Teori Kristen Swanson of Caring
Asal teori
Swanson dapat ditemukan dalam wawancaranya yang dilakukannya pada wanita yang
mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan intensif,
dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui system untuk menerima
berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
Melalui
wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara
keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang
diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting
yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen
bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah,
melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di
tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan
dan perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien
ini adalah bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses becoming
tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak
hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam
membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).
Teori caring
Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses
karakteristik pelayanan. Teori caring Swanson menjelaskan tentang proses caring
yang terdri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam
hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain
sama seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan
jalan seseorang dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan
seseorang dalam menjalani hidupnya.
Swanson (1991)
menjelaskan middle range theory of
caring. Caring didefinisikan sebagai ´a
nurturing way of relating to a valued other toward whom one feels a personal
sense of commitment and responsibility`. Kata kunci dari definisi tersebut
adalah memberikan asuhan keperawatan yang bernilai kepada klien dengan penuh
rasa komitment dan tanggung jawab.
Struktur Caring Swanson
Asumsi dasar
dari teori ini ditemukan dalam gagasan caring yang dijelaskan Swanson.
Menurut Swanson, caring adalah proses multifaset yang terus ada dalam
dinamika hubungan pasien-perawat. Ada yang melihat proses ini sebagai hubungan
yang linear, namun juga harus dianggap sebagai hubungan siklik, dan proses yang
terjadi harus selalu diperbarui karena peran perawat untuk membantu klien
mencapai kesehatan dan kesejahteraan.
Secara umum,
proses yang terjadi sebagai berikut, pertama perawat membantu klien
mempertahankan keyakinannya, yang berarti bahwa perawat mendorong pasien dan
membantu untuk memperkuat harapan mereka mengatasi kesulitan saat ini. Hal ini
sangat penting terutama dalam kasus di mana pasien menghadapi penyakit yang
mengancam nyawa seperti kanker, atau peristiwa yang sangat traumatis seperti
keguguran (Swanson & Wojnar, 2004).
Sebagai
pelengkap dan langkah berikutnya dalam proses untuk mempertahankan keyakinan,
adalah "knowing". Dalam proses “knowing”, perawat berusaha untuk
memahami apa arti situasi yang terjadi saat ini bagi pasien, hal ini muncul
dalam bentuk latihan sebagai seorang perawat, yang menciptakan seseorang dengan
rasa tertentu bagaimana kondisi fisik dan psikologis dapat mempengaruhi
seseorang secara keseluruhan. Dengan mengetahui apa yang dialami pasien,
perawat kemudian dapat melanjutkan proses "do for", ada untuk
memberikan tindakan terapi dan intervensi bagi pasien. Proses “do for”, diikuti
dengan proses "enabling" yang memungkinkan pasien untuk mencapai
kesehatan dan kesejahteraannya.
Dimensi Caring Menurut Kristen Swanson
Menurut Swanson ada lima dimensi yang mendasari konsep Caring
1.
Maintaining Belief
Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui
setiap peristiwa hidup dan masa-masa transisi dalam hidupnya serta menghadapi
masa depan dengan penuh keyakinan, meyakini kemampuan orang lain, menumbuhkan
sikap optimis, membantu menemukan arti atau mengambil hikmah dari setiap
peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain dalam situasi apa pun. Tujuannya
adalah untuk memungkinkan orang lain terbantu dalam batas-batas kehidupannya
sehingga mampu menemukan makna dan mempertahankan sikap yang penuh harapan.
Memelihara dan mempertahankan keyakinan nilai hidup seseorang adalah dasar dari
caring dalam praktek keperawatan.
Subdimensi:
a.
Believing in
Perawat menanggapi apa yang klien rasakan dan percaya
bahwa perasaan – perasaan tersebut bisa terjadi dan wajar terjadi pada siapapun yang
sedang dalam masa transisi.
b.
Offering a hope-filled
attitude
Menunjukkan perilaku bahwa perawat sepenuhnya
peduli/care terhadap masalah yang dialami dengan sikap tubuh, kontak mata dan
intonasi bicara perawat.
c.
Maintaining realistic optimism
Menjaga dan menunjukan optimisme perawat dan harapan terhadap apa yang
menimpa klien secara realistis dan berusaha mempengaruhi agar klien mempunyai
optimisme dan harapan yang sama.
d.
Helping to find meaning
Membantu klien menemukan makna akan masalah yang
terjadi sehingga klien perlahan - lahan menerima bahwa setiap orang dapat mengalami apa yang
dialami klien.
e.
Going the distance (menjaga jarak)
Semakin jauh menjalin/menyelami hubungan dengan tetap
menjaga hubungan sebagai perawat-klien yang tujuan akhir dalam tahap ini adalah
kepercayaan klien sepenuhnya terhadap perawat dan responsibility serta caring
secara total oleh perawat kepada klien.
2.
Knowing
Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa yang
memiliki makna dalam kehidupan klien. Mempertahankan kepercayaan adalah dasar
dari caring keperawatan, knowing adalah memahami pengalaman hidup
klien dengan mengesampingkan asumsi perawat mengetahui kebutuhan klien,
menggali/menyelami informasi klien secara detail, sensitive terhadap petunjuk
verbal dan non verbal, fokus kepada satu tujuan keperawatan, serta melibatkan
orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dan menyamakan persepsi
antara perawat dan klien. Knowing adalah
penghubung dari keyakinan keperawatan terhadap realita kehidupan. Subdimensi:
a.
Avoiding assumptions
Menghindari asumsi-asumsi
b.
Assessing thoroughly
Melakukan pengkajian menyeluruh meliputi bio psiko sosial spitual dan kultural
c.
Seeking clues
Perawat menggali informasi - informasi secara mendalam
d.
Centering on the one cared for
Perawat berfokus pada klien dalam melakukan asuhan keperawatan
e.
Engaging the self of both
Melibatkan diri sebagai perawat secara utuh dan bekerja sama dengan klien
dalam melakukan asuhan keperawatan yang efektif
3.
Being With
Being with maksudnya tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga
komunikasi, berbagi perasaan tanpa beban dan
secara emosional bersama – sama klien dengan maksud menawarkan kepada
klien dukungan, kenyamanan, pemantauan dan mengurangi intensitas perasaan yang
tidak diinginkan. Subdimensi:
a.
Non-burdening
Perawat bekerjasama dengan klien tanpa memaksa kehendak kepada klien dalam
melakukan tindakan keperawatan
b.
Convering availability
Menunjukan kesediaan perawat dalam membantu klien dan memfasilitasi klien
untuk mencapai tahap kesejahteraan / well being.
c.
Enduring with
Bersama-sama berkomitmen dengan klien berusaha dalam meningkatkan kesehatan
klien
d.
Sharing feelings
Berbagi pengalaman bersama klien yang berkaitan dengan usaha peningkatan
kesehatan klien.
Dengan “Being with” perawat dapat menunjukkan dengan
cara kontak mata, bahasa tubuh, nada suara, mendengarkan serta memiliki sikap
positif dan bersemangat yang dilakukan perawat, akan membentuk sesuatu suasana
keterbukaan dan saling mengerti.
4.
Doing For
Doing for berarti bersama – sama melakukan sesuatu tindakan
yang bisa dilakukan, mengantisipasi kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan,
menjaga privasi dan martabat klien. Subdimensi:
a.
Comforting (
memberikan kenyamanan)
Dalam melakukan tindakan keperawatan dilakukan dengan memberikan kenyamanan
pada klien dan menjaga privasi klien.
b.
Performing
competently ( menunjukkan ketrampilan)
Tidak hanya berkomunikasi dan memberikan kenyaman dalam tindakannya,
perawat juga menunjukkan kompetensi atau skill sebagai perawat professional
c.
Preserving
dignity (menjaga martabat klien)
Menjaga martabat klien sebagai individu atau memanusiakan manusia.
d.
Anticipating (
mengatisipasi )
Perawat dalam melakukan tindakan
selalu meminta persetujuan klien dan keluarga
e.
Protecting
(melindungi)
Melindungi hak-hak pasien dalam memberikan asuhan keperawatan dan tindakan medis
5.
Enablings
Enabling adalah memampukan atau memberdayakan klien,
memfasilitasi klien untuk melewati masa
transisi dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa dalam hidupnya
yang belum pernah dialami dengan memberi informasi, menjelaskan, mendukung
dengan focus masalah yang relevan, berfikir melalui masalah dan menghasilkan
alternative pemecahan masalah sehingga meningkatkan penyembuhan klien atau
klien mampu melakukan tindakan yang tidak biasa dia lakukan dengan cara
memberikan dukungan, memvalidasi perasaan dan memberikan umpan balik / feedback. Subdimensi:
a.
Validating
(memvalidasi)
Memvalidasi semua tindakan yang telah dilakukan
b.
Informing(
memberikan informasi)
Memberikan informasi yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan klien
dalam rangka memberdayakan klien dan keluarga klien.
c.
Supporting
(mendukung)
Memberikan dukungan kepada klien dalam mencapai kesejahteraan / well being
sesuai kapasitas sebagai perawat
d.
Feedback
(memberikan umpan balik)
Memberikan umpan balik terhadap apa yang dilakukan oleh klien dalam
usahanya mencapai kesembuhan / well being
e.
Helping patients to focus generate alternatives (membantu pasien untuk focus
dan membuat alternative)
Menolong pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam
program peningkatan kesehatannya baik tindakan keperawatan maupun tindakan medis. (Potter & Perry,
2009)
Asumsi Teori Caring Terhadap Konsep Sentral Disiplin Ilmu Keperawatan
1.
Manusia
Asumsi Swanson tentang caring sesuai dengan apa yang
dinyatakan oleh Watson (1985) bahwa manusia merupakan makhluk yang unik dan
utuh yang memiliki pemikiran, perasaan dan tingkah laku. Pengalaman hidup dari
setiap orang dipengaruhi oleh warisan genetik, anugerah spiritual, dan kebebasan memilihnya.
2.
Kesehatan
Perawat tidak hanya berfokus bagaimana klien sembuh
dari penyakitnya tetapi perawat membantu klien untuk dapat mencapai,
memelihara, atau mendapatkan kembali tingkat kesehatan atau kesejahteraan
hidupnya yang optimal. Pada saat perawat berfokus pada kesehatan sebagai suatu
kesejahteraan hidup, perawatan yang diberikan haruslah meliputi manusia sebagai
manusia yang utuh yaitu menjadi seseorang, bertumbuh, merefleksikan diri dan
selalu berusaha untuk dapat berhubungan dengan sesamanya (Swanson, 1993).
Untuk dapat mengalami kesejahteraan adalah dengan
hidup sebagai subjektif, memiliki arti, berpengalaman sebagai manusia
seutuhnya. Utuh melibatkan adanya pengertian integrasi dan menjadi seseorang
berarti semua aspek menjadi seseorang bebas untuk diekspresikan. Aspek yang di
maksud adalah : spiritualitas, pemikiran, perasaan, inteligen, kreativitas,
hubungan, feminine, maskulin dan seksualitas (Swanson, 1993).
3.
Lingkungan
Lingkungan didefiniskan sebagai sesuatu yang
situasional. Di dalam keperawatan
sendiri, lingkungan adalah suatu konteks yang mempengaruhi atau yang
terpengaruh oleh klien. Pengaruh itu sendiri ada beberapa termasuk budaya,
politik, ekonomi, sosial, biofisik, psikologi dan spiritual. Pada saat kita mencari tahu tentang pengaruh lingkungan
terhadap seseorang, ada baiknya untuk mempertimbangkan tuntutan, kendala dan
sumber – sumber yang membawa kepada situasi tersebut dan lingkungan di
sekitarnya (Klausner, 1971).
4.
Perawat
Swanson (1991,1993) mendefinisikan keperawatan atau
pemberian pelayanan keperawatan untuk mencapai kesejahteraan individu. Swanson
meyatakan bahwa ilmu keperawatan dibentuk dari ilmu pengetahuan keperawatan
ilmu pengetahuan lain seperti etika, kepribadian, estetika yang dijadikan
nilai-nilai dan harapan individu dan social secara manusiawi dan berdasarkan
pengalaman.
Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan
Pandangan
Swanson (1993) tentang keperawatan adalah siapa yang kita layani, bagaimana
kita memberikan pelayanan dan kenapa kita terus untuk melayani merupakan keharusan bagi perawat untuk dapat
mengintegrasikan ilmu pengetahuan, diri sendiri, fokus pada kemanusian dan caring. Yang kemudian disempurnakan
dengan adanya transaksi antara keperawatan, setiap perawat dan klien bahwa
perawat adalah profesi yang memiliki komitmen caring, pemeliharan akan martabat manusia dan meningkatkan
kesehatan.
Swanson (1991)
mempelajari tentang klien dan profesi pemberi layanan dalam usahanya untuk
membuat teori tentang caring dalam
praktik keperawatan yang bermanfaat dalam memberikan petunjuk bagaimana
membangun strategi caring yang
berguna dan efektif. Teori caring Swanson
ini juga menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses
karakteristik pelayanan yang berisi lima kategori atau proses.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan
perasaan cinta atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk praktik
keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis,
dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien.
Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama
dalam praktik keperawatan (Nanda Sartika, 2010).
Tindakan caring
bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil
meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga
menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan,
perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun
kekurangan klien sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat.
Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari perilaku Caring yang
dimiliki perawat. Teori Caring Swanson menyajikan permulaan yang baik
untuk memahami kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori Caring Swanson
(1991) menjelaskan tentang proses Caring yang terdiri dari bagaimana
perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara
emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan
terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam
menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam
menjalani hidup. (Potter & Perry, 2009 : 112)
DAFTAR PUSTAKA
Jansson
Caroline, Adolfsson Annsofie, 2011, Application of “Swanson’s Middle Range
Caring Theory” in Sweden after Miscarriage, International Journal of Clinical
Medicine, di akses dari www.scirp.org/journal/paperdownload.aspx pada tanggal 2 oktober 2013
Tomey,
A.M & Alligood, M.R. (2010). Nursing Theorists and Their Work. Six Edition.
St.Louis, Mosby.
Swanson Kristen M, 1991, Emperocal Development of a
Middle Range Theory of Caring, Nursing Research, di akses dari www.ncnurses.org/dot Asset/113036.pdf pada tanggal 2 oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar