yang kompleks [1].
Ruang Lingkup Keperawatan Medikal Bedah
Ruang
lingkup keperawatan medikal bedah sangat luas [2], meliputi:
1. Asuhan pada pasien dengan
penyakit kronis (misalnya hipertensi, diabetes mellitus).
2. Penanganan pasien akut di
instalasi gawat darurat maupun ruang intensif.
3. Perawatan perioperatif
(pra-bedah, intra-bedah, dan pasca-bedah).
4. Edukasi pasien dan keluarga
mengenai pencegahan penyakit dan perawatan di rumah.
Paradigma dalam Keperawatan Medikal Bedah
Paradigma
keperawatan menempatkan manusia sebagai makhluk holistik. Dalam keperawatan
medikal bedah, paradigma ini tercermin melalui:
1. Manusia: pasien dipandang
sebagai individu unik dengan kebutuhan berbeda.
2. Kesehatan: kondisi dinamis
yang dipengaruhi faktor biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
3. Lingkungan: faktor eksternal
yang memengaruhi status kesehatan.
4. Keperawatan: intervensi
profesional untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
Evidence-Based Practice dalam Keperawatan Medikal Bedah
Dalam
dua dekade terakhir, praktik keperawatan medikal bedah semakin diarahkan pada
penggunaan evidence-based practice (EBP). Hal ini bertujuan agar intervensi
yang diberikan perawat memiliki dasar ilmiah yang kuat, efektif, dan efisien.
EBP juga meningkatkan kepercayaan pasien terhadap layanan keperawatan [4].
Perspektif Keperawatan Medikal Bedah
1. Perspektif Holistik
Keperawatan medikal bedah tidak hanya
terfokus pada masalah medis, tetapi juga memperhatikan kondisi psikologis,
sosial, dan spiritual pasien. Sebagai contoh, pasien pasca-operasi tidak hanya
membutuhkan perawatan luka, tetapi juga dukungan emosional agar mampu
beradaptasi dengan perubahan kondisi tubuh.
2. Perspektif Profesionalisme
Profesionalisme dalam keperawatan
medikal bedah mencakup kemampuan klinis, etika, komunikasi terapeutik, dan
keterampilan kolaborasi antarprofesi. Perawat dituntut menjadi bagian dari tim kesehatan
yang mampu bekerja sama dengan dokter, ahli gizi, fisioterapis, dan tenaga
kesehatan lainnya.
3. Perspektif Etis dan Legal
Setiap tindakan keperawatan harus
berlandaskan etika profesi, seperti menghargai hak pasien, menjaga kerahasiaan,
serta memberikan pelayanan yang adil. Selain itu, perawat juga harus memahami
aspek hukum yang terkait dengan praktik keperawatan, seperti informed consent
dan patient safety.
4. Perspektif Perkembangan Ilmu
dan Teknologi
Kemajuan teknologi kedokteran, seperti
minimally invasive surgery atau penggunaan electronic health records, turut
memengaruhi keperawatan medikal bedah. Perawat harus mampu beradaptasi dengan
teknologi baru untuk meningkatkan efektivitas asuhan keperawatan.
5. Perspektif Edukatif dan
Preventif
Selain fokus pada kuratif, perawat
medikal bedah juga berperan dalam edukasi dan pencegahan. Edukasi pasien
mengenai pengelolaan penyakit kronis seperti hipertensi atau diabetes, serta
upaya pencegahan komplikasi pascaoperasi merupakan bagian penting dari
perspektif ini.
Peran Perawat Medikal Bedah
Perawat medikal bedah memiliki peran yang sangat
strategis dalam memberikan pelayanan kesehatan [5] [6]. Beberapa peran utama yang menonjol,
antara lain:
1.
Pemberi Asuhan (Care Provider)
Perawat
bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan komprehensif, mulai dari
pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, hingga
evaluasi. Asuhan ini mencakup aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual
pasien.
2.
Edukator
Perawat berperan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai
penyakit, prosedur medis atau bedah, perawatan mandiri, serta upaya pencegahan
komplikasi. Edukasi ini penting agar pasien mampu berpartisipasi aktif dalam
proses penyembuhan.
3.
Advokat Pasien (Patient Advocate)
Perawat
menjadi suara bagi pasien, terutama dalam memastikan hak-hak pasien dihormati,
memberikan informasi yang jelas mengenai prosedur medis, serta membantu
pengambilan keputusan kesehatan yang tepat.
4.
Kolaborator
Dalam tim kesehatan, perawat berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi,
fisioterapis, farmasis, dan tenaga kesehatan lain untuk mencapai tujuan
kesehatan pasien. Kolaborasi ini meningkatkan efektivitas pelayanan yang
diberikan.
5.
Peneliti (Researcher)
Perawat
medikal bedah turut berperan dalam penelitian keperawatan guna mengembangkan
praktik berbasis bukti (evidence-based practice). Melalui penelitian,
perawat dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan menemukan inovasi baru dalam
perawatan pasien.
6.
Manajer Kasus (Case Manager)
Perawat
membantu mengoordinasikan perawatan pasien dari awal masuk hingga pulang,
termasuk memastikan kesinambungan asuhan di rumah melalui discharge planning.
Kesimpulan
Keperawatan
medikal bedah adalah cabang ilmu keperawatan yang memiliki cakupan luas dan
berperan vital dalam sistem pelayanan kesehatan. Perspektif keperawatan medikal
bedah menekankan pada pendekatan holistik, profesionalisme, etika, penggunaan
bukti ilmiah, serta adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Dengan perspektif
ini, diharapkan pelayanan keperawatan dapat memberikan kontribusi optimal dalam
meningkatkan kualitas hidup pasien dewasa yang menghadapi masalah medis maupun
bedah.
Referensi :
1. Smeltzer SC, Bare BG, Hinkle
JL, Cheever KH. Brunner & Suddarth's Textbook of Medical Surgical Nursing.
14th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2018.
2. Ignatavicius DD, Workman ML,
Rebar CR. Medical-Surgical Nursing: Concepts for Interprofessional
Collaborative Care. 10th ed. St. Louis: Elsevier; 2020.
3. Potter PA, Perry AG, Stockert
PA, Hall A. Fundamentals of Nursing. 10th ed. St. Louis: Elsevier; 2021.
4. Melnyk BM, Fineout-Overholt
E. Evidence-Based Practice in Nursing & Healthcare: A Guide to Best
Practice. 4th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2019.
5. Kozier B, Erb G, Berman A,
Snyder SJ. Fundamentals
of Nursing: Concepts, Process and Practice. 10th ed. Pearson
Education; 2017.
6. White L, Duncan G, Baumle W. Medical-Surgical
Nursing: An Integrated Approach. 3rd ed. Delmar Cengage Learning;
2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar